"Woy Dav, bengong aja lo, mikirin apaan? Mikirin utang ya?" celetuk Revan sambil melempar kacang yg ia makan.
Dava menatap tajam Revan. "Anjir, gue gak punya utang. Yg ada kalian yg ngutang sama gue!"
"Yaelah, utang seribu aja masih diingetin. Perhitungan banget lo jadi temen" sahut Kiki.
"Eh nyet, lo ngutang seratus ribu ye bukan seribu"
"Lah, kemarin kan udah gue bayar yg seratus"
"Sejak kapan lo bayar utang ke gue?"
"Dasar pikun! Kemarin gue ngasih lo duit seratus masa lo gak inget? Yg duitnya malah lo buang terus gue taro disaku celana lo dah tuh duitnya" jelas Kiki mengingatkan Dava.
"Itu seratus perak bego bukan seratus ribu!" balas Dava sengit.
"Ya, sama aja. Intinya kan seratus, nah seratus digabungin sama seribu kan jadinya seratus ribu, berarti kita masih ngutang seribu sama lo. Ya kan Van?" Revan mengangguk antusias sedangkan Dava melongo dengan mulut terbuka.
"Sebenarnya yg bego tuh kalian berdua apa gue sih?" Dava menggaruk pelipisnya yg tak gatal.
"Ya, Dava lah" jawab Kiki dan Revan kompak.
"Yee, dasar anak MOA!"
Kiki dan Revan hanya tertawa terbahak-bahak hingga Revan tersedak oleh kacangnya yg masih berada di kerongkongan.
"Eh, si Bagas mana? Tumben gak ikut ngumpul?" tanya Dava yg merasa temannya hilang satu.
"Otw katanya" Dava hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Eh, gue pengen curhat dong"
"Elah lo, kayak cewek aja Dav, curhat pake segala bilang" sungut Revan.
"Serius babi!"
"Iya, udah buruan ngomong, mau curhat apaan?"
"Tentang Shilla"
"Shilla kenapa?"
"Dia tuh kayak lagi nyembunyiin sesuatu gitu dari gue--" ucapan Dava terpotong karena Revan tiba-tiba menyanyi.
"Sesuatu yg ada dibenak mu, sesuatu yg ada dihati mu.. Sesua--" dengan kesal Dava melempar bantal kearah wajah Revan yg tepat sasaran.
Revan mengusap wajahnya yg terkena timpukan bantal. Ia mencebikkan bibir kearah Dava yg sedang menatap dengan tatapan mengancam. 'Sekali lagi lo bertingkah, gue bunuh lo!'
"Gua mau curhat nyuk! Diem dulu napa!"
"Iya maap-maap, dedek Revan khilaf bang Dava sayang" balas Revan dengan suara sok manis serta wajah yg diimut-imutkan membuat Dava dan Kiki memasang ekspresi jijik.
"Jijik Van, sumpah lo najis banget" Kiki mengedikkan bahu dengan tampang ingin muntah dihadapan Revan.
"Yaudah, lanjut Dav, gak usah ngurusin nih curut" lanjut Kiki yg sekarang fokus ke Dava dan mengabaikan Revan.
"Jadi tuh kemarin--" ucapan Dava harus terpotong lagi akibat kedatangan Bagas.
"Hai guys, Bagas si cowok ganteng, cool, and calm ini datang untuk kalian" Bagas menyelonong masuk ke kamar Kiki tanpa permisi pada sang pemilik kamar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Ficção AdolescenteDandelion tidak secantik mawar, tidak seindah lili, dan tidak seabadi edelwis tetapi, Dandelion adalah bunga yg kuat. Dandelion terlihat rapuh tetapi, begitu kuat, begitu berani. Berani menentang sang angin, terbang tinggi begitu tinggi. Menjelajah...