11

1.6K 272 13
                                    

"Kenapa kau terus diam seperti ini di saat banyak hal yang ingin kupertanyakan? Katakan yang sebenarnya. Apa pun jawabanmu aku akan menerimanya." Ujar Jiyong sambil kembali meraih wajah Taeyeon. Nada bicaranya kini berubah drastis menjadi pelan. Tatapannya juga tak luput untuk memperlihatkan kesenduannya.

Jemari Jiyong mengusap pelan di pipi Taeyeon. Taeyeon mengerti arti usapan ini. Jiyong benar-benar merindukan gadis ini.

"Kau salah besar. Ayah Yeonji yang sebenarnya ada di sini," Taeyeon menjeda kalimatnya. Dengan susah payah dia menelan ludahnya dalam-dalam sambil menunduk,  "dia datang bersamaku. Memang benar Yeonji belum mengetahui siapa ayahnya karena mereka sudah sangat lama berpisah. Aku masih sangat ingat dengan jelas, saat itu Yeonji masih kecil. Beberapa hari yang lalu Ayah Yeonji baru saja tiba dari luar negeri. Sebentar lagi. Sebentar lagi Yeonji akan segera mengetahuinya."

Taeyeon menarik tubuhnya dari kuasa Jiyong. Jiyong yang sedang mencerna kalimat Taeyeon itu mulai melemaskan cengkeramannya.

"Sebentar lagi pertunjukan akan dimulai. Kita harus lekas ke sana." 

"Tunggu, Taeyeon-ah!"

Oh, sepertinya Jiyong tidak akan percaya begitu saja. Jiyong benar-benar tidak akan pernah menerima jika jawaban Taeyeon tidak sesuai dengan keinginannya.

"Tatap mataku dan katakan jika Yeonji bukan anakku." Ujar Jiyong sambil menilik tajam ke dalam netra Taeyeon.

"Memangnya atas dasar apa kau mengklaim Yeonji adalah anakmu, huh?!"

"Kau lupa bahwa kita pernah melakukan hal itu, Tae?"

Taeyeon memiringkan salah satu sudut bibirnya, "Kau benar, kita memang pernah melakukan itu. Tapi, kau harus tahu, banyak pasangan di luar sana yang melakukan hubungan intim untuk yang kesekian kalinya, tapi belum tentu itu akan menjadi sebuah janin di dalam rahim. Dan aku mohon padamu, jangan pernah lagi mengklaim bahwa Yeonji adalah anakmu. Aku tidak ingin adalah yang salah paham mengenai hal ini. Kali ini aku benar-benar memohon padamu. Aku harap kau mau mengerti."

Taeyeon meninggalkan Jiyong. Pria itu nyaris memekik nama Taeyeon kalau saja kerongkongannya tidak tercekat.

Taeyeon mencoba melangkah meskipun kakinya terasa amat berat. Ia sedang mencoba menguatkan diri dari dalam. Kim Taeyeon adalah wanita kuat. Buktinya ia mampu bertahan sampai sejauh ini. Begitulah batinnya berseru mencoba untuk menguatkan diri.

Setiba di ruang pentas, Taeyeon nyaris lupa untuk mengusap pipinya yang basah. Cepat-cepat dia mengusap air mata itu kemudian melirik lima orang gadis kecil yang sedang melakukan perkenalan. Senyum Taeyeon terukir saat melihat Yeonji termasuk di dalam lima gadis itu.

Perlahan, iringan musik itu mulai bersuara, membawa tubuh mereka bergerak dari mulai yang lembut hingga terlihat yang enerjik. Akhir pertunjukan mereka, semua orang bertepuk meriah sebagai isyarat bahwa mereka menikmatinya.

Ini adalah akhir dari pertunjukan. Semua orang beranjak dari kursi kemudian menjemput anak-anak mereka.

"Eomma..... samchuuuunnn." Itu adalah suara Yeonji yang setengah berlari menghampiri TAeyeon dan Heechul.

Senyum Taeyeon merekah, "Yeonji-ya!" Heechul membalas sembari berjongkok dan melebarkan tangannya hendak memeluk Yeonji.

"Samchun. Bagaimana penampilan kelompok kami tadi?" Tanya Yeonji setelah melepaskan pelukannya.

the daughter | gtae.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang