Turunin gue huaa, masalahnya gue pusing kaga bisa gendong yang lebih manusiawi gitu? Perlu gue ingatkan kalau gue ini manusia bukan karung beras.” Clarissa terus meronta-ronta.
“Janji gak mau kabur lagi?” tanya Vino.
“Iya-iya gue janji cepat turunin.” Clarissa berteriak penuh kefrustasian.
Vino menurunkan Clarissa. Clarissa berteriak kegirangan seperti narapidana yang baru saja menyelesaikan hukumannya dan sudah diperbolehkan pulang.
Kali ini Clarissa tidak lagi banyak tingkah. Ia mengikuti Vino menuju parkiran.
Di dalam mobil.
“Lo punya rok berapa?” tanya Vino.
“Ada empat rok sekolah.” Clarissa asik bermain helix jump.
“Kita ke mall sekarang,” ucap Vino tegas tak terbantahkan.
“Ngapain ih mending gue tidur siang udah ngantuk nih,” sahut Clarissa tidak terima.
“Beli rok lah, yang namanya cewek itu kemana-mana pakai rok kalau enggak dress bukannya malah pakai jeans.” Vino berbicara panjang lebar.
“Beli rok nya gak bisa kapan-kapan ? Vino ganteng banget sih.” Clarissa mengeluarkan jurus rayuan mautnya yang sama sekali tidak membuat Vino terpengaruh.
“Kaga,” putusnya final.
“Yah lo mah gak asik orangnya,” gerutu Clarissa kesal.
“Bodo,” sahut Vino cuek.
Mobil itu diisi keheningan, Clarissa memilih untuk diam karena percuma saja toh dia tidak akan menang semua kendali ada di tangan Vino.
Mobil melesat menembus padatnya jalanan.“STOP.” Clarissa berteriak membuat Vino yang sedang serius menyetir seketika rem mendadak mobil yang berada di belakang mereka membunyikan klakson, dan memilih untuk mendahului mereka.
“Kenapa lagi sih?” tanya Vino kesal.
Clarissa tak mempedulikan omongan Vino. Ia membuka pintu mobil dan turun dari sana.“Nak bolehkah nenek meminta sedikit saja dari apa yang kamu punya untuk membeli beberapa butir nasi?” tanya seorang nenek tua yang sedang duduk di sebuah batu besar beralaskan dedaunan.
“Maaf nek Clarissa cuma punya segini.” Clarissa memberikan tiga lembar uang seratus ribu pada nenek itu.
“Makasih nak ini lebih dari cukup hati mu sungguh mulia semoga takdir jahat yang selalu di sekitarmu dapat membantumu menemukan kebahagiaan suatu saat nanti.” Nenek itu tersenyum dengan tulus dan mengelus puncak kepala Clarissa dengan lembut.
“Terimakasih nek atas doanya Clarissa pergi dulu ya bye-bye,” Clarissa melambaikan tangannya ke arah nenek itu yang di sambut dengan anggukan.
Vino cukup kaget melihat kejadian itu. Sejak pertama kali berurusan dengan Clarissa ia mengira gadis itu hanya sosok manja yang cuma tau menerima tanpa tau apa itu arti memberi. Dan sikap gadis itu kali ini meruntuhkan pemikirannya akan hal tersebut.
“Masih ingat cara memberi juga lo ternyata,” ucap Vino ketika Clarissa baru saja duduk di jok mobil.
“Nenek tadi kasihan ya,sedari tadi gue perhatiin dari mobil dia ngeliatin kearah rumah makan di sana terus.” Clarissa tidak mengindahkan sindiran Vino. Matanya pasi tetap tertuju kearah nenek yang tadi.
“Ini yang di namakan dengan hidup ada yang kaya dan ada yang miskin, ada yang sehat dan ada yang sakit, ada yang pintar dan ada yang bodoh, dan ada yang baik ada pula yang jahat semua itu saling melengkapi.” Vino menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confusing Of LOVE (Bersambung, Tidak Tau Kapan Dilanjutkan)
Teen FictionYang Clarissa tau jodohnya hanyalah Oppa-oppa koreanya. Impian nya tidak banyak hanya menikah dengan Park Chanyeol, bertetangga dengan sehun dan mempunyai sahabat bernama Suho. Clarissa tidak suka dengan pria segalak Vino! Kalau Kevin sih masih bisa...