"Ya! Tidak seharusnya kau terkejut hanya karena mendengar aku memiliki putri sampai-sampai bertindak konyol seperti ini! Lihatlah. Karena kekonyolanmu kau hampir membuat Yeonji menjadi seorang yang kesepian tanpa orang tua satu-satunya yang ia miliki. Bagaimana ini? Hikss..hikss." Taeyeon menahan degup jantungnya yang tak beraturan.
Heechul terlonjak kaget. "Tanpa orang tua satu-satunya? Bisa kau jelaskan itu, Kim Taeyeon?!"
Oh, sh*t! Aku kelepasan!
"Eh.. itu... Memangnya apa yang kau pikirkan?" Taeyeon merotasikan bola mata. Ia mencari alasan. "Kalau kau tidak berniat mengantarku, aku bisa turun di sini. Terima kasih."
Taeyeon menunduk menyembunyikan raut wajahnya lalu meraih gagang pintu di samping. Belum sempat kakinya menginjak aspal jalan, Heechul mencengkeram tangan Taeyeon
"Maaf perihal tadi. Aku tidak bermaksud membuatmu terluka sadikit pun. Kalau begitu kita lanjutkan perjalanan kita dan segera temukan Yeonji bersama."
Taeyeon kembali menutup pintu mobil lalu membenarkan posisi duduk setelah dia berhasil menahan Taeyeon.
Taeyeon nurut. Ia pun terdiam.
"Kemana kita akan mencari Yeonji?"
"Pertama, aku perlu memeriksanya di rumah dulu."
"Baik. Aku mengerti."
Setibanya di rumah, Heechul langsung memarkirkan dan mematikan mesin mobilnya. Di waktu yang bersamaan, Taeyeon segera keluar dari mobil dan bergegas memasuki rumahnya.
Taeyeon membuka pintu rumah. Tidak dikunci. Sepertinya firasatnya benar. Yeonji sudah pulang. Ada rasa kelegaan yang terpatri di sana.
Saat Taeyeon benar-benar membuka pintu dan berjalan masuk, terlihat sosok anak kecil berdiri sembari memeluk sebuah boneka. Taeyeon memejamkan matanya lega. Lalu mengembuskan napas lega juga.
"Ibu."
Taeyeon masih bergeming di tempat. Di detik berikutnya, Taeyeon menyeka air matanya yang baru saja keluar.
"Ibu, kenapa kau menangis?"
Taeyeon terdiam sesaat seraya memandanginya dari jauh. Rasanya ingin sekali ia meraih tubuh mungil gadis itu ke dalam dekapannya. Tapi, entah. kenapa kakinya lemas sekali.
"Yeonji... Bukankah ibu pernah bilang, kau baru bisa pulang setelah ibu atau bibi Tiffany menjemputmu, huh? Kenapa kau meninggalkan Bibi Fany di sekolah? Padahal dia sudah terlalu baik mau menjemputmu. Apa kau melupakan janji kita, hem?!" Suara Taeyeon penuh dengan penekanan.
Taeyeon agak memekik. Sementara Yeonji hanya menunduk dan semakin menunduk. Sepertinya Taeyeon benar-benar sedang meluapkan rasa khawatirnya.Sesaat Yeonji mendongak. "Paman Jiyong yang mengantarku. Dia bukan orang asing. Dia adalah ayah Jihye. Dia sangat baik membelikan boneka ini untuk Yeonji. Dia juga bilang dia adalah teman ibu." Ujarnya polos tanpa merasa bersalah.
"Yeonji, apa ibu pernah mengajarkanmu untuk membantah? Kau tahu? kau membuat ibu marah padamu!"
Yeonji kembali tertunduk dalam. Tangannya bergerak mengusap matanya. Tunggu, Yeonji menangis? Apakah karena ucapanku? Karena aku membentaknya terlalu keras? Oh, tidak. Aku tidak bermaksud melukai perasaannya hingga membuatnya menangis. Aku hanya mengkhawatirkannya. Sungguh!
Yeonji berlari meninggalkan Taeyeon menuju kamarnya. Taeyeon hendak menahan. Ia hendak memekik nama Yeonji, tapi sebuah tangan mencekal bahu Taeyeon. Taeyeon menoleh. Dia adalah Heechul.
KAMU SEDANG MEMBACA
the daughter | gtae.
Fanfiction(Cerita sudah tamat) Dari lubuk hati yang paling dalam, pria tersebut masih menginginkan kehadirannya.