Part: 2

2.4K 153 23
                                    

Ini sudah hari Senin pertanda mulai nanti seleksi anggota PASKIBRA akan dimulai.

Sedari tadi malam Clarissa sudah menyiapkan semua yang diperlukan dengan penuh semangat.

Mulai dari baju olahraga, air minum dengan botol yang lebih besar dari biasanya, dan bekal.

Dengan langkah gembira ia menyalami kedua orangtuanya kemudian menuju kemobil tempat pak mamat sedang menunggu.

“Senang amat non,” pak Mamat melirik Clarissa dari kaca spion mobil.

“Iya nih pak nanti ada hal penting yang bakalan terjadi,” Clarissa sudah membayangkan bahwa ia akan menjadi penggeret bendera.

“Kalau boleh tau hal penting apa ya non?” tanya pak Mamat kembali

“Pak Mamat kepo ihh” Clarissa menjulurkan lidahnya hendak mengerjai pak Mamat yang mudah sekali terpancing.

“ Yaudah nanti bapak gak mau jemput,”

“Lho kok bapak ngambek sih, jemput dong pak nanti nasib Clarissa gimana?”

“Bodoamat jalan sendiri sono” ucap pak Mamat judes. Pak Mamat termasuk salah satu supir degan kategori gaul.

“Sebenarnya Clarissa nanti ada seleksi PASKIBRA,” terang Clarissa. Niat ingin mengerjai malah ia yang balik dikerjai pak Mamat.

“Ohh semangat non bapak mendukung,” ucap pak Mamat bersamaan sampainya mobil di pekarangan sekolah.

“Oke pak, nyetirnya hati-hati ya Clarissa pergi dulu bye-bye” Clarissa berjalan menuju lobi sekolah.

Usai menyalam guru yang setiap pagi menunggu didepan pintu lobi Clarissa langsung menuju kelas yang berada dilantai 1 paling sudut dekat dengan kantin dan kamar mandi.

Menurutnya posisi kelas itu sangat menguntungkan jika lapar jalan beberapa langkah sampai kekantin, jika kebelet disamping tepat toilet. Posisi ini juga menguntungkan dalam hal mencari kakak kelas cogan yang lewat hendak menuju kantin.

“Pagi teman- teman,” teriak Clarissa dengan suara yang membahana ketika dia baru saja menginjakkan kakinya didepan pintu kelas.

“Berisik lo Clar ganggu konsentrasi gua aja!” ucap Rendi dengan ketus.

“Gara- gara lo nih jadi salah nulis gue!” gerutu Angel sembari menatap tajam kearah Clarissa.

Yang ditatap hanya memasang tampang polos bersikap acuh tak acuh.

“Yang salah kalian tau, kenapa gak ngerjain pr dirumah? Lagian gak ada undang-undang yang ngelarang ngomong,” ucapnya lalu melangkahkan kaki  menuju kursi.

“Emang lo udah siap PR sejarah Clar?” tanya Della sedikit ragu ia masih tidak percaya jika Clarissa mengerjakan PR sejarah.

Apalagi setiap ditanya kenapa gak suka sejarah dia pasti ngejawab, Gak boleh ngomongin Pahlawan yang sudah wafat kasihan nanti kalau di surga dia gak tenang. Jawaban yang sangat bermutu bukan?

“Ohhh PR sejarah toh, APA PR SEJARAH? MAMPUSH BELUM GUA KERJAIN SAMA SEKALI!” Dengan panik Clarissa melempar hanphonennya ke dalam laci kemudian bergegas mengambil buku sejarah yang ketebalannya hampir sama dengan Skripsi abangnya.

Kenapa dia bisa tahu? Karena ia pernah melihat skripsi bang Hendrick tergeletak diatas meja dengan ketebalan melebihi bangunan 14 tingkat dan coretan hasil karya dosen dimana- mana. Sungguh mengenaskan.

“Dasar lo Clar tadi ngatain kita belum siap PR tapi lo sendiri juga belum,” ucap Rendi yang gemas sendiri dengan tingkah Clarissa. Artian kata gemas disini levelnya lebih tinggi, ingin mencabik- cabik misalnya.

Confusing Of LOVE (Bersambung, Tidak Tau Kapan Dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang