Part:4

1.7K 121 5
                                    

Saat ini pelajaran sedang kosong.

Guru sedang rapat dan seperti kebiasaan pada umumnya siswa pasti memanfaatkan waktu-waktu yang termasuk dalam kategori langka tersebut.

Begitu juga dengan Clarissa, Della, Deni, dan Rendi. Atas usul Della kini mereka berempat sedang duduk didepan kolam ikan.

“Ngasih makannya jangan banyak-banyak Deni bego!” Clarissa menyikut Deni yang sedang asik memberi makan ikan peliharaan dikolam.

“Biar cepat besar,” Deni menimpali ucapan Clarissa.

“Yang ada ikannya mati kekenyangan, Deni goblok ih.” Della meletakkan wajahnya pada wajah dengan penuh kefrustasian.

“Udah biar gua amankan lo berdua tenang aja,” Rendi memiting kepala Deni.

“Sesak bego, lepasing njing...” Deni memukul-mukul tangan Rendi.

“Serahin pelet ikannya dulu!” ujar Rendi galak.

“Nih!” Deni mengalah dan akhirnya memberikan satu kantong plastik berisi pelet ikan.

“Nah gitu dong anak pintar,” Clarissa menepuk-nepuk kepala Deni yang sedang cemberut.

Hal itu diikuti dengan Deni yang bersandar dibahu Clarissa.

“Gua juga mau nyender,” ujar Rendi kesal.

“Sini sama gue” ucap Della memberi isyarat dengan menepuk bahu sebelah kirinya.

Tanpa menunggu lama Rendi langsung menjatuhkan kepalanya pada bahu Della.

“Pipi gue jangan ditusuk-tusuk Deni,” Gerutu Clarissa kesal.

Melihat hal itu Della tertawa dalam hatti.

Deni dan Rendi adalah sahabat Clarissa dan Della, dan mereka berdua punya sikap yang sama terhadap Clarissa dan Della. Manja, berlainan dengan sikap yang biasa ditampakkan mereka dimuka umum.

Jangan berpikir Deni dan Rendi cowok kemayu, entah sudah berapa kali mereka bertengkar hanya karena ada orang yang mendekati Clarisssa dan Della namun menurut mereka tidak pantas.

Untuk menghentikan mereka berdua tidak terlalu susah sebenarnya.

Cukup dengan mengancam tidak ingin berbicara selama seminggu maka saat itu juga pertengkaran usai. Sungguh simpel bukan?

“Pacaran jangan disini dek,” suara dari arah belakang mereka membuat Rendi dan Deni melepaskan kepala mereka masing-masing dari posisi nyamannya.

Saat ini mata mereka menuju kesalah satu objek yang beraninya mengganggu waktu tidur siang mereka.

Delvino Adya, kakak kelas sekaligus ketua Paskibra lah yang berbicara tadi.

Clarissa dan Della dengan spontan menginjak kaki Deni dan Rendi masing-masing sebagai isyarat untuk diam dan tidak ikut campur.

“Bukan pacaran kak sahabat gue mereka,” ucap Clarissa

“Ohh, lo Della kan?” Vino melirik kearah Della.

“Arandella Liona,” Della memperkenalkan diri yang dibalas anggukan.

“Kalau gua Clarissa Viola,” Ucap Clarissa.

“Gak nanya sorry,”

“Pedas” Gerutu Clarissa melihat tingkah laku kakak kelasnya itu yang langsung berlalu begitu saja.
Della tertawa melihat ekspresi kesal Clarissa.

“Gak nanya sorry” ulang Rendi menirukan gaya Vino berbicara tadi, dengan tujuan menggoda Clarissa.
Clarissa menatap Rendi tajam yang dibalas acungan jari telunjuk dan tengah, pertanda bahwa Rendi hanya bercanda.

“Kyaaaa” Della berteriak mengalihkan perhatian mereka bertiga.

“Kenapa?” tanya Rendi dan Deni bersamaan.

“Katanya bakalan ada diskon besar-besaran baju unyu nanti siang jam 2,” jelas Della

“Anjir!” umpat Rendi

“Gue kira ada yang penting,” gerutu Deni.

Clarissa hanya bisa geleng kepala melihat tingkah laku sahabatnya itu. Ingin tertawa juga melihat betapa kesalnya Rendi dan Deni tapi ia lebih memilih diam dari pada ujungnya kepalanya menjadi korban amukan tangan mereka berdua.

“Itu penting elah, pokonya lo berdua temanin gua sama Clarissa setuju?”

“Kita bilang gak juga lo bakalan maksa,” jengah Deni.

“Nah good boys.” Della menepuk puncak kepala mereka berdua layaknya seorang ibu yang tengah memuji anak-anaknya saat melakukan perbuatan terpuji.

Clarissa yang melihat hal itu lantas tertawa. Pandangan menghunus dari arah mereka berdua sontak dilayangkan padanya.

“Gimana kalau kita ke kelas?” usul Clarissa yang disetujui oleh ketigannya.

Confusing Of LOVE (Bersambung, Tidak Tau Kapan Dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang