15

3.6K 142 5
                                    

Fenny's POV

Aku gak tau apa yang rusak sama otak Nick. Kenapa dia bisa ngomong gitu, aku juga gak tau. Dan perihal perasaanku yang sedikit aneh, aku juga gak tau.

Kalau gugup, atau apapun keadaannya pegang tangan gue aja oke?

Kalimat itu masih terasa berdengung dikepalaku. Seperti kaset rusak yang terus menerus memutar lagu yang sama.

apapun keadaannya.

Apapun? Apa maksud Nick?

Bisa kurasakan tangan Nick yang menggenggam tanganku mulai mengendor. Kugunakan kesempatan itu untuk cepat cepat menarik tanganku dan menyembunyikannya dikantung celanaku.

Nick langsung terduduk tegak, sedangkan aku masih dalam posisi sama, dengan mata terpejam.

Nick berdecak, "dikasih kelonggaran dikit aja lepas, liat aja, lain kali gabakal gue biarin lepas lagi, Fen."

Aku tak mempedulikannya. Sekuat tenaga aku berusaha menulikan telinga sementara agar tak usah mendengar perkataan random Nick.

"Lo besok masuk kan? Udah mulai belajar efektif lho," ucapnya lagi lebih santai.

aku hanya bergumam mengiyakan.

"Ngantuk banget ya? Tidur gih di kamar. Istirahat biar besok bisa masuk." ucapnya lagi. Nafasnya terasa diujung kepalaku. Sepertinya ia mencondongkan tubuhnya mendekat.

Akhirnya aku duduk tegak dan menatapnya datar.

Benar, tadi ia memajukan kepalanya mendekat.

Ia menegakkan duduknya lagi dan tersenyum tulus, "nah, gue balik deh kalau gitu." ia berdiri dan mengitari meja, menuju ke arahku.

Mataku mengikutinya yang berhenti disebelahku. Ia menunduk, membuat jarak kami tak terlalu jauh untuk bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.

Matanya yang hijau cemerlang tepat menatap mataku yang hitam pekat.

Tangannya terulur ke arahku, mengelus puncak kepalaku sambil berkata, "sampai ketemu besok." pelan.

Dengan tersenyum, ia berbalik dan meninggalkanku yang seperti ingin mati karena tak sadar sedari tadi menahan nafas.

Ia gila.

Dan aku rasa aku juga.

***

Hari ini hari sabtu. Hari dimana seharusnya aku bekerja di DarkLight Resto.

Ya, seharusnya.

Karena baru beberapa hari yang lalu, aku mengajukan surat pengunduran diriku langsung kepada Vero.

Vero terus menerus bertanya alasanku keluar. Ia mengira aku keluar karena ia yang menjadi pemimpinnya. Padahal bukan.

Setelah Nick pulang dari rumahku beberapa hari lalu, aku benar-benar tidur lagi dikamar. Terlalu nyenyak sampai-sampai makan malamku terpaksa diantarkan ke kamar oleh Bunda. Dan disitulah alasanku berada.

Bunda tak mengizinkan aku kembali bekerja. Katanya aku harus memfokuskan diri ditahun terakhirku ini di SMA. Lagipula, katanya, Bunda tak enak hati jika ayah tau aku bekerja tanpa sepengetahuan beliau.

Dan aku tak pernah bisa menolak Bunda dengan alasan yang selalu baik untukku itu.

"Fenny! Divergent yuk!"

Aku sedang telpon-telponan sama Luna. Membicarakan hal apapun. Alex juga termasuk.

"ogah, ntar gue jadi obat nyamuk elo sama Alex." ejekku bercanda.

"ihhh Fenny gitu banget! Di bilang kita gada apa-apa!"

Aku tersenyum. "Masa?"

"Ya seenggaknya gitu sih sekarang...."

Aku tertawa. "Sekarang ya? Jadi nanti malem bisa berubah dong ya?!"

Aku tau wajah Luna sudah memerah diseberang sana.

"apaan sih Fenny!"

Aku tertawa lagi.

"by the way, gue serius nih pengen nonton film itu, kata orang-orang seru lho Fen! Lo kan suka film action macem gitu! Masalah obat nyamuk, kita gak cuma bertiga kok lagian! Ber empat!" ucapnya menggebu-gebu.

Aku mengerutkan dahiku bingung. "empat? Siapa?"

"Nick." ucapnya pelan. "dia kemaren denger pas gue bilang rencana nonton ini ke Alex, eh dia minta ikut."

Aku memutar bola mataku jengah. Manusia satu itu tidak tahu malu sekali.

Ngomong-ngomong, semenjak ia menengokku beberapa hari yang lalu, aku memang lebih dekat dengannya. Ia juga mudah bergaul dengan Luna dan Alex. Sangat nyambung diajak bicara. Kepribadiannya yang humoris membuat kami selalu memiliki hal untuk ditertawakan. Mungkin karena itu ia mudah diterima oleh Alex dan Luna.

"Fen? gimana? mau ya? ga asik banget sih lo. Biasanya juga biasa aja kalo kita jalan bertiga." ucap Luna menyadarkanku dari lamunan.

"iya iyaaaa gue dateng elah."

"cie kalo denger nama Nick aja, langsung nurut."

"apaan sih! Yaudah gue gajadi nih?"

"ih najong banget sih Fenny! Udah ah pokoknya jadi! Gue jemput jam empat sore ya!"

"okay, see you."

Between You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang