Seperti yang sudah Ocha katakan pada Shilla bahwa malam ini adalah acara ulang tahun sepupunya Ocha. Ocha sudah 15 menit menunggu Shilla yang sedang berdandan, tak lama Shilla muncul dengan pakaian yang simple.
Dress hijau tosca seatas lutut dan wedges hitam serta sling bag hitam. Shilla hanya memoles wajahnya dengan sedikit make up natural tidak terlalu tebal, tetapi terlihat cantik dan elegant.
"Sorry Cha, udah lama nunggu ya?" tanya Shilla sambil berjalan menghampiri Ocha di ruang tamu.
"Lumayan sih, yaudah yuk jalan. Bentar lagi acaranya mulai."
"Tunggu bentar," Shilla menarik napasnya lalu,
"MAMA, SHILLA PERGI DULU YA SAMA OCHA." teriaknya karena Mama Shilla sedang berada di lantai dua.
"Iya, gak usah teriak-teriak Mama dengar." balas Mama dari kamarnya.
"Yaudah, ayo Cha." Shilla keluar dari rumahnya dan masuk kedalam mobil milik Ocha.
***
Mata Shilla memicing mengamati setiap sekeliling ruangan yang dipenuhi oleh banyak orang, ruangan itu sangat terlihat indah. Berbagai hiasan, balon-balon, dan kertas krep tertata rapih di setiap sudut ruangan itu.
Sudah sangat cantik dipandang oleh mata. Begitu mampu menghipnotis dan ditambah lagi ada panggung kecil dengan piano diatas panggung tersebut.
"Cha, bagus banget ruangannya," bisik Shilla saat ingin melangkah ke salah satu meja yang dikerumuni banyak orang.
"Iya, sepupu gue yang milih tema kayak gini." Shilla mengangguk paham sambil matanya terus menjelajahi setiap sisi ruangan yang didekor seapik mungkin.
"Lo mau nunggu disini atau ikut gue? Gue mau ngasih kado ke sana dulu." Ocha menunjuk tempat yang dikerumuni oleh banyak orang dan ada kue diatas mejanya. Sudah dipastikan gadis cantik yang memakai gaun itu yang berdiri diantara tengah-tengah orang adalah sepupu Ocha.
"Enggak deh, gue disini aja." tolaknya yang diangguki setuju oleh Ocha.
"Yaudah, jangan kemana-mana!" pesan Ocha kemudian melenggang pergi.
Shilla mengamati sekelilingnya sampai matanya menangkap sesuatu yang membuatnya menelan ludah. Apalagi kalau bukan makanan. Shilla menghampiri meja yang penuh dengan makanan serta minuman. Ia mengambil salah satu cake yang berada diatas meja bundar itu.
"Seandainya ini semua boleh gue bungkus. Cake-cake yang sangat manis kamu menggoda iman ku." gumam Shilla mendramatis.
Shilla mengambil minuman dan berjalan kembali ke tempat terakhir ia dan Ocha berpisah. Takutnya Ocha mencari Shilla yang tiba-tiba hilang tanpa memberitahu Ocha terlebih dahulu.
Baru Shilla berbalik badan, tubuhnya sudah menabrak dada bidang seseorang hingga minuman yang Shilla bawa tadi tumpah mengenai bajunya sendiri.
Shilla membulatkan bola matanya ketika bajunya sudah basah bagian dadanya.
Shilla mendongak kearah orang yang sudah menabraknya hingga membuat bajunya basah. "Heh, punya mata gak lo? Kalo jalan tuh liat-liat ini malah main nyosor aja kayak bebek." cerocos Shilla pada seorang cowok yang menabraknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen FictionDandelion tidak secantik mawar, tidak seindah lili, dan tidak seabadi edelwis tetapi, Dandelion adalah bunga yg kuat. Dandelion terlihat rapuh tetapi, begitu kuat, begitu berani. Berani menentang sang angin, terbang tinggi begitu tinggi. Menjelajah...