14

1.7K 285 14
                                    




Ada beberapa hal yang harus Taeyeon pikir ulang kembali ketika hendak memutuskan untuk menghindar bahkan menjauh dari pria di depannya setelah mendengar penjelasan dari Dami siang tadi, lebih tepatnya setelah meninggalkan prosesi pemakaman Jihye.

Sejauh hati Taeyeon meyakini, Jiyong memang tidak jauh berbeda dari spesies pria berengsek yang ada di muka bumi ini, tapi segala prasangka buruk mengenai pria ini segera ditepis oleh Dami yang menceritakan beban Jiyong selama beberapa tahun silam.

Jiyong tidak bermaksud meninggalkan Taeyeon bahkan menikah dengan gadis lain selain Taeyeon. Jiyong adalah tipikal orang yang tidak bisa memendam rasa bahagianya. Dia tidak akan berhenti mengadu pada kakaknya hal sekecil apapun yang membuatnya senang. Berita kecil seperti anjing peliharaan tetangganya yang tiba-tiba melahirkan lantaran dihamili oleh Gaho—anjing peliharaan Jiyong, Jiyong menceritakannya pada Dami secara detail.

Sampai pada suatu ketika topik pengaduan Jiyong terhadap kakaknya mendadak berubah menjadi sedikit dewasa ketika Jiyong menaruh hati pada wanita yang ia sukai, yaitu Taeyeon. Sampai perjalanan kisah cinta mereka yang berakhir dengan wanita lain yang harus Jiyong nikahi, Dami tahu itu.

Dami tidak mendengar cerita dari Jiyong lagi setelah ia dipaksa menikahi Kiko yang sudah mengandung beberapa minggu, meskipun hal kecil apapun itu, Dami tidak mendengarnya lagi. Dami menyimpulkan, bahwa pernikahan bisnis yang Jiyong alami membuatnya tidak bisa merasakan kebahagian sekecil apapun itu lantaran terus memikirkan keadaan Taeyeon yang sempat menghilang sampai tidak bisa ia hubungi.

Kebahagiaan Jiyong hanya ada pada diri Taeyeon. Pernikahan Jiyong dan Kiko memang tidak sejalan layaknya pasangan lain. Jiyong terpaksa harus menutupi rumor kehamilan Kiko yang saat itu notabennya adalah model ternama di Jepang. Sebagai imbalannya, perusahaan Ayah Kiko akan mendongkrak finansial perusahaan milik keluarga Jiyong yang nyaris disita oleh beberapa bank.

Taeyeon kembali menimang-nimang, itu memang hal yang harus Jiyong lakukan sebagai anak yang berbakti kepada orang tuanya. Jiyong telah mengambil keputusan yang tepat. Jika dilihat dari beberapa sisi, Taeyeon tidak berhak menghakimi kalau Jiyong adalah pria berengsek lantaran meninggalkannya. Malah setelah mendengar cerita ini dari Dami, Taeyeon menyesal telah membenci Jiyong sebanyak ini.

"Kalau kau masih merasa pusing, akan aku buatkan ginseng hangat untukmu." Taeyeon beranjak dari sofa lantas melewati Jiyong yang tengah menyenderkan kepalanya di dinding sofa nyaman milik Taeyeon. Jiyong baru tiba beberapa menit yang lalu dan Taeyeon langsung menyuruhnya masuk.

"Tidak perlu," Tukas Jiyong hingga membuat langkah Taeyeon terhenti lantaran Jiyong mencekal tangan Taeyeon, "aku sudah meminum hingga tandas obat yang kubeli diapotik tadi."

Taeyeon menurut. Ia kembali duduk seperti semula.

"Omong-omong, dimana Yeonji?"

"Dia sudah tidur sejak sejam yang lalu."

"Secepat itu dia tidur? Ini bahkan belum jam 7." Ujarnya setelah melirik jam yang tersemat di pergelangan tangannya.

"Keadaannya sedang tidak bersahabat. Dia sedikit tidak enak badan."

"Benarkah? Boleh aku melihatnya?"

Taeyeon menyipitkan matanya. Mencoba menerawang alasan Jiyong yang ingin melihat Yeonji. Oh, Taeyeon tahu. Jiyong pasti merindukan Jihye. Bukankah begitu?

Jiyong yang merasa dicurigai itu cepat menebak, "Tidak boleh, ya?"

"Siapa bilang begitu? Kemarilah."

Mereka secara serentak beranjak dari sofa kemudian menuju ke kamar Yeonji. Setibanya di sana, Taeyeon dan Jiyong mendapati Yeonji yang tengah tidur pulas.

the daughter | gtae.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang