47. Hidup Baru Freya

360 27 8
                                    

Sekarang apa-apa sendiri. Bikin makan sendiri, nyuci sendiri, bangun tidur gak pake omelan Ibu, pokoknya sekarang Freya benar-benar belajar mandiri.

Ternyata ini yang buat Ibu sering marah kalau ngeliat kamar Freya berantakan, capek ngeberesinnya. Ternyata ini alasan kenapa Ibu nangis waktu Freya izin untuk kuliah ke luar negeri, Freya belum benar-benar bisa mandiri, Ibu takut Freya masih tetap kesiangan meski sudah pasang alarm, Ibu takut Freya telat makan meski perutnya sudah berontak meminta isi.

Jauh dari orang tua memang tidak enak.

Freya harus melakukan apa-apa tanpa bisa minta tolong dengan Ibu atau Ayah, seperti ini, melipat baju-bajunya serapih mungkin, seperti yang sering Ibu lakukan.

Sudah setengah jam Freya berkutat untuk membenahi apartemennya yang tidak terlalu besar ini.

"Oh iya!" Ingatan Freya tiba-tiba muncul ketika melihat jeans nya. Kakinya cepat lari ke arah kamar mandk dan merogoh celana jeans kotor yang belum sempat di cuci. Itu celana ketika Freya di bandara untuk pergi ke Melbourne.

Sudah ada seminggu lebih mungkin celana itu menggelantung di sana.

"Untung belum di cuci," kata Freya.

Kertas kecil itu ternyata surat dari Fernando, tak ada yang spesial dari kertas itu, paling Fernand merobek buku campus bagian tengahnya.

Kembali ke tempat semula, Freya duduk bersila dan mulai membuka kertas yang bentuknya sudah benar-benar terlipat.

Hallo, Freya...

Are u okay, now?

Gue harap iya. Gimana suasana Melbourne? Heheh....

Freya, banyak hal yang mau gue bilang sama lo lewat surat ini.

Pertama, maaf buat kejadian yang waktu itu, gua khilaf ngeluarin kalimat yang semestinya gak pantes buat lo. I felt like the craziest man. Pukulan Farrel buat gue sadar siapa sebenernya gue, dan siapa sebenernya lo, kita emang gak bakal bisa bersatu. Cukup tertampar dengan apa yang Farrel bilang.

Kedua, maafin nyokap gue, please? Gue tau sulit, kata-katanya terlalu nyakitin hati lo. But, she is my mom. Jadi, atas nama gue, tolong maafin Mrs. Mori.

Dan yang ketiga, gue pernah suka sama lo Freya, maybe u know it. Tapi itu kemarin, cuma kemarin, bukan sekarang.

Freya, life is a choice. Sama kayak lo yang lebih milih untuk lanjut ke Melbourne, dan gue yang sejarang belajar untuk terima apa yang nyokap mau, walaupun gue pura-pura.

Freya, take care you self. Kembali ke Indonesia dengan selamat.

See u on top, Gingsull!!!

Freya nelihat kertas lusuh itu, ia menidurkan kepalanya pada sofa, menatap ke langit-langit apartemen dan tersenyum kecil, "Fernand, u are the most annoying guy, but i'am so lucky to met you," Freya terkekeh, "dasar pea."

**

Tiga Bulan Kemudian

Melbourne, 8.00PM

Layar Laptop sekarang tepat ada di depan Freya, tangan kanannya menggeser-geser kursor dengan mouse pemberian dari Ayah saat ulang tahunnya dulu. Ia membuka email, tidak ada yang spesial dari kotak masuk, email dari ojek online paling mendominasi.

Namun, email belum terbacakan kedua diatas mengecohkan ketidakpedulian Freya, dilihatnya lagi dan benar saja, Freya tau email itu milik siapa.

Farrel dan Freya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang