21

1.5K 200 38
                                    



"Maafkan aku, Taeyeon. Aku memang bukan Kakak yang baik untukmu. Setelah ini, aku pantas mendapat caci maki darimu." Ujar Heechul penuh penyesalan saat ia berhasil membawa Taeyeon dari ingar bingar keadaan ruang sidang. Begitu persidangan selesai, Heechul lekas membawa Taeyeon dari ruang yang menyesakkan bagi keduanya itu.

"Tidak, Oppa. Kau melakukan semuanya dengan baik." Taeyeon tersenyum, meskipun kemenangan tidak berpihak pada mereka, ia tetap berusaha tegar. Ia hanya tidak ingin membuat orang yang berada di pihaknya merasa khawatir. Maka dari itu, ia berusaha sekuat tenaga menyembunyikan rasa sedihnya.

"Tapi, tetap saja. Meskipun kau berkata begitu, aku merasa sangat buruk, Taeng."

"Kalau kau merasa bersalah, tlaktir saja aku. Kau tahu, akhir-akhir ini nafsu makanku berkurang."

Heechul menghela napas sejenak, "Baik. Hubungi saja aku kalau kau siap untuk itu."

Taeyeon mengangguk samar sebagai jawaban. Di detik berikutnya, Taeyeon ingin segera mengakhiri pembicaraan dan segera istirahat. Namun, saat ia ingin meloloskan kalimat perpisahaan pada Heechul, mendadak sosok tubuh seorang pria berdiri diantara mereka.

"Aku ingin bicara denganmu, Taeng."

Taeyeon sedikit mendongak ke arah pemilik tatapan mata tajam itu. Keningnya sedikit mengerut, lalu lekas menyahut dengan santai, "Bicara di sini saja."
Sang lawan bicara pun melirik eksistensi Heechul yang sedang berdiri di sana.

Jiyong berkacak pinggang. Sepertinya, ia tidak setuju dengan usul Taeyeon. Ia membutuhkan privasi untuk menyampaikan beberapa hal pada perempuan itu.

"Aku ingin bicara 'berdua' denganmu, Taeyeon." Ucapan yang penuh penekanan itu memang ditujukan untuk Taeyeon, namun saat berkata, Jiyong justru menatap Heechul.

Sengaja atau tidak, Heechul sadar sikap kekanakan Jiyong. Bahwa ia sedang di usir olehnya.

"Kalau begitu, aku akan menunggumu di parkiran, Taeng." ucap Heechul pada Taeyeon kemudian beralih melotot ke arah Jiyong sambil berkata,  "kalau pria ini berani menyakitimu lagi, telepon aku, huh!" Hardik Heechul sembari mengelus pundak Taeyeon sebelum benar-benar meninggalkan mereka berdua.

Semenjak kepergian Heechul, Jiyong malah terdiam. Ia bingung akan meloloskan pertanyaan yang mana dulu mengingat begitu banyak pertanyaan yang menyerang otaknya.

Taeyeon menunggu Jiyong tak sabar, "Kalau tidak jadi bicara, aku akan pergi selarang."

Taeyeon hendak melangkah meninggalkan Jiyong di sana, namun kala perempuan itu baru merotasikan tubuhnya, secara tiba-tiba tubuh Taeyeon Jiyong raih ke dalam pelukannya. Sudah jelas Taeyeon terperanjat akan hal ini. Matanya terbeliak. Dan di detik berikutnya, Taeyeon mencoba mendorong tubuh yang sedang menguasainya.

"Jiyong, lepas! Kau tidak boleh seperti ini."

Jiyong tak mengindahkan Taeyeon yang terus meronta. Dia malah mengeratkan dekapannya dikala Taeyeon semakin kuat mendorong tubuh pemuda itu.

Taeyeon semakin mendesis memohon untuk dilepas.  Sementara Jiyong mengutuk dirinya dalam hati, ini akibatnya ketika tubuh rawan bergerak daripada lidah. Tapi, siapa peduli akan hal tersebut. Jiyong ingin mendekap wanita ini. Mengalirkan sisa-sisa kerinduan yang menggebu.

"Ji, kumohon lepas. Orang lain pasti akan berpikir yang tidak-tidak tentang hal ini." Desis Taeyeon dikala punggungnya dikuasai oleh Jiyong.

the daughter | gtae.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang