EMPAT BELAS - Naya

12.3K 1.4K 484
                                        

3000 words dan nggak di cek lagi jadi typos everywhere hehe
Happy reading and hope y'all like it! Enjoy xx

***

Tirai kamar Naya bergerak kesana kemari. Angin pukul setengah satu pagi masih sibuk berhembus menggoyang-goyangkan kain tipis yang menutupi jendela terbuka di kamar bercat putih itu.

Lampu kamar anak perempuan yang sedang duduk di atas karpet dengan punggung menyandar pada tempat tidur masih menyala. Menandakan bahwa pemiliknya masih terjaga dan belum bisa memejamkan mata.

Lutut dan tangannya lemas, matanya perih karena banyak menumpahkan air mata malam ini. Naya tidak mengerti harus menyalahkan siapa jika akhirnya ia terluka. Rasanya, sangat bodoh dan tidak masuk akal kalau dia menyalahkan Sekar apalagi Reza.

Karena perkataan Sekar tempo hari adalah fakta yang selama ini berusaha ia tepis, ia lawan, dan ia patahkan. Naya selama ini sudah terlalu naif. Dia begitu munafik sampai tidak mau mengakui apa yang sebenarnya ia rasakan.

Dan satu-satunya yang bersalah di sini adalah dirinya sendiri.

Naya menyambar ponsel yang ia letakkan di tepi kasur dengan tangan kanan. Ia tidak bisa terus diam, jadi anak perempuan itu mencoba mencari hiburan bagi dirinya sendiri. Dan pilihannya jatuh pada aplikasi Instagram. Kalau tidak salah, sudah tiga hari Naya tidak membuka aplikasi online itu. Lalu gerakan jarinya berhenti tepat pada satu foto.

Seorang lelaki dan perempuan berdiri bersebelahan. Tangan yang perempuan melingkari pinggang lelaki disampingnya dan yang lelaki mengalungkan lengan ke bahu perempuan dengan jam tangan warna sliver itu.

Dan dibawahnya, Naya bisa membaca dan menyimpulkan apa hubungan dua insan itu.

SeptianPrayogs_
I am official @Tamaraalvira's mine💕
2days ago.

Naya menghirup napas lewat mulut dan menghembuskan sisa napasnya lewat tenpat yang sama karena hidungnya masih tersumbat akibat menangis. Naya kemudian mematikan kembali ponsel miliknya dan meletakkannya ke tempat semula.

Kepalanya begitu pening. Kenapa ia baru menyadari bahwa selama ini dia tidak memiliki perasaan apa-apa untuk Septian selain ketertarikan sesaat. Mengapa selama ini Naya lagi-lagi terlalu naif untuk mengakui semua nya?

Drrttt Drrrrtt

Naya langsung menoleh saat benda persegi yang beberapa detik lalu ia letakkan kembali itu menyala. Lalu Naya melihat apa yang muncul di sana.

Lagi-lagi pesan dari Reza.

Reza Cabul: Lo kenapa belom tidur?

Reza Cabul: Tidur oi

Reza Cabul: Besok ada try out UN kan?

Reza Cabul: Nay?

Mata Naya mengernyit, empat baris notifikasi mau tidak mau membuat Naya menggeser layar ke kanan dan membacanya.

Naya Audiva: Kok lo tau?

Reza Cabul: Apaan?

Naya Audiva: Tau darimana gue belom tidur?

Reza Cabul: Lampu kamar lo belom mati

Reza Cabul: Padahal lo kan gak bisa tidur kalo lampunya nyala

Naya Audiva: O gt y

Reza Cabul: Y gt

Reza Cabul: Coba lu liat dari jendela nanti gue dadah dadah

Naya Audiva: Mager.

Naya Audiva: Lo ngapain jam segini di luar?

Reza Cabul: Abis nyari makanan. Di rumah lagi ada Pamor soalnya

StardustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang