7. Pulang Telat

597 58 30
                                    

Freya mengetukkan jari telunjuknya di lututnya berulang kali. Hari sudah mulai senja, mataharipun sudah berniat untuk menenggelamkan dirinya di ufuk barat sana. Tapi Freya belum juga sampai rumah.

Sekarang ia masih ada di dalam angkot, beruntunglah Freya karena sore-sore begini masih bisa mendapatkan angkot tanpa nunggu lama, biasanya susah banget, harus nunggu bermenit-menit dahulu.

Di angkot hanya tinggal dua orang, Freya dan satu orang lelaki yang duduk di pinggir paling belakang, sedangkan Freya ia duduk di pinggir dekat pintu. Pikirnya kalau terjadi kejadian yang seperti di tivi-tivi tentang preman angkot Freya bisa langsung loncat keluar.

Tapi, amit-amit deh.

Freya melirik handphone yang ia genggam erat bergetar dan layarnya kedip-kedip. Ia membuka lockscreen dan melihat siapa yang mengirim pesan.

Ibu Negara
Re km dmn? Dh sre bgt np blm plg?

Ibu Negara
Emg msh eskul? Msh lma g? Mnta jmput g?

Ibu emang gini, ngetik pesan singkat banget. Serasa satu huruf itu harus bayar. Kayak dulu.

Freya membalas pesan Ibunya. Tangannya lincah menari-nari di atas layar.

To : Ibu Negara
Masih diangkot bu, bentar lagi nyampe kok.

Setelah menekan tombol send, Freya mematikan layar handphonenya. Tapi tak lama handphone bergetar lagi, Freya menunduk dan melihat siapa yang menelfon.

"Farrel ganteng calling"

Freya menggeser tombol hijau ke kanan. Walaupun sebelumnya ia mengerutkan dahi saat melihat username Farrel di handphonenya. Pikir Freya, siapa yang ganti?

"Ha--"

"Lo di mana? Kata ibu lo belum sampe rumah. Lo eskul apa maen sih?"

Freya menjauhkan sedikit handphonenya dari telinganya. Suara Farrel persis seperti emak-emak rempong yang lagi nyuruh anaknya buat udahan main.

"Freya, jawab kek! Kebiasaan banget sih, bikin khawatir orang. Ini lo lagi di mana?"

"Iya, Rel. Udah pulang kok."

Freya melembutkan suaranya. Kadang ia suka takut kalau Farrel marah karena mengkhawatirkannya.

"Dimana? Mau gue jemput gak?"

"Enggak usah, ini lagi di angkot. Bentar lagi nyampe."

Freya menjauhkan sedikit handphonenya dari telinganya, "EH BANG, KIRI BANG!"Teriak Freya tiba-tiba saat angkot telah melewati beberapa meter dari jalan kompleknya.

Sopir angkot langsung mengerem mendadak, untungnya jarak mobil di belakang angkot ini masih agak jauh. Sopir angkot rada kesel juga mukanya, tapi sabar aja deh. Penumpang kaya Freya mah, udah biasa.

Sebelum turun, Freya sempet ngeliat ke belakang. Dan abang-abang itu ngeliatin Freya tajam banget sampai buat Freya bergeridik ngeri. Kayanya, tuh abang-abang sampe ngejungkel ke depan deh gara-gara sopir angkot nge-rem mendadak.

Kalo dibayangin, lucu juga.

"Yah, kelewat kan," desah Freya yang langsung turun dari angkot. Dalam hati, Freya menyalahkan Farrel akan hal ini.

"Makasih, bang," ujar Freya setelah memberi uang kepada sopir angkot dengan jumlah yang pas, agar ia gak nunggu kembalian.

"Udah ya Farrel. Bentar lagi sampe kok,"

"Yaudah, hati-hati,"

Sambungan terputus.

Freya langsung berlari kecil masuk ke dalam komplek perumahannya. Freya lupa, ada satu hal belum ia kerjakaan

Tak lama, ia sampai di depan rumahnya. Freya membuka pintu gerbang yang tidak terkunci, lalu melepas sepatunya yang sudah tidak berkaos kaki dan langsung ngacir masuk ke dalam rumah.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," jawab Ibu dan Ayah yang segera berdiri dari duduknya, "tumben banget eskul sampe pulang jam segini?" tanya Ibu.

Freya tidak menjawab, ia hanya menyalimi tangan kedua orang tuanya, lalu segera berlari kecil menaiki tangga menuju kamarnya setelah melihat jam dinding yang telah menunjukkan pukul 17.40.

"Kenapa sih grasak-grusuk gitu?" Tanya Ayah.

"Aku belom solat Ashar."

"TUHKAN, KEBIASAAN DEH KAMU MAHH..."

"LUPA, BU.."

"Lupa, lupa! Solat aja kok lupa!"

**

Tubuh Freya bergoyang-goyang saat ia menjatuhkan tubuhnya di kasur empuk miliknya. Ia mencabut kabel charge dari handphone saat dilihat baterainya sudah penuh.

Freya mengetikkan sesuatu di handphone, ia memiliki satu kejutan untuk Farrel.

Freya Daneswara = Farrel
Freya Daneswara = gue punya cerita.
Freya Daneswara = telpon gue sekarang, gawat darurat padat merayap gak bisa diganggu gugat.
20.29

Freya mengerucutnya bibirnya lucu dan ngedumel sebentar saat Farrel tidak juga membalas pesan linenya. Padahal ia memiliki berita yang pasti Farrel akan senang saat mendengarnya.

Freya beralih untuk memainkan game di handphonenya yang pernah direkomendasikan oleh Farrel.

Freya menggoyang-goyang handphonenya ke kanan dan ke kiri mengikuti permainan. Padahal sebenarnya tidak ada pengaruhnya untuk game tersebut.

Line!

Bunyi line di handphone membuat aktivitas ngegame Freya terganggu, karena saat bunyi otomatis gamenya berhenti sendiri. Freya mendengus kesal, ia menurunkan notifikasi yang ada di layar atas untuk melihat siapa yang mengirim line padanya.

Saat tahu siapa yang mengirin pesan line, Freya segera keluar dari game dan membuka aplikasi line.

Farrel Adibrata = ga mau
Farrel Adibrata = paket gue mau abis
Farrel Adibrata = *mengirim gambar

Freya membesarkan gambar yang Farrel kirim. Bibirnya kekedutan menahan tawa saat melihat bahwa Farrel mengirimkan gambar screenshot tentang paket kuotanya yang hanya tersisa 40MB.

Freya jadi kasian.

Freya Daneswara = ini kode minta dibeliin?
Freya Dabeswara = padahal gue mau cerita

Farrel Adibrata = ketik aja. Cepet cerita.

Freya Daneswara = gamau, kepanjangan. Ngantuk

Farrel Adibrata = FREYA
(read)

Sedangkan di sebrang sana, Farrel mengerucutkan bibirnya kesal saat pesan line nya hanya di baca oleh Freya, padahal Farrel udah setengah hidup penasaran sama apa yang mau Freya ceritain.

Masa iya, Farrel harus nunggu besok.

Sorry aja, Farrel gak suka menunggu, ea.

Farrel dan Freya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang