Clarissa sedang asik menatap Deni dan Rendi yang terlihat sangat serius menepuk-nepuk pulpen mereka di atas meja.
Permainan yang sempat membuatnya bertengkar dengan teman SD nya dulu karena berlaku curang dan tidak ingin membayar kekalahannya dengan stick.
Fyi pulpen nya hasil mulung.
Cara bermainnya cukup mudah, siapkan dua stick lalu dipukul dengan tangan stick siapa yang tertimpa maka dia kalah dan harus memberikan sebuah stick lain pada pemenang.
Bedanya kali ini Deni dan Rendi bermain dengan pulpen dan bayarannya harus dengan pulpen pula.
Della tidak masuk hari ini, katanya ia mempunyai acara keluarga yang mengharuskannya untuk hadir.
Saat ia sedang asiknya menyaksikan pertandingan itu, ada seseorang yang menepuk bahunya pelan.
“Elo?”
“Hmm, lo jadi adik kelas gak ada sopannya.” Gerutu Vino.
“Bodoamat, apaan?” tanya Clarissa.
Vino tidak menjawab pertanyaan Clarissa. Vino menghampiri Deni dan Rendi yang saat ini sudah menghentikan permainan mereka dan menatap kearah Vino dengan beringas.
“Gue boleh bawa Clarissa sebentar?” tanya Vino pada mereka berdua.
“Gak!” ucap Rendi dan Deni bersamaan.
Clarissa menggaruk kepala nya yang tidak gatal. Ia sangat tau mengapa Rendi dan Deni seperti itu apalagi kalau bukan karena tadi pagi dia bercerita tentang kejadian semalam saat terjatuh akibat hukuman Vino.
“Oh, yaudah.” Vino berlalu dari tempat itu.
“Anjir itu kakak kelas gak ada otaknya apa,” ucap Deni.
“Bukannya minta maaf,” ujar Rendi juga.
“Dasar nenek lampir jahat!” Clarissa ikut menimpali.
“Gue dengar,” Vino menengadahkan kepalanya dari luar pintu.
“Pergi sana gih,” Usir Clarissa.
Clarissa senang, setidaknya ia bisa membalas dendam.Kalian ingat dengan kalimatnya bahwa sejak itu Vino adalah musuh bebuyutannya bukan? Ya Clarissa tidak main-main dengan itu.
Banyak cara yang dapat ia lakukan, seperti beradu argumen, bersikap menyebalkan, atau mungkin menjahili nenek lampir dengan keketusan tingkat akut yang kalau diibaratkan dengan kanker sudah stadium akhir.
Kalau stadium akhir berarti hidup Vino gak lama lagi dong? Pikirnya dalam hati. Yaampun Clar sejak kapan lo sesadis ini? Clarissa menggeleng-gelengkan kepala mengenyahkan pikirannya.
“Lo pulang gak?” kini Deni dan Rendi sudah ada di depannya dan menatap jengah kearah Clarissa yang tidak ada angin tidak ada hujan menggeleng sendiri.
“Iya, susah jalan beb.” Keluh Clarissa.
“Makanya jangan pecicilan,” Gerutu Rendi membantu Clarissa berdiri.
Mereka keluar dari kelas dengan Deni di belakang membawa tas Clarissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confusing Of LOVE (Bersambung, Tidak Tau Kapan Dilanjutkan)
Teen FictionYang Clarissa tau jodohnya hanyalah Oppa-oppa koreanya. Impian nya tidak banyak hanya menikah dengan Park Chanyeol, bertetangga dengan sehun dan mempunyai sahabat bernama Suho. Clarissa tidak suka dengan pria segalak Vino! Kalau Kevin sih masih bisa...