53 | Chocolate

234 18 0
                                    

Aku memiliki seorang anak. Aku sangat menyayanginya. Aku akan melakukan apapun untuk melindunginya.

Jungkook anak yang cerdik dan periang. Dia tak pernah mengecewakanku. Dia sangat suka dengan coklat. Ya.. semua anak pasti suka dengan coklat, dan yang paling penting adalah Jungkook sangat suka mendengar cerita dongeng ku sebelum ia tidur.
Malam itu, Jungkook mahu mendengar cerita dongeng tentang coklat. Dongeng apa yang boleh aku sampaikan padanya? Adakah ini sudah tiba waktunya?

Akhirnya, aku memutuskan untuk menceritakan dongeng tentang seorang lelaki yang memberi coklat pada kanak-kanak. Aku rasa dia sangat tertarik untuk mendengarnya.

"Ibu, Adakah lelaki itu akan datang dalam mimpi Kook dan bagi Kook coklat?"

"Iya sayang, tidurlah. Esok pagi saat kamu terbangun kamu pasti akan menemukan coklat di bawah bantal Kook"

Jungkook tersenyum ceria dan mulai menutup mata. Aku tarik selimutnya dimalam yang cukup dingin itu dan mencium dahinya.

"Mimpi indah ya sayang"

Esok pagi dengan sangat ceria Jungkook menemuiku di dapur dengan membawa sekantung coklat.

"Ibu.. Ibu tengoklah lelaki itu betul-betul memberi Kook coklat"

Aku memangkunya dan tersenyum melihat kegembiraannya.

"Ibu... adakah lelaki itu pari-pari gigi?"

"Bukan Jungkook, lelaki itu lebih baik dari pari-pari gigi"

"Kook nak jumpa dia dalam mimpi dan minta coklat lebih banyak lagi. Kook janji akan lebih rajin gosok gigi"

Malam mulai kembali tiba, tak biasanya Jungkook tidur cepat, ia tidak mahu mendengar cerita dariku lagi. Ia terlalu bersemangat untuk menemui lelaki yang memberikan coklat dalam mimpinya. 

Saat tengah malam aku sangat gelisah, aku terbangun dan memutuskan untuk melihat keadaan Jungkook. Saat aku duduk ditepi tempat tidurnya, pandanganku teralih ke arah jendela. Di seberang jalan, aku melihat seorang lelaki membawa kantung besar dan menatap ke arah jendela Jungkook. Ku lihat senyumnya dibawah remang jalanan. Apakah sudah waktunya? Ku lihat lelaki itu semakin dekat. Aku berasa cemas, aku tahu hari ini akan tiba.

"Mana coklatku, Ibu?" Lelaki itu tiba-tiba sudah berada dihadapanku. Aku hanya tertunduk ngeri dan membeku. Saat ia melaluiku,  ku lihat sebilah pisau berkilat berada ditangan kanannya, dan kantung besar berada ditangan yang kirinya.

"Oh.. Jungkook " aku dengar desahannya menghampiri telinga Jungkook dan senyuman kejamnya saat ia menghunuskan pisaunya tepat ke jantung Jungkook.

Cahaya matahari membangunkanku, kudapati diriku tidur dilantai bilik Jungkook. Entah kenapa aku dapat tidur dengan lena malam tadi.

Adakah itu hanya mimpi? Seorang lelaki mengambil Jungkook dariku? Namun, aku memang tidak menjumpai Jungkook di atas tempat tidurnya. Lalu, ku dengar ada ketukan dipintu. Aku berlari dengan cemas dan linangan air mata. Kemudian, aku membuka pintu rumahku namun tidak ada sesiapa di sana, yang aku jumpa hanyalah kotak kaca kecil yang dibungkus kain merah dengan sepucuk surat di atasnya dan diikat dengan kemas menggunakan reben biru.

"Ibu, terima kasih sebab memberikanku yang terbaik. Aku tidak akan pernah kehabisan bahan untuk membuat coklat. Kau tahu Ibu, Jungkook ialah bahan coklat yang paling enak yang pernah aku rasa. Aku menyisakan kedua bola matanya untukmu kerana aku tahu kamu mencintainya sama seperti kau mencintaiku. Aku akan mengunjungimu lagi nanti setelah bahan coklat selanjutnya sudah 'masak', aku menyayangimu, Ibu".

Aku hanya tersenyum setelah membaca surat dan melihat kedua-dua bola mata Jungkook di dalam sebuah kotak yang telah dibungkus dengan rapi.

"Rasanya aku akan mengambil anak angkat perempuan nanti"

Aku terseyum menyeringai sambil menitiskan air mata. Aku merasa sangat jijik.

Bukankah aku sudah berkata bahawa aku sangat menyayangi anakku?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 03, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CreepypastaWhere stories live. Discover now