Chapter 13

373 22 0
                                    

       Sudah seminggu Shilla tidak masuk sekolah dan sudah seminggu pula demam Shilla tak kunjung turun. Demamnya masih tinggi sama seperti kemarin, Eva dan Hendra sudah membujuk Shilla agar mau ke dokter tetapi, ia tetap bersi keras tidak mau dibawa ke dokter jadi, Eva dan Hendra memutuskan agar ia menelpon dokter secara diam-diam saja supaya anaknya bisa ditangani oleh dokter.

       Setelah menunggu lima belas menit akhirnya dokter pun datang, tak perlu menunggu waktu lama, dokter segera mengecheck kondisi Shilla, awalnya Shilla menolak namun, saat dokter itu memberitahu bahwa ia tidak akan disuntik barulah Shilla mau diperiksa.

       Dokter itu keluar dari kamar Shilla dan menghampiri kedua orangtua Shilla.

       "Bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya Hendra.

       Dokter yg bernama Indra itu menghembuskan nafasnya, ia tidak tahu harus memberitahunya bagaimana.

       "Bisa kita bicara sebentar Pak, Bu?"

       "Bisa dok, mari duduk dulu" Eva mempersilahkan Dokter Indra untuk duduk.

       "Jadi, ada apa ya dok?" tanya Hendra sudah tidak sabar ingin mendengarkan penjelasan dari dokter itu.

       "Apa sebelumnya Shilla pernah menderita penyakit Kanker Darah?" tanya Dokter Indra tenang.

       "Iya dok" Eva mengangguk samar.

       "Lalu, apakah penyakit itu sudah sembuh?"

       "Saya yakin 100% bahwa penyakit putri saya sudah sembuh, karna waktu itu putri saya sudah saya obati ke Singapura dan dokter ahli Kanker itu bilang bahwa, putri saya sudah sembuh 80%, tetapi saya yakin bahwa Shilla memang sudah benar-benar sembuh karna selama ini dia baik-baik saja dok" jelas Eva panjang lebar menjelaskan tanpa sedikitpun ia kurangi atau ia tambahi.

       "Dokter itu bilang 80% bukan 100% jadi, kemungkinan besar putri Ibu akan kembali menderita penyakit Kanker Darah itu"

       "Bagaimana mungkin dok?" tanya Hendra yg sudah frustasi.

       "Saya melihat ada luka memar dibagian lengannya dan demam putri Ibu dan Bapak sudah seminggu tidak turun jadi, saya dapat menyimpulkan bahwa Shilla masih menderita penyakit Leukimia." jelas Dokter Indra.

       "Gak mungkin dok, putri saya sudah sembuh. Dia gak mungkin menderita penyakit itu lagi" Eva sudah tidak bisa lagi membendung air matanya, ia terisak didalam pelukan suaminya.

       "Untuk lebih lanjut lagi, dan agar semuanya jelas. Saya minta Shilla besok pagi datang ke rumah sakit, saya akan mengambil stample darah anak Ibu dan Bapak untuk mengecheck kebenaran penyakitnya"

       "Baik dok, besok saya akan ke rumah sakit. Dan saya yakin bahwa putri saya sudah benar-benar sembuh" ucap Hendra mantap.

       "Baik Pak, Bu, besok kita bisa lihat hasilnya. Saya permisi dulu"

       "Iya dok, terima kasih" Hendra menjabat tangan Dokter Indra sebelum dokter itu pergi.

***

       "Ma, Pa, Shilla kan udah di periksa sama Dokter Indra kemarin, kenapa harus ke rumah sakit lagi sih?"

       "Dokter Indra minta kita check penyakit kamu lagi sayang, kamu kan juga belum benar-benar sembuh total" ucap Eva seraya mengelus rambut Shilla.

       Mereka kini sedang menuju ruangan Dokter Indra untuk mengambil stample darah milik Shilla. Shilla dipersilahkan masuk ke ruangan sedangkan, Eva dan Hendra menunggu di depan pintu ruangan.

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang