25. Tanya tanpa Jawab

425 38 0
                                    

Seharusnya Farrel tidak ada di tempat ini, menunggu ketidakpastian kapan Kaura akan sadar dari pingsannya. Seharusnya Farrel di sekolah, bertemu Freya dan teman-temannya. Dan seharusnya pula Farrel tidak berbohong kepada Mamanya sendiri.

Semalam setelah bersenang-senang dengannya tiba-tiba saja Kaura terlihat pucat pasi, padahal Farrel tidak lupa untuk mengajak Kaura makan di sela waktu. Kaura tidak bilang apapun, yang pasti saat Farrel berniat mengantarkan pacarnya pulang ia merasa ada yang aneh dari genggaman Kaura di perutnya.

Suara lemas dari Kaura pun membuat Farrel mengambil keputusan untuk membawa Kaura ke Rumah Sakit. Masalahnya Kaura masih bersamanya, yang berarti gadis itu masih dalam tanggung jawab dirinya.

Setelah sampai di Rumah Sakit dan turun dari motor. Tak lama dari itu tiba-tiba Kaura pingsan yang membuat Farrel terkejut. Farrel langsung membawa masuk Kaura, memanggil suster agar gadis itu segera ditangani.

Tepat setelah itu handphone Farrel berdering, panggilan masuk dari Freya yang memintanya untuk menjemputnya. Farrel khawatir ketika Freya bilang bahwa ia kesasar, tapi Farrel juga tak mungkin meninggalkan Kaura.

Akhirnya Farrel meminta tolong pada Rafael dengan alasan bahwa dirinya masih punya urusan lain. Farrel gak bohong, menjaga Kaura itu kan, juga urusannya.

"Ra, kamu kapan sadar?" lirihnya menatap wajah pucat Kaura. Lalu matanya beralih pada handphone yg ada di atas nakas. Handphonenya mati total setelah ia menelpon Mamanya, itu alasan mengapa ia tak sempat mengabari Freya.

Mata Farrel beralih melihat jam di dinding. Sekarang sudah pukul 4 sore, hampir seharian Farrel berada di sini. Farrel harus melakukan sesuatu, ia tidak bisa diam saja di sini hanya dengan menunggu Kaura yang belum siuman.

**

Sampailah Farrel di sini, di depan rumah Kaura dengan harapan bahwa ada keluarganya di dalamnya. Setidaknya salah satu keluarga Kaura tau bagaimana keadaan gadis itu sekarang.

"Assalamualaikum," teriak Farrel seraya menekan tombol bel. Beberapa detik kemudian keluar seorang Ibu dengan baju dasternya.

"Iya, ada apa?"

"Saya temannya Kaura, Bu."

Terlihat wajah Ibu itu terkejut, "Mbak Kaura?" tanyanya memastikan, "Mbak Kaura bareng sama Mas? Mbak Kaura gak pulang--"

"Kaura di Rumah Sakit, Bu," potong Farrel cepat.

"Astagfirullah," kagetnya, "kok bisa, Mas?"

Farrel memejamkan matanya sebentar, "Bu, maaf saya baru kasih tau. Saya gak tau kenapa tiba-tiba Kaura pingsan setelah saya ajak dia jalan sama saya."

"Aduh, bibik jadi bingung," keluhnya yang membuat Farrel tau siapa Ibu ini di rumah Kaura, "Mas masuk dulu, Mas."

Farrel mengikuti perintah, kakinya melangkah masuk ke pekarangan rumah Kaura, mata Farrel melihat Ibu di depannya ini merogoh sesuatu di kantong dasternya. Beliau mengambil ponsel yang bertombol 9 angka, mengutak-atiknya lalu tak lama memberikannya kepada Farrel.

"Ini kakaknya Kaura, Mas yang ngomong aja biar lebih jelas," pintanya, kentara sekali mimik cemas di wajah beliau.

"Assalamualaikum, gimana, Bik, Kaura udah pulang?"

"Waalaikumsalam," jawab Farrel, "Maaf kak, ini temannya Kaura."

Di sebrang sana diam sebentar beberapa detik, hanya bunyi suara tak jelas.

"Kak?" panggil Farrel saat tak ada jawaban.

"Ya, Hallo?"

"Loh, kok beda?"

Farrel dan Freya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang