30 | Wet Pants

315 21 12
                                    

Beberapa tahun yang lalu, aku adalah seorang pembimbing perkemahan. Setiap Halloween, kami para pembimbing perkemahan, akan membawa sekelompok kanak-kanak menuju ke danau Arrowhead.

Setelah khemah kami selesai dipasang, kami menyalakan unggun api di tepi danau dan membentuk lingkaran untuk bercerita cerita hantu. Semua kanak-kanak yang mengikuti perkemahan saat itu berusia sekitar 12-14 tahun.

Cerita pun dimulai dan aku tidak pernah membayangkan bahawa cerita itu menjadi mimpi buruk salah seorang kanak-kanak yang mengikuti perkemahan itu.

Salah seorang dari mereka ada yang bercerita mengenai pembunuh gila yang suka mengintip orang berkemah dengan membawa parang besar. Saat dia mulai terlihat serius dengan ceritanya, anak-anak yang lain pun mulai mendekatinya dan mendengarkan ceritanya dengan fokus.

Dia terus bercerita hingga satu per satu karakter dalam cerita itu mati dalam keadaan mengerikan di tangan pembunuh gila.

Cerita pun mulai beranjak ke bahagian yang menakutkan, tiba-tiba kanak-kanak yang bercerita itu berteriak histeria. Teriakan itu memecah keheningan malam dan semua kanak-kanak pun ikut berteriak karena ketakutan. Namun, tak lama kemudian mereka mulai menyadari bahawa itu merupakan gurauan dari si dia yang bercerita.

Namun, salah seorang kanak-kanak lelaki tiba-tiba melompat dengan cepat dan melarikan diri dalam kegelapan. Kerana aku seorang pembimbing, aku pun mengejarnya. Aku terus berteriak padanya agar berhenti, hingga anak itu tiba di tepi danau.

Aku kira anak itu akan berhenti, tetapi tidak. Langsung saja dia menceburkan dirinya ke dalam danau dan yang hanya bisa aku lakukan adalah berteriak "STOOOP!!!" padanya.

Namun terlambat. Dia sudah menceburkan dirinya ke dalam danau. Dalam kegelapan malam, aku hampiri tempat dimana dia menceburkan dirinya dalam danau dan aku ikut masuk ke dalam danau untuk menolongnya.

Kanak-kanak yang lain pun terkejut dengan kejadian itu. Air di danau itu tak dalam, hanya sekitar 4 kaki, tetapi airnya sangat dingin. Langsung saja ku tarik bajunya dan megeluarkannya dalam air. Untung dia selamat tetapi ia tampak basah kuyup dari hujung kaki sampai kepala.

Temanku memberinya selimut dan membawa kembali kanak-kanak itu menuju ke unggun api. Setelah bajunya kering, aku mengajaknya bercakap berdua untuk mengetahui apa yang terjadi saat itu.

Dia mengatakan bahwa dia tidak takut dengan cerita hantu temannya tersebut. Tetapi teriakan keras temannya itu yang membuatkan dia terkejut sehingga dia tak sengaja kencing dalam seluarnya.

Dia tidak mahu malu di depan orang, jadi dia berfikir cepat, lalu berlari dan melompat ke dalam danau untuk menyembunyikan seluarnya yang basah.

CreepypastaWhere stories live. Discover now