Alvero's pov
Sudah berbulan-bulan sejak kejadian berpelukan dengan Fenny waktu itu. Jika kalian kira kami memiliki hubungan spesial saat ini, kalian salah besar.
Tau apa yang terjadi tepat setelah Fenny berhenti menangis dan melepas pelukan gue? Dia mukulin gue, keras.
Pukulannya mirip kayak dulu. Waktu gue masih suka jahilin dia di DarkLight Resto.
Waktu itu gue seneng banget. Bukan, bukan karena dipukul. Karena saat itu gue ngeliat dia senyum. Masih sesenggukan, tapi senyumnya mematikan.
Yah, kalo senyum itu bisa mencabik-cabik, mungkin gue udah berdarah-darah dan terkapar ga berdaya. HAHA.
Satu minggu lagi Ujian Nasional dan anak sekolah udah ngejauh sama buku. Paling, cuma dibuka kalo dirasa ada yang lupa. Seterusnya, kita bener-bener berusaha refreshing. Kayak sekarang ini.
Gue dan beberapa temen deket gue lagi nyantai di DarkLight Resto.
Nggak, gue ga ngajak mereka. Mereka nya aja yang mau nongkrong ditempat enak tapi dapet diskon.
Nggak, gue ga nawarin mereka diskon, mereka yang maksa gue dengan embel-embel "kita kan temen."
Cih, mereka curang.
"Parah, parah. Itu chelsea? Cantik parah aslinya! Lo ngape ga bilang-bilang punya pelanggan artis cantik bego!" Ucap Dani tiba-tiba sambil menoyor kepala gue.
Gue sama anak-anak yang lain langsung ngikutin arah pandang Danu. Bener, Chelsea. Bener, cantik parah. Tapi, "mana gue tau bego! Gue kan jarang kesini semenjak banyak TO." Gue membalas toyorannya.
"Gue sepupuan sih sama doi." Ucap Nick tiba-tiba.
"HAH DEMIAPA LO!"
"Boong lu tai"
"Mane adeee dia cantik lu blangsak."
Ohya, Nick sudah sangat mendingan, dia sering ke sekolah walaupun lebih sering enggak (yang jahatnya gue syukurin karena bisa duduk dibangkunya) karena dia masih homeschooling dan masih harus dibatesin kegiatannya.
"Beneran kali, gapercaya? Nihya gue panggil." Ucap Nick sambil berdiri.
"Becanda gausah keterlaluan nape malu-maluin aje lu." Sewot Dani.
"Aish. Liat nih ya," Nick sedikit berdehem lalu, "Chelsea!"
Beberapa orang menengok juga, membuat kami meringis sendiri, malu. Tapi melihat Chelsea menengok lalu melambai penuh semangat kearah Nick, membuat kami bungkam.
Setelah Nick memberi kode untuk kesini, Chelsea dengan kecantikannya berjalan kemari. "Hey, apa kabar?" Ucapnya sambil MEMELUK dan CIPIKA CIPIKI dengan Nick. Tolong garis bawahi itu.
Selagi basa-basi yang bener-bener bikin cowok-cowok disini iri setengah mati, yang cewek-cewek justru tertawa.
"Mampus lo Dan, lo ga baik-baik sama Nick sih, mana mau dia ngenalin orang blangsak kayak lo ke orang cantik kayak Chelsea." Bisik Fenny yang membuat anak-anak lain tertawa.
"Oiya, nih kenalin temen gue, Vero, dia yang punya resto ini loh." Ucap Nick tiba-tiba.
"Oh, haloo! Wah, masih muda gini udah punya resto? Hebat dong." Ucapnya sambil menjabat tangan gue.
Gue balas senyum kikuk. "Eh? Nggak juga. Salam kenal."
Chelsea senyum. "Saya juga. Yaudah deh, balik dulu nih ditunggu temen. Sampe ketemu nanti yaa! Dah Nick! Dah semua!"
Kami balas melambai-lambai.
"Monyet ya lu pada ga ngenalin ke gue!" Dani sewot sendiri.
"Lo kan blangsak, dia cantik. Gapantes." Ucap Alex yang membuat kami semua tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You And Me
Teen FictionIni tentang aku dan kamu. Tentang sebuah spasi yang ada diantaranya. Tentang pertanyaan, Apakah sebuah spasi dapat menghalangi kita?