Dava sedang berada di balkon kamarnya, ia melirik ke balkon samping yang tertutup rapat.
"Shilla udah tidur kali ya?" pikir Dava.
Dava terbelalak saat sebuah mobil terparkir di depan rumah Shilla, yang membuatnya terbelalak adalah seseorang yang baru saja turun dari mobil itu. Dava mengira bahwa Shilla sudah tidur ternyata Dava salah, Shilla baru saja pulang.
Kening Dava berkerut saat seorang cowok juga keluar dari dalam mobil itu. Kemudian Dava segera berlari menghampiri Shilla yang baru saja pulang.
"Thanks ya, udah nolongin sama nganterin gue pulang" ucap Shilla, tapi kini nada pengucapannya sedikit tulus. Cuma sedikit.
"Sama-sama"
"Shilla?" panggil Dava yang baru saja datang.
"Dav, kok lo ada disini?" tanya Shilla heran.
"Lo abis dari mana? Kok baru pulang? Terus nih cowok siapa?" tanya Dava bertubi-tubi.
Shilla memutar bola matanya malas. "Ck, nanyanya satu-satu napa"
"Kenapa lo baru pulang?"
"Tadi ada something dijalan, makanya gue pulang malem"
"Ekhem, sorry, tadi cewek lo hampir dilecehin sama preman-preman bangsat itu, terus gue gak sengaja dateng nolongin cewek lo ini" Shilla melotot mendengar penjelasan cowok songong disampingnya itu.
"Apa? Kok bisa? Kenapa lo gak telpon gue Shill? Terus apanya yang luka?" tanya Dava khawatir.
"Gue gak pa-pa Dava, gak usah lebay"
"Gak pa-pa gimana? Lo hampir dilecehin Shilla. Lo diapain sama preman itu hah?"
"Gue gak di apa-apain. Untung ada--"
"Raka" potong Raka yang tahu bahwa Shilla ingin menyebut namanya, tetapi belum tahu namanya.
"Iya, tadi ada Raka yang nolongin gue"
Dava menoleh kearah Raka yang sedari tadi berdiam diri memperhatikan percakapan Dava dan Shilla.
"Thanks bro, untung ada lo, gue utang budi sama lo" Dava berhigh five dengan Raka.
"Santai aja, gue cuma kebetulan lewat kok, yaudah kalo gitu gue pulang dulu" pamit Raka pada Dava dan Shilla yang diangguki mereka berdua.
Raka melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Shilla, sebelum Raka pergi Dava tersenyum ramah pada Raka dan dibalas Raka dengan senyuman juga.
Shilla memperhatikan Dava yang terlihat akrab padahal mereka baru saja bertemu. "Akrab banget lo sama Raka"
"Gue tau dia orang baik. Makanya dia nolongin lo dari preman-preman itu"
"Lo gak apa-apa kan?"
"Gak pa-pa Dava, gue belum sempat diapa-apain sama preman gila itu kok, untung Raka dateng tepat waktu" Dava tersenyum.
"Yaudah masuk gih, udah malam" Shilla mengangguk dan berjalan masuk ke rumah.
"Good night, Adel" Dava mengacak-acak rambut Shilla.
"Good night, Dav" balas Shilla lalu, masuk kedalam rumah.
***
Hari ini kelas 12 MIPA 2 jadwalnya berolahraga, inilah yang Shilla sangat benci yaitu, pelajaran olahraga yang membuatnya keringatan. Shilla sangat tidak suka pelajaran olahraga, ia selalu mendapat nilai jelek dipelajaran itu. Untungnya nilai pelajaran yang lain nilai Shilla bagus jadi, nilai jelek dipelajaran olahraganya dapat tertutupi dengan nilai-nilai pelajarannya yang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen FictionDandelion tidak secantik mawar, tidak seindah lili, dan tidak seabadi edelwis tetapi, Dandelion adalah bunga yg kuat. Dandelion terlihat rapuh tetapi, begitu kuat, begitu berani. Berani menentang sang angin, terbang tinggi begitu tinggi. Menjelajah...