51 | Jane The Killer(Part 3)

226 13 4
                                    

Aku sedang melihatnya berjalan pergi kemudian aku mendengar suara di sampingku, "selingkuh pada pacarmu ya?" 

"sialan?! Aku berbalik ,terkejut. Itu  Marcy.

"dan tidak lain dengan saudaranya sendiri!" dia berpura-pura terkejut. 

"diamlah!" teriakku. Kemudian aku menengok memastikan Liu tak mendengarnya. Dia tidak mendengarnya. 

"ayo kita ke kelas." geramku. 

Dua hari telah berlalu ponselku berdering. Ibuku mengangkatnya. Beberapa menit kemudian dia mematikannya dan berkata:

"Jeff akan keluar dari rumah sakit hari ini Jane." 

Aku melihat kearahnya dan berkata, "itu bagus!" 

"sepertinya kita mendapatkan makan malam gratis untuk beberapa hari!" ia tertawa kecil. 

Beberapa jam telah beralu dan aku mendengar suara mobil melaju di jalan. Aku melihat keluar jendela dan melihat mobil jeff terparkir di depan rumah. 

"jeff pulang” fikirku. Aku memilih melihatnya baik-baik, untuk melihat seperti apa rupanya. Ya tuhan ternyata aku telah salah. 

Ayahnya keluar. Kemudian ibunya. Kemudian Liu. Tapi apa yang ku harapkan jeff tidak berubah dari apa yang kulihat. Dia memiliki rambut hitam panjang sebahu, putih, kulit yang terbakar, dan senyuman itu... senyuman itu adalah senyuman yang sama yangku lihat di kelas setelah ia mengalahkan Randy, Keith, and Troy. 

Tapi jeff tepat melihat kearahku. Ke dalam mataku aku bisa melihat ke hampaan itu, mata yang sadis itu tepat membakar jiwaku. Aku masih gemetaran saat mengingat itu bahkan saat aku sedang mengetik ini. Dia terasa menatapku hampir sejam lamanya dengan senyuman itu dan pada akhirnya ia memalingkan wajahnya. Aku melihat nya masuk ke dalam rumahnya dengan orang tuanya. Aku bahkan tidak bernafas sampai akhirnya pintu di belakang mereka tertutup. Orang tuaku datang ke ruang tamu kemudian menanyaiku apa yang salah. 

Jawabanku sangatlah panjang, keras, berteriak. Kemudian aku pingsan. 

Ketika aku terbangun, sangat gelap di luar. Orang tuaku tak ada di kamar mereka. Rumahku sangalah sunyi. Aku bangun dan menuruni tangga. Aku memakai baju tidur terusan yang panjang yang tidak aku pakai sebelum aku pingsan. Aku turun dan menuju dapur. Lampunya menyala, sepert biasanya, orang tuaku selalu berkata padaku untuk mematikan lampu ruangan keia aku keluar 

Ada sebuah catatan di meja. 

Aku mengambilnya. 

Goresan di kertas itu adalah: 

''tidakkah kau ikut makan malam? Teman-temanmu ada disini juga." 

Aku mulai bergetar. Aku menjatuhkan kertas itu. Aku pergi ke jendela ruang tamu dan melihat keluar. Lampu rumah jeff menyala. Aku tau aku harus kesana, tapi aku sangat ketakutan. Aku menggelengkan kepalaku kemudian menatap keluar jendela lagi. Aku melihat jeff berdiri di depan jendelan rumahnya melihat kearahku dengan pisau ditangannya danmengetuk-ngetuknya di jendela. 

Tap. Tap. Tap. 

Dia tersenyum. 

Tap. Tap. Tap. 

Aku mulai melangkah mundur dari jendela, tidak pernah mengalihkan pandanganku dari dia. Kemudian aku berbalik dari jendela dan berlari ke dapur. ketika aku mengendap-endap keluar dapur dan melihat keluar jendela diam-diam, yang aku lihat hanyalah bercak merah di jendela. 

Aku berbalik melihat ke dapur. semuanya tampak normal. Bahkan pisaunya. Aku mengambil salah satu pisau itu dan memegangnya dengan erat. Kemudan aku menemukan ponsel dan mencoba menghubungi 911. Tapi ponsel itu tak ada sinyal. Aku tak tahu dimana ponsel ayah berada, atau mungkin sedang di perbaiki. Aku tak mau pergi ke atas dan mencarinya. Aku tidak ingin tiba-tiba di tikam dari belakang ketika sedang mencarinya dan jika aku pergi keluaruntuk meminta bantuan kepada tetangga, Jeff bisa saja membunuh atau memburu siapa saja yang berhubungan. Jadi hanya ada satu pilihan. Untuk mengahadpinya sendiri. 

CreepypastaWhere stories live. Discover now