Jeonju High school, Jeonju, Gyeonggi-do
2007
Hari senin adalah hari yang paling dihindari oleh kebanyakan siswa. Sisa-sisa suasana akhir pekan masih kentara. Begitu pula dengan Taeyeon. Ia berjalan malas menuju ke kelasnya. Sesekali ia memegang keningnya yang agak pening, mengecek suara dan hidungnya yang agak tersumbat. Mengingat cuaca di sana sedang tidak bersahabat. Dia pikir, dia akan demam jika tidak segera ia obati.
"Hei! Gadis miskin!"
Langkah malas yang akan menaiki anak tangga terhenti tiba-tiba. Suara pria itu berhasil mengalihkan pandangan Taeyeon.
Taeyeon sendiri heran. Kenapa dia menoleh?
Taeyeon menunjukkan dirinya sendiri untuk memastikan.
"Ya, kau! Kemari!" Ujar salah satu diantara ke tiga pria itu sarkastis.
Begitu Taeyeon tiba di hadapan mereka, "berikan aku selembar kertas dan pulpen!" Pintanya memaksa.
Taeyeon yang dipaksa oleh singa sekolah itu akhirnya menurut dengan bingung. Untuk apa?
"Cepat!" Bentaknya keras. Seumur hidup, baru kali ini Taeyeon mendapat perlakuan buruk dari seorang pria.
Taeyeon segera mengeluarkan kertas dan pulpen dari tas yang ia gendong.
"Dengar dan tulis kata-kataku, 'tolong, jangan pergi ke tempat dimana aku tidak bisa melihatmu. Datanglah ke depan gudang sekolah agar aku bisa menemuimu. Ijinkan aku untuk bisa melihatmu dengan sepuas hatiku'."
Taeyeon masih melongo kebingungan. Apa maksud kalimat itu?
"Cepat tulis!" Pria yang bernama Seunghyun itu mendelikan matanya menatap kertas dan pulpen yang masih di tangan Taeyeon. Diantara ke tiga pria itu, Taeyeon hanya mengenal Seunghyun. Dia adalah murid terbandel di sekolah.
"Eh, malah melamun! Cepat tulis!" Salah satu pria itu mendorong pundak Taeyeon. Menyuruhnya lekas menulis.
Taeyeon kembali menurut manakala pria-pria itu mulai bersikap kasar padanya. Sesekali Taeyeon melirik sekelilingnya. Sudah sepi. Tak seorangpun yang berlalu melewati mereka.
Taeyeon menulis sesuai perintah mereka. Entah apa yang mereka rencanakan. Yang penting mereka tidak menyakiti Taeyeon sekarang.
"Tidak usah khawatir. Kau bukan targetku. Jadi bersikap santai saja." Ujar Seunghyun sembari mencubit dagu Taeyeon genit. Dia mencoba menggoda Taeyeon. Sontak Taeyeon terperanjat dan segera menepis tangan Seunghyun.
Seunghyun tersenyum meremehkan.
"Tulis juga namamu di bawah." lanjutnya.
Taeyeon kembali tercengang. Kenapa harus menulis namanya segala?
"Ta-tapi, untuk apa?"
Kesabaran Seunghyun habis. Gadis di depannya banyak tanya dan sontak membuat darah Seunghyun mendidih. Ia menggebrak dinding kemudian menggertak.
"Sudah tulis saja sesuai perintahku!"
Taeyeon takut menghadapi pria yang memiliki temperamen buruk seperti ini. Sikapnya labil dan menakutkan.
"Kim Taeyeon?" Ucapnya setelah melirik nama yang Taeyeon tulis.
Oh, jadi mereka tidak tahu nama Taeyeon sebelumnya? Kalau tahu begitu, seharusnya Taeyeon menulis nama samaran tadi. Siapa tahu mereka akan menyalahgunakan kertas ini dan namanya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
the daughter | gtae.
Fanfiction(Cerita sudah tamat) Dari lubuk hati yang paling dalam, pria tersebut masih menginginkan kehadirannya.