30. Kota Tua

437 37 1
                                    

Harap-harap cemas Freya menunggu di kamarnya sendiri, ia duduk bersila di kasur dengan handphone di tangannya yang menunjukkan roomchat ia bersama Rafael. Lima menit yang lalu Rafael mengirimanya pesan bahwa ia sudah ada di deoan rumahnya Freya, mungkin sekarang sedang meminta izin pada Ayah Freya untuk membawa anak gadisnya pergi.

"Aduh, elah, kenapa gue takut banget sih?" resahnya, "padahal cuma mau di ajak main, bukan di lamar," Freya menelungkupkan wajahnya.

Dering pesan masuk berbunyi berderet di handphone Freya, cepat ia membukanya yang ternyata pesan Line dari Geena.

Geena = serius?

Freya = iya, lo tau sendiri ayah gak bakal bolehin gue pergi kalo bukan sama mereka. Kalo ibu sama ayah gak bisa kan harus ada Farrel yang nemenin, dan selalu tuh curut yang dipercaya sama ayah.

Freya menekan tombol kirim. Sepertinya Geena sedikit terkejut ketika Freya menceritakan tentang rencana ia dengan Rafael hari ini namun sulit mendapatkan izin dari Ayahnya.

Geena = hahaha...
Geena = semoga si unyu-unyu lo diizinin sama Om dah yaaa...

Tepat ketika pesan terbaca dan tangan Freya yang berniat untuk membalas, tiba-tiba kamarnya terketuk beberapa kali. Dengan rasa penasaran dan cemas Freya berjalan ke arah pintu, Freya yakin itu Ayah dan ia takut apa yang akan terjadi setelah ini.

Ragu-ragu tangan Freya membuka pintu hingga sebagian tubuhnya keluar, mata Freya menatap Ayah penuh harap.

"Kok belum ganti baju?" Freya mengerutkan dahi bingung atas pertanyaan Ayah barusan, "katanya mau pergi? Rafael udah nunggu."

Sontak mata Freya berbinar senang, "Ayah ngebolehin?" riangnya yang di jawab Ayah dengan senyum hangat.

"Iya," kata Ayah mengelus lembut puncak kepala Freya.

"Makasih, Ayah!"

Freya nenutup pintu. Secepat kilat ia mengambil baju yang memang sudah ia siapkan di lemari lemari lalu memakainya. Semua terlihat biasa dan natural, tak ada make up berlebihan kecuali lipgloss yang selalu Freya pakai. Lalu ia menyemprotkan parfume, rambutnya di biarkan tergerai, namun ia membawa kunciran yang ia simpan di kantong celananya.

Setelah beres ia keluar dari kamar, menemui Rafael di bawah yang sudah menunggunya.

**

Hari ini adalah hari yang akan mengesankan untuk Rafael. Pergi dengan Freya di hari libur, berdua dan bahagia. Planning dirinya yang memang sudah ia inginkan terjadi sejak lama dan akhirnya kesampaian meski butuh waktu yang panjang.

Kota Tua adalah salah satu destinasi pertama yang ada di kepala mereka untuk dikunjungi. Kebetulan Freya belum pernah mengunjungi museum-museum di sana, lain dengan Rafael yang dulu sering sekali ke sini hanya untuk bermain sepeda dengan keluarganya dan membeli kerak telor.

"Rafael, liat deh," suara riang itu menyemangatkan jiwa Rafael ketika ia malah mengingat kenangan lama di tempat ini, "cantik banget Noni Belanda nya."

"Mau foto?" tanya Rafael yang di jawab anggukan oleh Freya. Gadis itu berjalan mendekat oleh objek foto, bersabar untuk menunggu giliran walau beberapa kali ia menengok ke arah Rafael di belakangnya dengan wajah kesal karena banyak sekali yang ingin foto. Rafael hanya terkekeh hingga Freya mendapat giliran dan Rafael mengabadikan moment tersebut dalam kameranya. Senyum Freya merekah, seolah membuktikan betapa senangnya ia hari ini.

Selesai foto mereka berjalan lagi, melihat sekitar yang banyak gedung dan ramai orang. Tak heran juga kalau temapt ini memiliki kemungkan besar banyak jambret atau copet.

Farrel dan Freya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang