This chaptere is a triggere warning. It caused delulu
***
Tiga tahun kemudian.
Seoul, 2010.Seperti rutinitas yang biasa Taeyeon lakukan, selain mengerjakan tugas kuliahnya yaitu bekerja paruh waktu. Mungkin hasil dari kerja paruh waktu tidak seberapa, tapi setidaknya, melalui kerja kerasnya ia mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan hidup mandiri.
Tahun ini adalah tahun ke dua Taeyeon menekuni kehidupan sebagai mahasiswa.
Hidup merantau sebatang kara di Seoul ternyata tidak gampang. Ia harus membiayai kebutuhan sehari-hari, kebutuhan kuliah, dan kebutuhan lainnya.
Akan tetapi, Taeyeon tidak pernah mengeluh sedikitpun. Dia berusaha menjadi sosok yang ceria meskipun di dalam hatinya kadang tersiksa akibat merindukan pria itu terlalu dalam.
Hampir tiga minggu ini Taeyeon sengaja tidak menghubungi Jiyong. Gadis itu tidak mau mengganggu Jiyong yang masih sibuk menyiapkan kelulusannya.
Selama tiga tahun ini Taeyeon sudah terbiasa dengan hubungan jarak jauh. Taeyeon berpikir, bahwa hubungan seperti ini ternyata tidak buruk juga. Ia menikmatinya. Ya, meskipun kadang menyiksa batinnya yang disebabkan oleh pertengkaran kecil.
Beberapa hari yang lalu Jiyong berkata, bahwa hari ini adalah kepulangannya ke Korea.
Fokus Taeyeon pada pekerjaannya teralihkan tatkala ia berkali-kali memastikan layar ponselnya.
Gadis itu mendengus kesal. Tak ada pemberitahuan pada layar ponsel tersebut. Ini berarti Jiyong tidak menghubunginya.
Taeyeon kembali fokus. Ia menerima uang dari pelanggan yang baru saja membayar pesanan. Ya, sia bekerja sebagai kasir di salah satu kafe dekat kampus.
"Terima kasih." Ucapnya pada pelanggan yang baru saja membayar pesanan.
"Hot americano, satu." Pinta salah satu pelanggan yang mengenakan topi dan pakaian tebal serba hitam.
Taeyeon tidak bisa melihat pria itu karena dia terus menunduk.
Aneh. Gumamnya.
"Tiga ribu won. Mohon tunggu sebentar, pesanan anda akan segera tiba." Ucap Taeyeon pada pria aneh itu.
Selang beberapa menit, Taeyeon mengambil pesanan dan memberikannya pada pria aneh itu.
"Silakan."
Setelahnya, pria tersebut mengambil pesanannya kemudian memilih tempat duduk di sudut ruangan.
Pria itu tampak menyeringai kecil setelah menyeruput hot americano nya. Taeyeon dapat melihatnya. Ia memperhatikannya dari jauh.
Setelah sekiranya jam kerjanya habis, Taeyeon berpamitan undur diri pada seluruh pegawai di tempat ia bekerja. Ia melirik jam tangannya yang menunjukan pukul sepuluh malam waktu setempat lantas bergegas keluar dari kafe bernuansa minimalis itu.
Taeyeon kembali merasa aneh dan penuh antisipasi tatkala pantulan bayangan milik seseorang yang kian bergerak mendekatinya. Ingin sekali ia melirik ke belakang, namun ia segera mengurungkan niatnya dan malah memompa kangkah kakinya bergerak lebih cepat
KAMU SEDANG MEMBACA
the daughter | gtae.
Fanfiction(Cerita sudah tamat) Dari lubuk hati yang paling dalam, pria tersebut masih menginginkan kehadirannya.