28 | The Last Train

294 18 0
                                    

Setahun yang lalu, perusahaanku mengadakan party malam tahun baru di kota. Saat partynya selesai, aku pergi ke stesen kereta api terakhir untuk pulang pada malam itu. Aku duduk di kerusiku dan menatap keluar jendela untuk melihat lampu-lampu kota yang berkedip.

Setelah beberapa saat, aku melihat satu-satu nya penumpang lain yang ada di gerbong adalah seorang pemuda yang mengenakan jas hujan berwarna hitam. Dia duduk selang beberapa baris didepan ku dan kepala nya menunduk ke bawah tampak telah tertidur.

Aku juga cukup mengantuk dan kelopak mataku mulai terasa sangat berat, tidak begitu lama sampai aku tertidur juga.

Beberapa minit kemudian, aku tersentak dan kemudian terbangun oleh suara kereta. Saat aku membuka mata, sesuatu tampak berbeza. Aku tidak begitu yakin, tapi tampak nya seolah-olah orang yang ada didepan ku itu satu kerusi lebih dekat padaku.

Aku berfikir mungkin aku hanya membayangkan hal yang bukan-bukan dan aku berkata pada diriku untuk tidak terlalu paranoid. Tidak lama setelah itu, aku tertidur kembali.

Setelah beberapa detik kemudian, aku merasakan ada hal yang begitu aneh dan perasaan tidak enak di perutku. Maka aku membuka mataku, kali ini, pemuda itu tampaknya telah pindah lebih dekat dengan ku. Namun, aku tidak begitu yakin. Hal itu benar-benar menggangguku.

Aku memutuskan untuk mencari tahu apa yang dia lakukan dan melihat apakah pemikiran ku itu benar. Rancanganku adalah untuk pura-pura tertidur lagi, tapi sebelah mataku terbuka sedikit, hanya untuk mengetahui apa yang dia sedang lakukan.

Dia hanya duduk disana dan tidak bergerak sedikit pun. Aku dapat merasakan bahawa dia sedang menatapku, tetapi tidak bergerak seinci pun.

Aku hendak bernafas lega, tetapi aku mendengar dia menggumam sesuatu, aku dapat mendengar apa yang dikatakan berulang-ulang kali.

"Jangan tertipu. Dia hanya sedang berpura-pura...... Jangan tertipu. Dia hanya sedang berpura-pura....."

Hal itu membuatku begitu ketakutan. Jantungku mulai berdebar. Meskipun aku takut. Aku tetap berpura-pura menundukkan kepala, pura-pura tertidur dan sangat berharap kereta api akan segera sampai ke stesen.

Ketika kereta api berhenti dan pintu keluar pun terbuka, aku menunggu waktu yang tepat, saat pintu hampir tertutup aku bergegas melompat keluar.

Aku mendengar pintu kereta api telah tertutup dibelakang ku, dan kemudian aku membalikkan badanku.

Saat kereta api pergi menjauh dari stesen, aku melihat pemuda itu berdiri, wajah nya berada dekat dengan jendela, tampak nya dia begitu kesal dan marah, dan sedang memegang pisau di tangan.

Semenjak itu, aku tidak pernah mengambil kereta api terakhir untuk pulang apalagi bersendirian.

CreepypastaWhere stories live. Discover now