Sometimes when you don't expect to meet someone, apparently they will appear in front of you, so many times. - Restart.
**********************
Its MONster DAY!
Dan ini hari pertama masuk sekolah setelah liburan akhir semester.
Seperti dugaan, semua wajah masyarakat sekolahku ini sama saja sepertiku, malas.
Bayangkan, berminggu-minggu bangun siang itu sudah menjadi kebiasaan yang menyenangkan di rumah. Sulit rasanya untuk mengubah itu kembali menjadi seperti layaknya kami sekolah sebelumnya.
Apalagi, mengingat upacara senin yang memakan waktu satu jam dibawah terik matahari.
Jangan salahkan aku jika jiwa kewarganegaraanku sangat jauh dibawah standar.
Tapi bukan hanya itu, aku juga kesal karena Alex dan Luna berbeda kelas denganku. Mereka sama-sama di kelas XII IPA 2. Sebelahan sih, tapi gak klop banget tjuy!
Tapi aku masih tetap bersyukur karena masih bisa mempertahankan beasiswa ku dengan tetap masuk ke kelas unggulan. Walaupun sebenarnya dengan senang hati ayah akan membiayaiku, aku lebih senang jika otakku lah yang mengambil andil atas sekolahku.
Itu membuat suatu kebanggaan tersendiri, bukan?
Sudahlah, jangan membahas itu karena sekarang aku sudah telat!
Bahkan aku belum meletakkan ranselku ke kelas saat yang lainnya sudah mulai berbaris di lapangan.
Ah! UKS!
Sudahkah ku bilang bahwa aku merupakan ketua PMR? Ya, walaupun sebentar lagi pensiun.
Tapi setidaknya ini bisa menjadi alasanku untuk tidak mengikuti upacara.
Lagi-lagi, jangan salahkan jiwa mudaku yang tak memiliki jiwa kewarganegaraan sama sekali.
Dan disinilah aku, diruang UKS ditemani dengan beberapa juniorku yang bertugas menjaga di belakang setiap barisan kelas upacara. Mereka bertugas mengantar murid yang sekiranya tidak kuat untuk melanjutkan upacara.
Dan aku? Aku yang menangani mereka di ruangan ber-AC ini.
Pasiennya sih tampang-tampang yang udah dikenal banget.
Mereka langganan UKS.
Yang diujung sana, sedang duduk membaca majalah yang entah ia dapat dari mana memang langganan UKS dikarenakan tidak di izinkan mengikuti upacara karena ia memiliki penyakit yang-gaboleh-dikasih-tau, kalau kata dia. Dia cewek seangkatan gue.
Yang tiduran di kasur paling ujung, dia baru beberapa menit yang lalu dibawa kesini karena pingsan. Tapi setiap seninnya begitu. Pingsan. Yang bantuin dia aja kayaknya udah paham kalau itu emang udah jadi kegiatan rutin dia untuk nolong. Dia cewek juga, kelas sebelas.
Nah cowo yang lagi pegang minyak kayu putih di sebelahnya itu juga termasuk langganan UKS karena dia ngidap penyakit lambung tapi gapernah mau sarapan setiap senin pagi tapi kekeuh ikut upacara.
Ya akhirnya sih gitu. Dia juga kelas sebelas.
Yah antara lain begitu lah, sedangkan yang lain paling karena pusing, mual, de el el.
Aku meregangkan otot-ototku karena pegal menangani orang-orang yang banyak maunya. Ya minta obat lah -walaupun sebenernya tanpa diminta juga gue kasih-, minta minumlah, minta ngatur suhu AC lah, dan masih banyak lagi.
Jam menunjukkan pukul setengah delapan tapi uks udah kayak kandang kebo saking ramenya. Untung lumayan luas.
Aku kira pasiennya segitu-segitu aja, eh taunya ada yang masuk lagi. Cowok, dan dia sama sekali gak keliatan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You And Me
Teen FictionIni tentang aku dan kamu. Tentang sebuah spasi yang ada diantaranya. Tentang pertanyaan, Apakah sebuah spasi dapat menghalangi kita?