21. Farrel di Mata Mereka

492 33 0
                                    

Entah bagaimana Kaura menjelaskan kepada teman-temannya tentang hubungan dirinya dengan Farrel, beberapa hari ini meja tempat Kaura dan Jihan seperti di jadikan patokan tempat berkumpul teman-teman cewek di kelasnya.

Sejak ketahuan ia dan Farrel sering berangkat dan pulang sekolah bareng, dan di tambah lagi dengan seringnya Farrel yang menunggunya di depan kelas, ada saja pertanyaan yang di lontarkan oleh teman-temannya tentang apa hubungan mereka. Apakah dengan Kaura bilang bahwa mereka sudah 'pacaran' itu tidak cukup? Kenapa harus nanya berulang kali gitu.

Seolah semuanya ingin dekat dengannya hanya untuk bertanya tentang Farrel. Apa sebegitu diinginkannya Farrel untuk para wanita di sekolah ini?

"Ih, lu mah pada ribet banget," Jihan angkat suara ketika telinganya mungkin sudah sangat terganggu dengan pertanyaan yang tak jauh beda, "udah dibilangin mereka pacaran."

Gita, salah satu dari mereka menatap Jihan sambil menganggat alisnya, "gak suka aja lu, Jigong," ujarnya. Jigong itu pelesetan dari nama Jihan, sudah terkenal seantero kelas ini.

"Terus lo ditembaknya gimana sama Farrel? Pasti romantis banget ya? Aduhh, kenapa gak gue aja sih, Raaaa..." tutur Gita yang membuat Kaura hanya menggeleng heran sambil tersenyum tipis.

"Mau-an banget sih lu, Gitong!" Jawab Jihan dengan nada balas dendam karena ucapan Gita pertama kali, lalu Jihan menarik tangan Kaura untuk berdiri, "udah yuk Ra, ke perpus aja," ajaknya akhirnya yang dituruti oleh Kaura.

**

"Kauraaaaa.... kok bisa sih?" tanya Jihan setelah mereka duduk di karpet bagian pojok perpus, sengaja, biar Jihan bisa tanya apapun ke Kaura tanpa ketahuan penjaga.

"Don't be noisy," balas Kaura yang mengutip kata-kata di kertas print yang ditempel di setiap sudut Perpustakaan.

Kaura pikir Jihan tidak akan bertanya tentang hubungan dirinya dan Farrel, ternyata keponya sama saja. Meski Jihan pintar mengambil situasi yang tidak membuat Kaura merasa tersudutkan seperti di kelas.

Jihan mengerucutkan bibirnya, "lo mah gitu, apa-apa gak mau cerita sama gue, harus gue terus yang nanya dulu sama lo."

Kaura merasa tak enak hati, "gimana ya, gue ngerasa apa yang terjadi sama gue juga gak penting buat orang lain, Han. Jadi, buat apa gue cerita?"

"Tapi ini penting, menyangkut Farrel belahan jiwa gue yang sudah membagi jiwanya buat lo, temen gue sendiri," Jihan mulai alay, lalu ia tertawa sendiri, "lo bisa cerita apa aja ke gue, kita kan sahabat, Ra."

Kaura diam, lalu ia hanya tersenyum tipis karena kata 'sahabat' dari Jihan, "waktu itu gue dikasih bunga, terus di ajak ke pasar malam, di situ dia nyatain perasaan ke gue."

"Serius?" suara Jihan yang sedikit keras membuat Kaura jadi kalang kabut sendiri ketika melihat mata penjaga perpus tertuju ke arah mereka. Jihan yang menyadari itu langsung menaikkan buku yang ia pegang di depan wajahnya, seperti orang membaca, padahal Jihan sedang mendumel karena suaranya yang tak bisa dikondisikan.

"Elo sih, Han," ujar Kaura yang juga menutup wajahnya dengan buku paket Matematika.

"Syok gue, Ra," katanya, "kok lucu sih?"

"Siapa?"

"Farrelnya," suara Jihan berubah menjadi seperti gadis lenje yang sedang berhayal tentang seorang pangeran tampan, "gue cemburu masa."

"Ih, jangan dong," jawab Kaura membujuk. Kaura tak mau di hilang penghianat, apalagi saat Jihan bilang mereka adalah sahabat. Kalau tadi Jihan bilang ia cemburu, tandanya ia juga suka kan sama Farrel?

Farrel dan Freya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang