Part 7

1.4K 111 8
                                    

“Woi,” teriak Clarissa kearah orang itu.

“Gue?” Kevin mengernyit kan dahinnya bingung. Seingatnya ia tidak melakukan kesalahan apapun selain memotret bunga.

Anjir kakak kelas kayanya. Clarissa bergumam dalam hati.

“Iya kak, bisa minta tolong gak?” tanya Clarissa.

“Kalau gue bilang enggak gimana,” ucap Kevin meneruskan pekerjaannya.

Clarissa tercengang mendengar jawaban sadis yang tidak beda jauh dengan Vino.

Clarissa menunduk menghela napas. Dia benar-benar lelah apalagi cacing-cacing diperutnya sedang berdemo untuk diberi makan.

“Gue bercanda,” ucap Kevin yang entah kenapa bisa berada tepat disamping bangkunya.

”Gue tadi jatuh, minta tolong ambilin handphone gue yang disana ya kak.” Ujar Clarissa.

“Soal jatuh gue udah tau,”

“Tau? Terus kenapa gak tolongin?” Clarissa mulai sebal melihat tingkah laku kakak kelas nya yang menurut first impresion nya kali ini adalah orang yang menyebalkan.

“Gue pengen tolongin, tapi lo gak minta bantuan.”

“Kan gue malu kak, jangan bilang siapa-siapa ya.”

“Oke, asalkan lo mau nurutin permintaan gue gimana?”

“Oke-oke,” ucap Clarissa sebal.,”

“Lo harus diobati terlebih dahulu,” tanpa mendengar persetujuan Clarissa, Kevin menggendong gadis itu menuju UKS.

Sepertinya ini hari tersial bagi Clarissa karena penjaga UKS sudah pulang dan pintunya terkunci. Tepat disamping ruangan UKS itu terdapat bangku kecil yang hanya muat di duduki oleh satu orang.

Kevin menurunkan Clarissa disana.
Clarissa menatap Kevin bingung saat Kevin hendak berlalu meninggalkan Clarissa.

“Jadi gue gimana?” tanyanya pada Kevin.

“Tunggu disini biar gue beli obat di apotek dekat sekolah,” Clarissa mengagguk pasrah kemudian Kevin berlalu dari tempat itu.

Tidak lama kemudian Clarissa dapat melihat Kevin berjalan kearahnya dengan membawa kantongan plastik berwarna putih.

Kevin membuka tas nya dan mengambil hoodie abu-abu lantas meletakkannya diatas rok Clarissa.

Selesai dengan itu ia membuka botol mineral dan membasuh lutut Clarissa dengan hati-hati.

Ia membuka obat luka berentuk salep dan dengan telaten mengoleskannya.

Dari lutut yang kanan kemudian lutut kiri.

Clarissa meingis kecil dan mengigit bibirnya karena rasa ngilu akibat obat yang perlahan-lahan mulai meresap.

“Tahan bentar ya emang agak perih,” ucap Kevin dibarengi anggukan oleh Clarissa,

Selesai dengan lutut Kevin beralih pada kedua sikunya. Ia melakukan hal yang sama. Dalam beberapa menit siku dan lutut Clarissa sudah diobatin.

“Makasih kak hmm ,” ucap Clarissa.

"Kevin," ucap Kevin.

"Oh iya makasih kak Kevin." Clarissa tersenyum.

“Sama-sama, kok lo belum pulang bel udah dari tadi dan untuk anak ekskul juga seharusnya sudah pulang sejak tadi.

“Dihukum sama kak Vino,” sahut Clarissa sebal.

“Ohh.”

Clarissa sedikit bingung lebih tepatnya banyak bingung. Setelah ia menyebutkan nama Vino tadi rasanya atmosfer disini agak terasa aneh.

Confusing Of LOVE (Bersambung, Tidak Tau Kapan Dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang