UGLY

3.8K 282 8
                                    

Umji menatap pantulan dirinya di cermin dalam diam. Matanya sembab, bibirnya kering dan pipinya masih terasa basah. Air matanya yang tadi sempat berhenti mendadak kembali mengalir. 

Umji sama sekali tak mengerti kenapa mereka membencinya. Mengapa mereka terus saja mencela dan mengatakan bahwa ia adalah seorang putri buruk rupa. Komentar-komentar buruk terus terdengar di telinganya, bahkan di grup chat kelas mereka tak pernah berhenti mengatakan bahwa ia sama sekali tidak cantik dan benar-benar jelek.

"Bukankah dia orang kaya? Kenapa tidak operasi plastik aja sih? "

"Wajahnya benar-benar jelek, kalau aku jadi dia aku tidak akan sanggup keluar dari rumahku."

"Aku tau cantik itu relatif, tapi aku sama sekali tidak bisa melihat sesuatu yang cantik dari dirinya."

Kira-kira begitulah celaan yang sering Umji dengar. Umji bahkan tidak sanggup lagi untuk pergi ke sekolah karena hal itu.

Umji tidak tau siapa yang memulai semua komentar itu, tapi ia tau bahwa rumor itu mulai beredar sejak ia mulai berpacaran dengan Changsub, sunbaenya di sekolah.

"Yewonie, changsub sudah datang," tiba-tiba terdengar eomma umji berbicara di balik pintu.

Umji tersadar dari lamunannya. Dengan cepat ia menghapus air matanya dan merapikan rambutnya beberapa saat.

"Ne eomma, aku akan segera kesana," sahut Umji sembari menyambar ranselnya dan bergegas turun.

"Kim Yewon," panggil eomma Umji .

Langkah umji terhenti, ia menoleh dan mendapati ibunya mendekat dan membelai rambutnya halus, "Kau mempunyai nama yang cantik, tapi kenapa mereka terus memanggilmu umji." Eomma Umji tersenyum kecut.

Umji balas tersenyum manis,  "Awalnya aku juga tidak menyukai itu ibu, tapi aku sudah terbiasa dan ku pikir nama itu tidak terlalu buruk."

"Yewonie, kamu sangat rendah hati dan sopan. Ibu harap tidak ada anak yang menjahilimu di sekolah," lanjut eomma Umji seraya menyentuh mata Umji yang tampak sembab.

Umji tampak sedikit terkejut dan melepaskan sentuhan ibunya, "Aku baik-baik saja ibu, sungguh. Aku hanya tidak bisa tidur dengan nyenyak semalam," sanggah Umji cepat. Umji melemparkan senyuman tipis dan beranjak pergi. Umji menyentuh dadanya, "Aku akan baik-baik saja," gumamnya.

☀️☀️☀️

Umji melemparkan pandangannya keluar jendela mobil, ia tau Changsub terus menoleh ke arahnya.

"Oppa, fokus saja pada jalan di depan jangan melihatku terus." Umji akhirnya berpaling dan mengamati Changsub yang sedang menyetir.

"Kau baik-baik saja umji?" Changsub melirik umji sesaat lalu kembali melihat ke jalan raya di depan.

Umji tersenyum kecut. Mungkin rumor itu tidak terdengar sampai ke tingkat tiga. Umji juga akan merasa sangat canggung jika Changsub mengetahui orang-orang mengatakan bahwa ia buruk rupa.

"Aku baik-baik saja," jawab umji singkat seraya kembali melemparkan padangannya keluar jendela. Changsub kembali melirik umji beberapa saat, mendadak tatapan mata Changsub terlihat sedih, ia menggigit bibir. Tampaknya Changsub mengetahui sesuatu.

☀️☀️☀️

"Aku akan menghubungi-" Belum lagi Changsub menyelesaikan ucapannya Umji sudah melenggang pergi begitu saja.

Changsub memandangi punggung Umji yang berjalan menjauh, Umji terlihat menunduk dan menutupi wajahnya dengan tangannya di sepanjang jalan. Changsub menggigit bibir, "Aku tidak tau harus berkata apa," gumamnya.

☀️☀️☀️

"Heh jelek!" seru seseorang tiba-tiba.

Umji yang baru saja duduk di bangkunya langsung disambut oleh beberapa orang teman sekelasnya dengan tatapan meledek.

Umji tampak acuh. Begitu duduk Umji segera mengeluarkan ponselnya dan memasang earphone. Ia mencoba untuk tidak menanggapi teman-temannya itu. Umji tau mereka pasti hanya akan membuat ulah.

"Ya! Kami sedang bicara denganmu!" bentak salah satu dari mereka.

"Ya Umji! Kau itu benar-benar menyebalkan," sahut yang lain. Dengan kesal ia menarik earphone Umji kasar, "Lebih baik kau operasi plastik saja, melihatmu saja membuat kami muak," tambahnya.

"Dasar jelek," sahut yang lain. 

Umji menggigit bibir, ia hanya bisa tertunduk menahan air matanya.  Dadanya terasa sakit. Rasanya ia sudah tidak tahan lagi dengan semua ini. Ia membenci dirinya sendiri. Kenapa ia begitu lemah dan terluka hanya karena komentar-komentar itu.

Umji berdiri dari duduknya. Kedua tangannya mengepal kuat. Umji berbalik, ia sama sekali tidak berniat untuk membalas kata-kata itu. Ia tidak ingin membuat masalah ini menjadi semakin besar.

Baru saja Umji bermaksud untuk pergi tiba-tiba sudut matanya mendapati Changsub tengah berdiri di depan pintu kelasnya. Pria itu tampaknya hanya kebetulan lewat dan mendengar percakapan tadi.

Umji tersentak kaget. Jantung Umji berdegup kencang. Apa Changsub mendengarnya? Umji bingung harus bagaimana. Meskipun begitu ia tetap mencoba untuk tersenyum, namun belum sempat kedua sudut bibirnya mengembang, senyumannya terpaksa meluntur saat dilihatnya seorang yeoja cantik berdiri di samping Changsub dan menggandeng lengan namja itu tanpa sungkan. 

"Omo, Chorong unnie Changsub oppa, Bukankah mereka sangat serasi?" sahut salah satu teman sekelas Umji.

Bukk

Salah seorang dari mereka mendorong pundak Umji kasar. "Tidak sepertimu, mati saja sana."

Tanpa Umji sadari air matanya mulai mengalir keluar membasahi pipinya. Dadanya terasa sangat sesak. Perasaan apa ini? Umji bahkan tidak bisa membedakan rasa sakit ini akibat bully teman-temannya atau karena Changsub yang digandeng oleh wanita lain selain dirinya.

Umji tidak tahan lagi dengan situasi ini. Rasanya ia ingin segera melarikan diri dan menjauh dari semua orang. Meskipun langkah kakinya terasa sangat berat, Umji mencoba untuk melangkah pergi keluar kelas. Namun saat ia sampai di depan pintu secara tidak sengaja pundaknya menabrak Changsub. Langkah Umji terhenti, ragu-ragu ia menoleh memandang Changsub, dadanya terasa semakin sesak saat namja itu justru hanya bisa diam dan membuang muka. Seolah-olah mengabaikan semua yang telah ia lihat.

"Oppa.. " gumam Umji serak, tangannya mencoba untuk meraih ujung seragam Changsub, tapi geraknya berhenti saat mendapati yeoja tadi masih melingkarkan lengannya di lengan Changsub. Umji menunduk semakin dalam dan kembali melangkah, langkah kakinya semakin lama semakin cepat hingga akhirnya ia pun berlari tertatih membawa rasa sakit yang ia rasakan meninggalkan tempat itu dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

Tbc

INVISIBLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang