Suara berisik selalu tercipta dikelas 2-1 ini, beruntungnya kelas itu berada diruangan paling ujung lorong tingkat 2 sekolah Kirin art School yang selalu berhasil mencetak nama besar artis artis tamatan sekolah seni bergengsi di Seoul, Korea Selatan.
Semua murid didalam kelas hanya sibuk dengan dunia masing masing tanpa memperdulikan satu sama lainya, bahkan ada seorang gadis yang berstatus teman kelasnya di pojok belakang sedang di bully oleh siswi lain mereka hanya menutup mata dan menulikan seakan rintihan gadis itu angin lalu. Di depan kelas ada beberapa anak lelaki yang sibuk kejar kejaran seraya membawa sapu dan Kain pel di tangan masing masing. Di sudut dekat pintu masuk gadis lain sedang berkumpul dengan menunjukan kukunya yang baru saja dipolesi berbagai macam warna. Dan tengah tengah kelas itu dua gadis serta dua laki laki yang sedang asik bercerita dan tertawa terbahak bahak tak mempedulikan orang menatap mereka kesal tapi dasarnya Byun's friend itu tak peduli jadi mereka mengabaikannya. Dan kursi belakang ada satu pria yang sibuk mendengarkan musik sesekali menggerakan badanya. Sudut paling depan dua lelaki sibuk membaca buku. Mereka benar benar memiliki dunia sendiri, tak ada interaksi lebih ataupun berarti. Bicara seperlunya dan sebutuhnya.
"Lepaskan aku!!"
Teriakan gadis malang yang sedang dibully itu membuat semua menoleh kebelakang, harapan gadis itu hanya satu yaitu ada yang bersedia menolongnya tetapi detik kemudian semua kembali keposisi awalnya, mengabaikan rintihan gadis malang itu.
"Kau fikir akan ada yang peduli dengan seorang Nerd sepertimu?" Ucap gadis yang sedari tadi mengganggu gadis Malang itu. Yang ditanya hanya menunduk, menghapus air matanya ia tahu tidak akan ada yang membantunya bahkan dikelas ini belum tentu temannya tahu bahwa ia bernafas. Seorang nerd tidak ada artinya.
Gadis Malang itu kembali merasa kesakitan dibagian kepala, gadis berparas angkuh itu menarik rambutnya kuat. Ia tak bisa membalas, yang bisa ia lakukan hanya menerima."Minggir!!"
Berterima kasihlah pada pemilik suara dingin dan mengintimidasi itu, karena suaranya sigadis pembully itu langsung melepaskan jambakannya sedikit mendorong tubuh gadis malang itu lalu berlalu kemejanya, gadis Malang itu berlari meninggalkan kelasnya yang kejam.
Lelaki itu mengambil sesuatu dalam lokernya yang tadi menjadi sandara gadis malang itu, lalu mengeluarkan buku yang bersampul Nada balok. Lalu kembali kemejanya paling depan, tak lama bunyi bel pertanda masuk menggema di penjuru sekolah semua siswa langsung duduk ketempatnya masing masing, lelaki itu menatap kearah samping kirinya pupilnya mengarah pada satu meja yang kosong tepatnya meja gadis malang tadi.
"Seharusnya ia melawan bukannya mengharap bantuan dari orang"
Ujar lelaki yang duduk di samping lelaki bersuara dingin tadi.
"Kau tau kyung, orang lemah lah yang akan ditindas" sekali lagi lelaki yang bername tag Kim Suho menyerukan pendapatnya. Yang di panggil Kyung tepatnya pemilik nama lengkap Do Kyungsoo itu hanya mengabaikan lalu kembali membaca buku musiknya."Morning Everyone..."
Sapaan ceria dari Haechul-saem wali kelas mereka melukiskan lekukan disemua wajah siswa dalam kelas itu. Oh ayolah siapa yang tidak akan bahagia diajar oleh Haechul-saem salah satu guru yang menyenangkan.
"Baiklah, ketua siapa yang tidak hadir?" Tanya haechul saem tanpa menatap lawan bicaranya. Kim suho sebagai ketua kelas berdiri lalu menatap sekelas dan menemukan satu tempat kosong.
"Yang tidak hadir satu orang, Kim..."
Ucapan suho terputus karena pintu belakang terbuka suara gadis menyerukan permintaan maaf karena keterlambatannya. "Lengkap saem" ujar suho akhirnya."Kim Namjoo, terlambat lagi?" Tanya haechul saem, sebenarnya Namjoo tidak terlambat bahkan tidak pernah sekalipun datang terlambat kesekolah hanya saja siksaan setiap pagi membuatnya harus berlari keluar dan pada akhirnya terlambat masuk kelas.
Namjoo kembali meminta maaf, lalu haechul saem menyuruhnya duduk."Yang namanya disebut setelah ini ikut aku, pelajaran hari ini diambil alih oleh Seokjin-saem"
Ucapan haechul saem membuat gadis dikelas itu memekik, bagaimana tidak? Seokjin saem adalah guru tertampan disekolah itu."Aku tahu kalian bahagia, tapi jangan membuatku memiliki gangguan dalam pendengaran" ucapan ketus dari haechul saem hanya angin lalu bagi mereka. Haechul saem menggelengkan kepalanya, mengapa ia harus menjadi wali kelas ini?
"Baiklah, ingat yang namanya ku panggil ikuti aku. Kim Suho, Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Do Kyungsoo, Kim Kai dan Oh Sehun"
Semua nama yang terpanggil menatap penuh tanda tanya, tapi yang ditatap menyungnggikan senyumannya walaupun ia juga tidak yakin dengan keputusannya bersama kepala sekolah.
"Memang ada apa saem?" Itu Kai yang bertanya, apa ia memiliki masalah sehingga di panggil oleh gurunya.
"Aku belum selesai, selanjutnya Park Chorong, Yoon Bomi, Jung Eunji, Son Naeun, Kim Namjoo dan Oh Hayoung. Kalian juga"
Teriakan memenuhi seisi kelas itu, heol! Bagaiman mungkin nama nama yang disebutkan tadi adalah orang orang yang jarang berinteraksi terkecuali Byun's Friend, sekalipun dan sekarang mereka dipanggil secara bersamaan itu kejadian langka.
"Saem, sebenarnya ada apa ini? Kenapa center kelas kita semua di panggil? Ya, terkecuali dua nerd itu"
Pertanyaan itu di lontarkan oleh siswa laki laki lainnya ia merasa heran, tapi haechul saem hanya tersenyum lalu memberi kode pada murid yang di panggilnya untuk keluar lalu masuklah seokjin saem yang mengambil alih perhatian seisi kelas.
-
Ruangan yang ditempati 6 pasang manusia itu hening, benar benar hening hanya suara detik jam yang menandakan bahwa 15 menit waktu mereka habis dalam kebisuan. Tetapi bagi seorang Jung eunji, Yoon Bomi, Byun Baekhyun, Kim Kai keheningan adalah malapetaka bagi mereka, empat sahabat itu benar benar membenci kebisuan.
"Aku heran kenapa kita disuruh berkumpul lalu di tinggalkan begitu saja!" Suara baekhyun bagaikan jangkrik yang berbunyi, diabaikan. Eunji dan bomi menahan tawanya karena seorang baekhyun diabaikan.
"Yak! Kalian tidak bisu atau tuli kan? Hah?" Kesal baekhyun melemparkan Pena yang ia genggam kearah eunji dan bomi yang duduk berdampingan. Bomi membalasnya mendarat tepat dikepala baekhyun. Eunji langsung memuntahkan tawanya melihat baekhyun yang marah, sedangkan Kai mengompori bomi agar membalas kelakuan baekhyun ini seru pertandingan Bomi vs Baekhyun lalu terjadilah perperangan mulut diantara keduanya menjadikan hiburan gratis."Berisik!" Ketusan yang mengalir dari bibir gadis berwajah imut itu menghentikan aksi BaekMi. Bomi memutar bola matanya malas, gadis menyebalkan.
"Kau menyebalkan park chorong!" Bomi menyahuti tak kalah ketus.
"Baekhyun bomi duduk" perintah haechul saem diambang pintu lalu membuka pintu mempersilahkan kepala sekolah masuk dan duduk di kursi paling ujung ke-6 pasang itu membungkuk hormat.
"Duduklah, aku tidak perlu berbicara banyak. Mulai lusa depan kalian akan berlatih bersama!"
"Ne??"
Spontan semua siswa-siswi itu meneriaki kepala sekolah tak percaya. Latihan bersama? Untuk apa?
Tidak mungkin, mereka memang ingin debut namun jika bersama orang yang berada diruangan ini? Lebih baik tidak!TBC
Haha aku suka bgt up tengah malem, iyaa paket tengah malem itu bnyk d tambah jaringan Gk lelet!
Fiks, rencana mau up kalau cerita sebelah tamat tp gk jadi, tanganku gatel buat up skrng juga...
Semoga kalian suka yaa... Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR DREAM - [EXOPINK] [END]
Hayran KurguDua Belas siswa dan siswi terbaik di Kirin art School di persatukan untuk menjadi perwakilan sekolah dalam ajang tahunan yang akan mendebutkan sang juara apabila meraih juara pertama. Namun bagaimana jika beberapa dari keduabelas siswa itu tidak ing...