Titik-titik air perlahan menetes membasahi bumi yang mulanya kering, kini sudah menjadi basah akibat tetesan-tetesan air yang terjatuh dari langit. Awan yang mulanya cerah sebening kapas kini sudah berubah menjadi awan hitam yang gelap gulita.
Seorang gadis tengah duduk di salah satu bangku caffe yang terletak dekat dengan jendela. Gadis itu mengamati setiap detail tetesan air hujan yang menetes dikaca jendela caffe tempat ia duduk. Kaca itu sudah berembun terkena air hujan.
Sudut bibir gadis itu melengkung keatas membentuk seulas senyum manis di bibir mungilnya yang berwarna merah muda alami.
"Selalu banyak kenangan tentang hujan, terlalu banyak luka juga yang hujan rasakan." gumam gadis itu pelan.
Sorang laki-laki duduk dihadapan gadis itu dengan membawa dua gelas hot chocolate ditangannya. Di letakkannya minuman itu dimeja.
"Jangan banyak melamun, nanti kesambet tau rasa lo." gadis itu tidak menyahut melainkan, menuliskan sesuatu dikaca yang berembun itu.
Seulas senyum terbit dibibir laki-laki itu ketika membaca tulisan yang gadis itu tulis dikaca.
Hujan, tetesan cairan bening yang mampu membuat warna pelangi indah terukir dilangit setelahnya hujan pergi. Meski ia terjatuh, ia akan tetap memberi warna kebahagian bukan meninggalkan luka kesedihan.
"Puitis banget." komentar laki-laki itu.
Gadis itu menatap laki-laki itu dengan sorotan mata tajam, kemudian kembali fokus pada tetesan air hujan.
"Shill?" panggil Dava. Ya, mereka adalah Shilla dan Dava.
Mereka sedang menghabiskan waktu di caffe, Shilla yang meminta Dava agar menemaninya ke caffe.
"Hm?"
"Gak jadi." Dava menggelengkan kepalanya.
Shilla menoleh kearah Dava. "Ck, gak jelas!"
Shilla mengambil segelas hot chocolatenya dan ditiupnya minuman itu sebelum ia meminumnya karena hot chocolatenya masih sedikit panas.
"Shill,"
"Apa? Kalo lo cuma mau bilang gak jadi, mendingan gak usah ngomong deh Dav." cetus Shilla kesal.
"Apa yang paling romantis dari hujan?" tanya Dava to the point.
Shilla mengangkat sebelah alisnya kemudian, menggeleng.
"Gak tau.""Hujan selalu mau kembali meskipun tau rasa sakitnya jatuh berkali-kali," ucap Dava menatap lembut manik mata Shilla.
"Copas!" Shilla memutar bola matanya.
Dava menyentil kening Shilla, bagaimana mungkin gadis disampingnya ini bisa-bisanya merusak suasana yang sudah Dava tata seserius mungkin.
"Apasih Dav, sakit tau!" Shilla mengusap keningnya yang disentil oleh Dava.
"Perusak suasana banget sih lo. Udah tau gue lagi serius, malah di rusak." dengus Dava.
"Ya lagi, kata-katanya basi banget. Gue tau lo ngecopas kata-kata tumblr yang ada di ig kan? Ngaku lo." tunjuk Shilla tepat diwajah Dava.
"Ck, makanya kalo orang ngomong dengerin dulu jangan main potong-potong aja." dumel Dava.
"Terus, lo mau ngomong apa?" Shilla mengernyitkan dahi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Novela JuvenilDandelion tidak secantik mawar, tidak seindah lili, dan tidak seabadi edelwis tetapi, Dandelion adalah bunga yg kuat. Dandelion terlihat rapuh tetapi, begitu kuat, begitu berani. Berani menentang sang angin, terbang tinggi begitu tinggi. Menjelajah...