Jeonju Hospital, Gyeonggi-do2007
Udara sejuk yang kian menusuk kulit tipis dan lembut milik Taeyeon menyadarkan untuk membuka matanya perlahan-lahan. Meskipun Ia berhasil membuka ke dua belah matanya, semuanya masih terlihat begitu samar-samar.
Dengan penglihatan yang agak samar, Taeyeon mencoba menstabilkan kesadaranannya.
"Kau baik-baik saja?!" Taeyeon dapat mendengar suara yang penuh dengan kecemasan itu.
Taeyeon menoleh.
Dan, ternyata itu adalah Jiyong yang sedang duduk di kursi seberang ranjang rumah sakit.
Taeyeon membangunkan tubuhnya sembari memegang keningnya yang masih terasa pening bukan main.
Beberapa saat Taeyeon kembali menoleh ke arah Jiyong. Taeyeon tertegun begitu luka lebam yang memenuhi sudut bibir Jiyong.
Apakah itu gara-gara Taeyeon?
"Apa kau baik-baik saja?" Taeyeon masih fokus mengamati sudut bibir Jiyong.
Jiyong yang merasa bagian lukanya sedang diamati Taeyeon pun sadar, "oh ini?" Jiyong memegangi lukanya, "aku baik-baik saja. Aw!"
Jiyong meringis ketika Taeyeon mencubit pipinya secara tiba-tiba. Hati Taeyeon ikut meringis perih manakala Jiyong kesakitan.
"Kau tidak baik-baik." Taeyeon menerka.
"Lalu kau sendiri? Apa kau baik-baik saja dengan keadaan yang mengenaskan seperti tadi?" Jiyong kembali mengulang pertanyaan yang belum sempat Taeyeon jawab.
Taeyeon memutar bola matanya. Mengenaskan? Mengenaskan seperti apa yang Jiyong maksud?
"Kau pingsan tadi. Astaga, apa yang akan terjadi selanjutnya kalau aku tidak menolongmu tadi? Mungkin saja kau akan tertidur di sana sampai esok."
Taeyeon ingat sekarang. Dia pingsan setelah menyaksikan perkelahian Jiyong dan Seunghyun. Perasaan bersalahnya kembali menghampirinya.
"Maaf." Taeyeon menyesal saat mengingat luka di sudut bibir Jiyong itu karenanya. Andai saja ia datang lebih awal dari Seunghyun. Jiyong pasti tidak terluka seperti ini.
Jiyong mengerutkan dahi, "untuk?"
"Merepotkan mu." Dusta Taeyeon. Sebenarnya, Taeyeon lebih menyesal karena telah membuat Jiyong terluka dibanding dengan merepotkan Jiyong yang menolongnya.
"Ah, itu bukan apa-apa."
Taeyeon diam sejenak kemudian berucap,"maaf. Aku hanya bisa menonton saat Seunghyun menghajarmu." Sesal Taeyeon kembali sembari tertunduk.
"Jadi, kau melihat kami berkelahi?"
Taeyeon masih menunduk sembari mengangguk samar. Dia masih takut mengakui perbuatannya bahwasannya Taeyeon lah yang membantu Seunghyun.
Jiyong menghela napas berat, "sudah, tidak perlu takut dan menyesal. Aku tidak akan memangsamu. Di sini, bukan aku satu-satunya yang menjadi korban. Kau juga korban perbuatan Seunghyun."
KAMU SEDANG MEMBACA
the daughter | gtae.
Fanfiction(Cerita sudah tamat) Dari lubuk hati yang paling dalam, pria tersebut masih menginginkan kehadirannya.