Part 19

581 36 0
                                    

Yang cukup membuat Clarissa heran adalah tulisan Vino yang sangat rapi.

Padahal yang dia tau tulisan cowok kebanyakan lebih mirip seperti coretan ngasal.

Vino mengerjakan tugas Clarissa dan Clarissa mengerjakan tugas Vino.

Vino tau bahwa sebenarnya itu tidak bagus, Clarissa harus berusaha sendiri tapi ia bosan hanya melihat cewek itu mempertanggung jawabkan kelakuannya tadi.

Vino dan Clarissa siap bersamaan. Keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Namun tidak jauh dari gadget.

“Kak,” panggil Clarissa.

“Paan?” tanya Vino.

“Gue ngantuk nih,” ucap Clarissa. Dia memberengut mengacak rambutnya frustasi.

“Trus kaitannya ke gue apaan?” Vino masih tetap memerhatikan layar datar di depannya.

Clarissa mendengus kesal melihat tingkah Vino yang menyebalkan. Apa dia tidak mengerti kalau maksud dari kata-kata nya adalah untuk mengusir secara tidak langsung. Entah dia memang bodoh atau pura-pura bodoh.

“Pulang sono,” usir Clarissa.

“Jadi adek kelas gak ada sopannya,” gerutu Vino.

“Lah di sekolah gue emang adek kelas tapi di luar dari itu kaga ada istilah adek kelas lagian ini rumah gue kok jadi lo yang sewot.” Clarissa tidak mau kalah.

“Oke gue pergi,” ucap Vino final.
Clarissa terbengong melihat fenomena yang langka itu. Biasanya butuh tenaga ekstra untuk memerintah Vino. Ehh tidak juga sih, waktu dia sakit di UKS mau nurut. Tapi lebih sering Clarissa yang nurut.

Lah dia marah? Clarissa bergumam sendiri.

Clarissa berjalan keluar. Baru saja ia sampai di pintu Vino sudah pergi dari tempat itu.

...........

Masih sama dengan dua hari sebelumnya.
Pagi ini Vino sudah ada di halaman rumah Clarissa. Setelah berpamitan keduanya berangkat kesekolah.

Tidak ada yang seru dari perjalanan kali ini sama seperti sebelumnya. Tapi wajah Vino yang sangar terlihat lebih mengerikan pagi ini.

Clarissa ingin bertanya namun tidak jadi karena ia rasa tidak penting.
Setelah mobil terparkir dengan sempurna, dalam keheningan Clarissa turun begitu juga dengan Vino.

“Surat persetujuan orang tua kumpulin ke siapa?” tanya Clarissa.

“Ke gue,” ucap Vino.

“Nanti aja deh waktu latihan,” ucap Clarissa.

Vino mengangguk tanda mengiyakan. Mereka berpisah menuju kelas masing-masing.
Di kelas sudah ramai Clarissa cukup heran dengan hal ini,tidak biasanya.

“Pada ngapain sih?” tanya Clarissa penasaran.

“Milih peserta buat lomba 17 Agustus,” ujar Della.

“Oke yang mau lomba tarik tambang siapa?”  tanya Revan si ketua kelas.
Banyak yang mendaftarkan diri.

“Lomba balap karung?” tanya Revan lagi.

“Gua,” ujar Clarissa mengangkat tangannya begitu juga dengan Della.
Clarissa suka dengan permainan ini karena terlihat seperti sedang balapan dan lebih kerennya lagi kita menggunakan karung  bukan motor ataupun mobil.

“Lomba panjat pinang ada gak?” tanya Revan lagi.

“Hadiahnya ada apa aja?” tanya Rendi.

“Banyak sih katanya bukan uang tapi barang,” terang Revan.

Confusing Of LOVE (Bersambung, Tidak Tau Kapan Dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang