Part 25

908 65 11
                                    

Membedakan rasa kagum dan rasa suka terhadap seseorang awalnya rumit, namun seiring waktu kamu akan mengerti mengapa kamu ingin melindunginya, sakit melihat kesedihannya, dan ingin selalu ada untuknya jika saat itu tiba kau bisa membedakan keduanya.

"Jangan tepuk-tepuk ntar lo jadi cinta" canda Clarissa karena entah kenapa ia sangat gugup saat ini.

Sebelum gitu aja gue udah cinta Ris

Tentu bukan itu yang dikatakan oleh Vino. "Najis, mending gua jadi perjaka tua dari pada sama lo"

"Ati-ati secara gua cewek cantik yang baik hati dan tidak sombong serta rajin menabung" ucap Clarissa pede.

"Baik apaan, gua tau lo pasti sering nyiksa Hendrick. Rajin menabung? Menabung di kantin kali maksud lo."

"Kok gua kalah mulu ya?"

"Lo kan goblok, jadi gak terlalu heran"

"B.D.M.T"

"O"

"Eh Vin bentar kesana dong" tanpa menunggu ucapan persetujuan keluar dari mulut Vino Clarissa menarik tangan Vino kesalah satu toko aksesoris.

Vino yang ditarik hanya bisa mengikuti langkah Clarissa dengan berat hati padahal ia sudah membayangkan setelah ini ia akan tidur ditemani tempat tidurnya yang empuk.

Clarissa membawa Vino kearah etalase gelang. Matanya berbinar melihat gelang-gelang berbagai bentuk dan warna yang terlihat unyu-unyu semua dimatanya. Namun dari semua gelang tersebut ada satu yang berhasil menyita perhatiannya.

Gelang itu mempunyai tali yang berwarna hitam dengan manik-manik hitam dan sebuah lambang huruf yang berada ditengahnya. Hurufnya tidak terlalu kecil dan tidak besar, ukurannya sedang dan terdapar permata-permata kecil disetiap tepi hurufnya menjadikan gelang itu akan berkilau ketika beradu dengan cahaya disekitarnya.

"Vin, gelang yang ini bagus gak?" Tanya Clarissa meminta pendapat Vino.

"Bagus, sederhana tapi menarik," Vino menimpali.

"Mbak gelang yang ini 2 ya, 1 huruf C sama 1 lagi huruf D" Clarissa menghampiri kasir, setelah mendapatkan gelang tersebut ia kembali menuju tempat Vino yang masih memerhatikan gelang-gelang.

"Nih, dipake ya gak boleh dilepas, kan sayang gua belinya pake uang lho bukan daon pisang" Clarissa menarik paksa lengan Vino dan memasangkan gelang itu dengan sempurna."

"Oh, ok thanks" Vino tersenyum tipis sebenarnya ia tadi sudah berpikir untuk membeli sendiri gelang itu, karena entah kenapa gelang tersebut seolah memilik daya tarik tersendiri baginya.

"Nah, sebagai imbalannya lo anterin gua sampai kerumah dengan selamat tanpa kekurangan suatu apapun lagi ya hehehe"

"Yakali gua tinggal bisa diamuk Hendrick gua"

"Nah oleh karena itu, mari pulang karena gua pengen bobok cantik"

"Iyain"

Mereka berdua berjalan menuju parkiran untuk keluar dari parkiran mall saja memakan waktu yang cukup lama dikarenakan keadaan mall yang sangat ramai sekarang.

*****

Bukan Jakarta namanya kalau tidak macet. Bahkan sudah hampir 20 menit mobil mereka tetap diam pada tempat yang sama walaupun bergerak paling beberapa centi dan itu cukup menguras tenaga pengemudi juga membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi, salah sedikit bisa berakibat menyenggol mobil yang didepan.

Sudah kelima kalinya Clarissa mengucek mata mencegah agar ia tidak tertidur. Melihat hal itu Vino cukup merasa tidak enak dengan nya.

Atas inisiatif tersendiri Vino menurunkan sandara kursi Clarissa kebelakang. Tindakan itu membuat Clarissa memberikan tatapan bertanya-tanya pada Vino walau terlihat jelas ia sedang berusaha menahan kantuk.

Confusing Of LOVE (Bersambung, Tidak Tau Kapan Dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang