Part:6

1.6K 106 3
                                    

Suasana dikelas begitu ricuh mulai dari barisan paling depan hingga barisan paling belakang semua sibuk mengerjakan pr.

“Del, lo udah siap pr?” tanya Clarisssa sembari menunjukkan senyum polosnya.

“Jangan bilang kalau lo belum siap,” ucap Della gemas melihat tingkah laku sahabatnya ini.

“Ya elah pagi-pagi udah marah aja cepat tua loh” Clarissa memonyongkan bibir nya .

“Kerjain tuh, nanti lo dihukum gue yang disalahin.” Della melemparkan buku yang baru saja diambilnya dari laci. Dengan sigap Clarissa menangkapnya.

Lonceng pertanda pelajaran akan segera dimulai berbunyi.

Seluruh siswa yang sedari tadi sibuk berkumpul mengerjakan pr menutup buku masing-masing dan kembali pada tempat duduk semula.

“Oi typex gue dimana?” Teriak Clarissa dari arah bawah kolong meja yang tengah sibuk mencari dimana letak keberadaan benda kecil berwarna merah itu.

Kalian tahu sendiri, yang namannya typex yang membeli satu orang dan yang menggunakannya satu kelas.

“Kamu, yang teriak keluar dari pelajaran saya.,” Ucap Pak Herman guru sejarah mereka.

“Kan saya nyari tipex pak,” Clarissa mencoba menyampaikan pembelaannya.

“Kamu menganggu ketenangan kelas,” saut pak Herman tak mau kalah.

Dengan kekesalan diatas tingkat 99,9 persen Clarissa berjalan menuju keluar membuka pintu dengan kasar dan membantingnya cukup keras.

Semua yang ada didalam kelas tampak mengelus dada tanpa terkecuali pak Herman sendiri.
Mungkin jika diruangan itu ada yang mengidap penyakit jantung maka tindakan Clarissa tadi dapat memakan korban jiwa.

“Ngapain ya gue sambil nunggu pergantian pelajaran? Ini semua gara-gara pak Herman nih.” Gerutu Clarissa.

Dia tidak tahu ingin kemana, namun kakiknya  menuntun menuju perpustakaan sekolah.

Clarissa sedang asik membaca novel di sudut perpustakaan sekolah.

Perpustakaan sekolahnya menyediakan berbagai macam bahan bacaan yang menarik, misalnya novel-novel yang banyak digemari oleh remaja seusiannya.

Clarissa menyukai berbagai jenis genre novel hanya ada satu genre novel yang sangat tidak ia sukai. Genre horor, baginya membaca novel adalah untuk refresing dan menyegarkan pikiran bagaimana mungkin pikiran bisa menjadi segar jika disuguhi berbagai bacaan menyeramkan.

Clarissa sangat menghayati buku yang sedang dibacanya saat ini, terlihat dari ekspresinya yang berubah-ubah dan tangannya yang lihai membuka halaman tiap halaman buku.

Ia bahkan tidak merasakan kehadiran seseorang yang sedari tadi duduk tepat didepannya dan memerhatikannya.

“Hmm” Vino berdeham tetapi tak digubrish sedikitpun oleh Clarissa.

“Lo boloskan?” tanya Vino langsung pada inti permasalahan.

Mendengar nada yang terdengar tidak mengenakkan ditelingannya Clarissa menatap pada arah sumber suara berasal;.

Confusing Of LOVE (Bersambung, Tidak Tau Kapan Dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang