Tidak selamanya orang yang jahat buruk. Bukalah mata mu dan kau hanya perlu mencoba untuk melihat dari arah lain. Setidaknya kau akan mengetahui alasan orang itu berbuat demikian.
*****
"Itu Vino kenapa tadi sih, kok jadi aneh gitu" ingatan Clarissa kembali pada saat kejadian olahraga tadi."Dek" ketukan dari arah pintu kamar membuyarkan lamunannya.
Dengan riang Clarissa turun dari tempat tidur membukakan pintu untuk abangnya. Sejak pulang sekolah tadi ia memang sengaja memasang wajah muram agar abangnya itu membuatkan agar-agar yang banyak untuknya.
"Itu abang dah bikinin agar-agar kebawah dulu yuk cemberut mulu kaya anjing herder"
"Abang saialan! Masa muka gua disamain sama anjing"
"Canda nyet, baperan amat kaya cewek lo"
"Emang gua cewek" ingin sekali ia membenturkan kepala abangnya pada pintu kamar saat ini kalau tidak ingat ia akan jadi adek durhaka.
"Iyain, cepetan gih sebelum agar-agarnya gua telen" Hendrick menarik tangan Clarissa menuruni tangga dengan tergesa-gesa sementara yang di tarik hanya pasrah mengikut dari belakang.
"Lho kok ada Vino bang?"
Saat kedapur ia sempat melirik sekilas kearah ruang tamu saat memdengar suara musik yang diputar dari arah sana.
"Noh adek gua,bawa aja" Hendrick tidak menjawab pertanyaan Clarissa malah menariknya kearah Vino.
Clarissa menatap abangnya bingung kemudian mengalihkan pada Vino yang diacuhkan cowok itu.
"Udah ikut sama Vino aja dari pada muka lo suram mulu di rumah," ucap Hendrick pada Clarissa kemudian mengalihkan tatapannya pada Vino "Jaga adek gua nyet awas aja lo bikin dia nangis lagi" Hendrick menepuk bahu Vino yang dibalas acungan jempol olehnya dan berlalu dari antara mereka berdua.
"Mau kemana sih" tanya Clarissa pada Vino.
Vino kembali duduk pada sofa "ke tempat yang bisa ngebikin kepala lo yang ber uap itu jadi dingin"
"Kepala gua ber uap ya karena lo!" Clarissa menunjuk kearah Vino dengan berang.
"Udah cepetan ganti baju sana sekalian bawa baju renang lo. Gua tunggu 10 menit gak nongol kamar lo gua dobrak."
"Buset... kok jadi galakan elo sih"
"Buruan" Vino menghidupkan stopwatch pada hp nya dan menunjukkannya pada Clarissa.
"Njir, iya-iya" dengan tergesa-gesa Clarissa berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Walau dalam hati ia menggerutu dengan sikap Vino yang seenaknya dan kesal mengapa dia malah mau menurutinya.
Tadi Vino nyuruh bawa pakaian renang berarti mau main aer dong. Yaudah gua ngapain mandi itung-itung mengirit air untuk anak, cucu, dan cicit gua nantinya. Eaks gua pinter sekali gengs.
Setelah berganti baju dengan kemeja berwarna jingga dan celana jeans pendeng berwarna putih ia menyiapkan pakaian renangnya dan memasukkan semua kedalam ransel, lantas turun kebawah menuju ruang tamu.
Ternyata masih tersisa 3 menit sebelum Vino benar-benar mendobrak kamarnya. Berkat hal itu ia mengucap syukur berkali-kali dalam hati karena setidaknya pintu kamarnya masih utuh hingga saat ini tanpa kekurangan suatu apapun.
"Lo bawa mobil?"
"Iya jaga-jaga kalau hujan"
"Oh"
Clarissa masuk ke mobil bersamaan dengan Vino.
Ia heran sedari tadi Vino menatap kearahnya dan tidak kunjung menyalakan mesin mobil.
"Kenapa? Ada yang salah?"
"Mck" Vino berdecak kesal kemudian mendekatkan tubuhnya kearah Clarissa dan memasangkan sabuk pengaman gadis itu. Perbuatan Vino itu sukses membuat Clarissa terpaksa menahan napas selama semenit.
"Katanya cowok kaga pekaan tapi cewek udah dikodein pake tatapan kaya tadi aja kaga ngerti."
"Ya mana gua tau lagian lo ngeliatin gua sampai segitu kalinya, kan gua pikir lo lagi bayangin hal yang enggak-enggak." Bela Clarissa karena tidak trima dikatakan orang yang tidak peka.
"Pikiran lo yang mesum" balas Vino
"Enak aja gua anak baik-baik ya"
"Iyain" Vino mengiyakan saja daripada perdebatan semakin panas dan berujung dengan Clarissa yang menarik jambul kesayangannya dengan ganas dan hal itu sungguh hal yang tidak diinginkannya.
"Ehh, gua hidupin musik ya?"
"Hmm" Vino menjawab pertanyaan itu dengan deheman percuma ia melarang karena cewek keras kepala itu akan tetap menghidupkannya.
Dari intro lagunya Vino sudah tau apa yang di putar gadis ini, dan tebakannya tidak akan salah kalau cewek itu adalah kpopers.
Clarissa memgikuti alunan lagu itu dengan fasih. Suaranya juga lumayan dan Vino tidak terkejut dengan hal itu karena dia sendiri pernah mendengar Clarissa bernyanyi saat acara pentas seni.
"Kokobop kan?"
"Iya, kok bisa tau? Lo kpopers juga ya?"
"Gak."
"Lah jadi gimane ceritanya bisa tau??" Tanya Clarissa tidak sabaran.
"Anak cewek di kelas gue asupannya lagu itu. Heran gue gak ada keren-kerennya, malah kerenan gue," Ucap Vino.
"Busyett coba ngaca gih, lo sama oppa Chanyeol tuh ibarat langit sama bumi!" Sahut Clarissa sebal. Tidak ada yang boleh menjelekkan oppa nya titik!
"Gue langit dia buminya," terang Vino tak mau kalah.
"Nih liat, bang kai wuihh abs nya mantap." Clarissa menunjukkan koleksi foto Kai.
Hal itu ditanggapi Vino dengan decihan meremehkan.
"Masih kecil udah mesum," sinis Vino. "Kalau yang begitu gue juga punya, mau liat?" Ujarnya lagi.
Clarissa mengambil ancang-ancang akan tindakan yang akan dilakukan Vino. "LO JANGAN MACEM-MACEM YA!!" teriak Clarissa menutup matanya.
"Lah gue cuma mau nunjukin ini kok." Vino mengeluarkan roti. "Lo pikir apaan tadi?" Vino memelototi Clarissa.
:A..anu kan gue pikir lo beneran bakalan i..itu," ucap Clarissa sambil menunjuk-nunjuk tidak jelas kearah Vino.
"Makanya jadi orang jangan mesum." Dengus Vino.
*****
Hooray ini dia partnyaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Confusing Of LOVE (Bersambung, Tidak Tau Kapan Dilanjutkan)
Teen FictionYang Clarissa tau jodohnya hanyalah Oppa-oppa koreanya. Impian nya tidak banyak hanya menikah dengan Park Chanyeol, bertetangga dengan sehun dan mempunyai sahabat bernama Suho. Clarissa tidak suka dengan pria segalak Vino! Kalau Kevin sih masih bisa...