WARNING : LONG CHAPTER, HEART ATTACK, & BORING.
***
2007
Taeyeon menghindar. Bukan karena takut pada ancaman Chaerin, tapi memang urusan dengan Jiyong sudah selesai.
Sebisa mungkin gadis itu berusaha bersembunyi dari Jiyong.
Apalagi setelah Taeyeon mengembalikan buku Jiyong secara tidak langsung, ㅡmelalui teman kelas Jiyong. Pria itu langsung mencari presensi Taeyeon.
Saat Taeyeon sedang berjalan menuju kelasnya, mendadak ia segera menyembunyikan tubuhnya di balik tembok.
Ia tidak sengaja menemukan Jiyong yang tengah berbincang dengan salah satu teman Taeyeon.
Mungkin, Jiyong sedang menanyakan keberadaan Taeyeon.
Alhasil, Taeyeon menunggu sampai pria itu pergi sebelum ia masuk ke kelasnya.
Agaknya, ucapan Taeyeon kemarin tidak mempan. Pria itu tetap tidak memedulikan kalimat Taeyeon.
"Kau terluka, dan sekarang aku pun terluka. Aku pikir, kita impas. Jadi, jangan menemuiku lagi untuk menanyakan tentang rasa bersalah padaku."
Sedikit kejam memang, tapi memang begitulah kenyataannya. Jiyong terluka karena Taeyeon dan Taeyeon pun sempat terluka akannya.
Meskipun luka pada Taeyeon tidak sebanding dengan luka Jiyong.
Bagi seorang wanita luka sekecil apapun tetaplah luka. Apalagi kalimat Chaerin yang amat menohok hatinya. Itu masih membekas di benaknya.
Taeyeon bukan wanita seburuk yang mereka pikir.
Taeyeon enggan mengurusi hal yang menurutnya membuang-buang tenaga dan waktu.
Dia terlalu sibuk mengurusi tugas sekolah dan pekerjaan paruh waktunya untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Keesokan harinya, Taeyeon sedikit kewalahan dengan usaha Jiyong yang pantang menyerah mendekati Taeyeon.
"Aku ingin bicara sesuatu padamu."
Tentu saja Taeyeon berusaha menghindar dari cengkeraman Jiyong.
Tapi, pria itu kelewat keras mencengkeram Taeyeon hingga membuat gadis itu meringis kesakitan.
"Sunbae, kita sudah selesai. Jadi, aku mohon. Menjauhlah."
"Kau menghindariku karena Chaerin, kan? Tidak. Kita belum selesai. Aku malah baru akan memulainya. Aku ingin kau datang sebagai pasanganku ke acara prom night lusa."
Ini gila. Jiyong memang pantas disebut gila. Ia tidak memikirkan apa yang akan terjadi pada Taeyeon kedepannya. Ia memang benar-benar keras kepala. Taeyeon mengumpat dalam hati.
Acara itu adalah acara yang hanya dihadiri oleh siswa-siswa semester akhir sebagai bentuk apresiasi telah menyelesaikan study-nya.
"Mereka yang datang bersama kekasihnya dari kelas dua juga banyak kok."
Iya 'kan kekasih. Taeyeon bukan kekasih Jiyong apalagi teman dekat Jiyong. Tentunya Taeyeon merasa risih tatkala mereka menatap sinis mengenai kedekatan Taeyeon dan Jiyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
the daughter | gtae.
Fanfiction(Cerita sudah tamat) Dari lubuk hati yang paling dalam, pria tersebut masih menginginkan kehadirannya.