18. Dedemit

580 33 6
                                    

Terpaksa, pagi ini, Freya harus berangkat bersama Farrel naik motor ninja merahnya. Padahal, Freya masih pingin jauhin Farrel, biar tuh anak tahu rasa.

Emang dia kira enak apa menunggu?

"Aya, udah ngerjain tugas b.ind belom?" tanya Farrel memecahkan keheningan di sela hati Freya yang mendumel.

"Udah."

"Liat, ya?"

"Dih, ogah." tolak Freya.

Wajah Farrel berubah melas, "pelit banget sih, Ay," ujar Farrel yang membuat Freya melihatnya dengan wajah sangar.

"Re maksudnya," ralat Farrel, "gue belum ngerjain nih, nanti gue diomelin Bu Sri, lo tega?"

"Tega banget," Freya berucap tepat di depan wajah Farrel dengan wajah yang bener-bener tega, "lagian, siapa suruh pulang malem-malem, udah tau ada PR."

"Iya, maafin ya, kan udah minta maaf semalem," mohon Farrel.

"Gak mau, ah."

"Kenapa?"

"Lo jelek, kayak monyet."

"Dih, kok ngatain sih?" ujar Farrel, "bodo, gantian gue yang marah."

Freya menautkan alis ke arah Farrel, "ya udah, bodoamat juga," jawab Freya, "siapa coba yang mohon minta dimaafin sampe ketok-ketok pintu segala?" sindirnya.

"Dih, siapa?"

"Elo, lah."

Farrel menatap sinis sahabat perempuan, "ngapain juga gue ngetuk-ngetuk pintu kamar lo, kurang kerjaan amat," sanggahnya.

"Lah, terus siapa yang ngetuk kalo bukan lo?"

Farrel mengubah ekspresinya menjadi horor, "hayoo siapaa..."

"Ih, siapa Farrel?" nada Freya berubah menjadi takut, tangannya mulai menepuk pundak Farrel yang sekarang jalan mendahuluinya.

Farrel berusaha menghindar, ia melajukan langkah kakinya di koridor, "gak tau Freya, hayoloo ngetuknya sampe tiga kali kan? Hih hororrrr..."

Freya mencoba menjajarkan langkahnya dengan langkah cepat Farrel, "tuh kan lo tau kalo ngetuknya sampe tiga kali," rajuk Freya, "pasti lo, kan?"

"Enggak, orang pas lo masuk kamar gue juga masuk kamar."

"Bohong."

"Beneran." Jawab Farrel yang segera berlari menjauh dari Freya. Freya yang tak tinggal diam juga berlari mengejar Farrel.

Suara mereka saling bersautan di lorong kelas, menjadikan mereka pusat perhatian siswa yang sedang berdiri di balkon kelas.

"Rumah Freya angker, hiiiihh sereemmm..." ujar Farrel tetap berlari, "jangan main ke rumah Freya, banyak dedemit."

"Ih, enggak, bohong."

Freya terus berlari mengejar Farrel. Enak aja rumah Freya dibilang angker ada dedemitnya. Freya yakin kok kalau semalem Farrel yang ngetuk pintu kamarnya, Farrel kan dedemit, dede muka amit-amit.

"Farr--Hai Kaura," ucapan Freya terhenti, tangannya yang hampir mengenai tas punggung Farrel akhirnya menjauh lagi dari benda mati itu.

"Mana Kaura?" tanya Farrel yang langsung menengok ke belakang lagi saat mendengar ucapan Freya barusan. Benar saja, Kaura ada di sana.

Tapi kok, Farrel gak liat ya? Ah, nih pasti gara-gara Freya. Emang dasar kutu!

Freya tersenyum ke arah gadis yang di sapanya tadi, "mau ke mana?"

Farrel dan Freya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang