22. Tatapan.

448 37 3
                                    

Suara ketokan dari luar pintu sepertinya tidak berpengaruh besar untuk tidur nyenyak nya Freya, gadi itu masih terlelap dalam mimpinya. Sampai seorang wanita yang umurnya lebih tua segera membuka pintu dan memasuki kamar Freya yang masih gelap karena lampunya masih dimatikan.

"YaAllah Reyaaa, Ibu kan sering bilang kalau abis Solat itu mukenanya di lipat yang rapi jangan dikuel-kuel aja kaya gini, nanti bau apek," omel Ibu Freya saat lampu kamar sudah dinyalakan dan melihat mukena Freya yang dilipat asal di pojok kasurnya.

"Kayak rajin nyuciin aja!"

Freya hanya menggumam tidak jelas mendengar suara Ibu nya yang sudah seperti nyanyian penghantar tidur di pagi hari.

"Nih juga! Baju udah digosokin bukannya dimasukin lemari," Ibu masih mengomel melihat keadaan kasur putri bungsunya ini.

"Ayo cepetan bangun, jangan tidur lagi. Hari ini Ayah sama Ibu ada kerjaan pagi di kantor, jadi kita berangkat bareng," ucapnya sambil melipat mukena Freya.

"Entar lagi Bu, alarm aku juga belum bunyi, jawabnya dengan mata yang masih terpejam.

"Alarm kamu 10 menit lagi baru bunyi. Cepetan bangun, mandi, Solat Subuh, pake seragamnnya, abis itu turun ke bawah kita sarapan," ucap Ibu sambil menarik paksa selimut yang menutupi tubuh Freya.

Setelah itu Ibu segera keluar dari kamar Freya, sebelum menutup rapat pintunya, Ibu berucap kembali, "jangan sampe Ibu kesini lagi kamu masih tidur ya Re, awas lho!" Peringat Ibu sekali lagi.

Mendengar ucapan Ibunya, Freya segera duduk dari tidur, matanya masih terpejam, rambut hitamnya terurai berantakan. Dengan gontai ia berdiri, mengambil kunciran rambut di atas nakas dan mengikat rambutnya secara asal.

"HOAAAMM.."

Freya melirik handphonenya yang juga ada diatas nakas. Ia mengambil benda tersebut dan menyalakannya. Saat membuka lockscreen, ada pesan yang belum terbacakan. Ada pesan teratas dari Rafael dan bawahnya dari Fernando.

Namun sayangnya, Freya lebih memilih pesan yang ada pada urutan pertama.

Rafael
Kalo mandi jgn lupa sikat gigi, kalo sekolah jgn lupa pake seragam. Good night, see you.

Rafael
Mau dikasih emot apa?

Rafael
Yah, udah tidur.

Kebiasaan Freya yang selalu tak tahan untuk langsung tidur jika kantuknya melanda, tak peduli dengan siapa ia sedang chatan, Freya tidak akan memperdulikannya lagi.

Freya terkekeh setelah membaca pesannya, makin kesini Rafael makin jago mengitik perasaan Freya hanya dengan kalimat recehnya.

Seandainya saja Freya masih bisa tahan dengan kantuknya, pasti ia akan jawab 'emot love juga gapapa,' mungkin begitu, heheh...

Hubungan Rafael dan Freya pun kian semakin dekat, walaupun tak ada status yang menjamin keduanya untuk menjawab pasti dikala ditanya oleh teman-teman. Kalau dibilang deket, ya, deket. Kalau pacaran, mungkin akan, Rafael belum nembak sih.

Freya tak membalas pesan itu, udah basi ah, nanti juga ketemu di sekolah. Ia bergegas mengambil handuk yang dijemur di balkon kamar, lalu masuk ke kamar mandi sebelum Ibu melongok ke kamarnya dan melihat Freya belum apa-apa.

Haduh, bisa d omelin sampai sore nanti, hehe..

Enggak deng.

**
Ayah melajukan mobil keluar rumah setelah semua siap dan tak ada yang ketinggalan.

"Loh, itu Farrel, tadi mah tawarin aja biar berangkat bareng kita."

Mata Freya beralih keluar jendela karena ucapan Ayah barusan, lebih tepatnya ke gerbang tetangga depannya yang terbuka menampakkan lelaki dengan motor merah kesayangannya.

Farrel dan Freya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang