Setelah beberapa detik berlalu Clarissa yang tersadar memaki-maki dirinya sendiri. Sedangkan Vino mengangkat bahu tak acuh.
”Kalian tahu ini?” tanya Vino ketika ia sampai.
“Tahu kak,” jawab mereka serentak.
“Baik karena kalian sudah tahu jadi saya tidak perlu menjelaskan, tapi sebelumnya saya meminta maaf pada siapapun yang tidak lolos.” Vino mulai membacakan satu persatu nama yang tertulis di amplop.
Suasana di tempat itu terasa aneh dan menegangkan tanpa terkecuali Clarissa.
Semua amplop sudah dibagikan dan mereka sudah diperbolehkan membuka amplop.
“Yeay gua lolos,” ucap Clarissa senang saat membaca selembar kertas pada amlopnya.
Mata Clarissa sibuk melihat ke arah teman-temannya. Tidak ada satu pun yang menampilkan guratan kecewa. Ini aneh, pikirnya.
Karena rasa penasaran yang tinggi ia menanyai setiap anggota apa hasil yang mereka dapatkan dan hasil itu sama seperti yang Clarissa dapatkan.
“Sekarang kalian sudah di perbolehkan pulang selamat menikmati hasilnya.” Suara Vino berhasil mengintrupsi kegiatan wawancara yang Clarissa lakukan walaupun sebenarnya sudah selesai.
Clarissa masih di tempat itu berpikir keras, ia merasa ada yang tidak beres dengan ini semua.
“Kenapa?” Tanya Vino yang menatap Clarissa jengah.
“Semua pesertanya lulus kan?” Bukannya menjawab Clarissa malah melemparkan pertanyaan lagi.
“Gue merasa terbohongi kak,” ujar Clarissa dramatis.
“Lah emang gue kapan bohongin lo?” Vino mengrnyitkan dahinya muncul tanda tanya besar di benak nya sekarang mengenai apa maksud dari penuturan adik kelasnya yang satu ini.
“Kalau semua lulus untuk apa gue cape-cape ikut tes push-up sit-up dan kawan-kawan up nya itu.” Gerutu Clarissa memberikan pelototan tajam pertanda ketidak sukaan pada Vino.
“Terserah gue dong, pulang sana anak mami gak boleh lama-lama pulangnya,” ucap Vino meledek Clarissa.
“Anjir mulut lo lebih pedes kaya boncabe ya kak herman gue.” Clarissa berdecak kesal, menghentak-hentakkan kakinya dan memilih pergi dari tempat itu sebelum tangannya dengan refleks menjambak rambut kakak kelas kembaran mak lampir itu.
Vino mengabaikan hal itu memilih pulang bersama Detta. Detta sedari tadi mendengar pembicaraan mereka hanya dapat tertawa dalam hati.
“Woi bang si Clarissa lucu ya tunggu apa lagi sikat aja langsung,” ucap Detta saat keduanya diatas motor.
“Lo pikir lantai kamar mandi main sikat aja,” ucap Vino kesal.
“Tapi gpp deh gue punya kakak ipar yang lebih muda dari gue ikhlas nih lahir batin,” ucap Detta di iringi seringaian.
“Ikhlas di lo berat di gue,” Ujar Vino yang membuat Detta terkekeh.
Di lain tempat Clarissa baru saja di jemput oleh Hendrick.Sesuai janji kemarin Hendrick akan membawanya jalan-jalan namun setelah pulang kerumah untuk makan dan berganti baju dulu.
Soal Rendi, Deni, dan Della sudah ia beritahu di grup chat mereka dan ketiganya langsung mengatakan otw ketika mengetahui bahwa tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk jalan-jalan kali ini.
Wajah Hendrick terlihat sumringah saat mengetahui Della ikut.
Sesudah makan Hendrick dan Clarissa berganti baju masing-masing.Pakaian favorite Clarissa itu simple cukup kaos dan celana baik celana pendek atau celana jeans panjang tidak repot saat dipakai kapan saja dan dimana saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confusing Of LOVE (Bersambung, Tidak Tau Kapan Dilanjutkan)
Teen FictionYang Clarissa tau jodohnya hanyalah Oppa-oppa koreanya. Impian nya tidak banyak hanya menikah dengan Park Chanyeol, bertetangga dengan sehun dan mempunyai sahabat bernama Suho. Clarissa tidak suka dengan pria segalak Vino! Kalau Kevin sih masih bisa...