41. Rahasia Baru

365 24 2
                                    

Guk! Guk! Guk!

"Aduh, anjing berisik banget!"

Ceklek.

"Heh, abang ngomong apa?!"

Farrel mengangkat kepalanya setengah sadar ke arah pintu kamar, "hah? Ngomong apa?"

"Itu tadi," kata Mamanya, "udah cepet bangun, udah jam 6."

"Demi apa jam 6?!" Farrel bangun dengan utuh dari tidurnya, segera matanya beralih pada jam dinding, "ish, Mama kenapa gak bangunin Abang."

"Udah Mama bangunin dari tadi, kamu aja gak denger. Besok-besok Pocky suruh gukguk lebih pagi aja, biar kamu juga bangun pagi."

Kemudian pintu tertutup.

"Apaan dah emak gue," dumel Farrel bergegas mengambil handuk.

"Jangan lama-lama, kalau lama gak dapet sarapan."

"Iya, iya."

**

Bisa lolos dari jeratan Pak Timan adalah anugrah terbaik yang Freya dapatkan hari ini, karena pak Timan itu kalau ngehukum anak-anak terlambat, uh, parah!

Freya sedikit mengendap agar tak ketahuan guru lain bahwa dirinya terlambat, karena masih ada tas dipunggungnya, namun suara instrupsi itu mengejutkan Freya, takut-takut gadis itu membalikkan badan untuk melihat suara desisan yang mengejutkannya.

Dan ternyata...

"Ih, Fernan, gua kira siapa," kata Freya lega.

"Abis Rafael, korban selanjutnya Farrel?"

Dahi Freya mengkerut mendengar pertanyaan Fernando, "hah? Apaan?"

"Cepet banget buat lo ngelupain Rafael, Re," katanya, "lo langsung bisa beralih lagi ke Farrel. Jadi, siapa yang sebenernya cuma lo jadiin pelampiasan? Rafael atau Farrel?"

"Apaan sih, lo," Freya tetap menanggapinya dengan sedikit santai.

"Apa sebenernya lo udah tau penyakit Rafael dari dulu? Terus karena lo kasian, jadi lo terima cintanya dia? Terus dia mati, makanya lo gak sedih-sedih amat. Miris."

Tak sabar lagi, Freya mendorong kasar bahu Fernan, "gue gak suka ya, lo ngomong kayak gitu," kata Freya, "lo gak tau apa-apa, Fernan."

"Gue juga gak suka cara lo permainin perasaan cowok, gue tau lo cantik, lo banyak yang mau, tapi--"

Bugh..

Kemudian Freya pergi, namun lengannya berhasil dicekal Fernan, "gue suka sama lo, Re, dari dulu. Bohong kan kalau lo gak tau itu?"

Freya berdecak melepas lengannya yang dipegang Fernan, "gua tau," ujarnya, "tapi sebelum lo nyalahin gue, lo liat dulu gimana sikap Nyokap lo ke gue."

Setelah itu Freya pergi, meninggalkan Fernan yang termenung sendiri, memikirkan kalimat terakhir yang Freya ucapkan.

Sedangkan Freya, langkah kakinya cepat-cepat menyusuri lorong kelas, tak peduli guru akan dengar kemudian ia dihukum atau tidak. Yang penting Freya pengen cepet sampai kelas.

"Weh, Freya, gua kira lo--"

"Berisik!"

"Eh, eh, tunggu," lagi tangan Freya ditahan oleh sesorang, kali ini Farrel yang kebetulan lagi keluar kelas dan ketemu sahabatnya itu.

"Kenapa?"

"Gak!" Freya melepas tangan Farrel dari lengannya, namun lelaki itu malah berhasil lagi menahan Freya.

Farrel dan Freya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang