11. Aneh

568 52 32
                                    

Rafael memasukkan mobilnya ke dalam setelah pagar dibuka oleh satpam di rumahnya. Rafael mematikkan mesin mobil dan membuka seatbeltnya.

"Eh, tar dulu."

Rafael menahan lengan Freya yang akan membuka pintu mobil, saat itu juga Rafael segera mencabut kunci lalu membuka pintu mobil untuk ia keluar. Setelah keluar, kaki Rafael berlari cepat ke depan memutari mobil dan berhenti tepat di pintu bagian Freya duduk.

"Silahkan keluar, cantik," ujar Rafael setelah membuka pintunya, senyum mengembang manis di pipinya.

Freya terkekeh pelan. Ia berdiri dan keluar dari dalam mobil dengan keadaan wajah merona, Freya cukup malu dengan perlakuan manis Rafael barusan, belum lagi dengan embel-embel 'cantik' diakhir kalimatnya.

Rafael mengajak Freya untuk masuk ke dalam rumah setelah mereka melepaskan sepatunya.

Rafael mengucapkan salam, namun tidak ada jawaban. Akhirnya, Rafael lebih memilih menuju sofa panjang yang tersedia di ruang tamu, Freya masih mengikuti Rafael dari belakang.

Tak lama, suara kenop pintu terbuka dari arah yang bersebrangan dengan ruang tamu. Rafael dan Freya sama-sama menoleh ke arah sumber suara, di mana seorang wanita paruh baya sedang menutup kembali pintu kamarnya.

"Wa'alaikumsalam," wanita itu tersenyum, kakinya berjalan kearah Freya dan Rafael. Setelah dekat, Freya mengambil tangan wanita itu lalu mencium punggung tangannya, begitupun yang dilakukan Rafael.

"Oma, ini Freya, temen Rafa," ujar Rafael kepada seseorang yang baru Freya kenali sebagai Omanya. Freya tersenyum menanggapi.

"Aku ganti baju dulu ya?" ujar Rafael, "Freya, gue tinggal bentar ya, lo duduk dulu aja."

Freya hanya menganggukkan kepalanya patuh. Dan setelah itu, Rafael berlari menaiki tangga untuk ke kamarnya. Jadi sekarang, Freya hanya tinggal berdua dengan Oma Rafael.

"Ayo, duduk dulu."

Freya menuruti, ia duduk bersebelahan dengan Oma di sofa panjang.

"Udah lama temenan sama Rafa?" Tanya Oma.

Freya tersenyum tipis, "belum sih, Oma. Kita baru kali ini satu kelas."

"Baru kali ini, loh, Rafa bawa cewek kesini."

Freya terkekeh pelan. Oma memperhatikan wajah Freya lekat-lekat yang membuat gadis itu hanya bisa menunduk sembari menggigit bibir bawahnya.

Jadi, Freya ini cewek pertama yang diajak Rafael main ke rumahnya? Ah, Freya jadi malu.

"Kayaknya Oma pernah liat kamu deh."

Lagi-lagi, Freya hanya bisa tersenyum tipis, "Oh, ya? Di mana, Oma?"

"Dimana ya?" Tanya Oma pada diri sendiri, "Oma lupa."

"Oh iya, kamu mau minum apa?"

"E-enggak usah Oma. Aku masih ada air minum kok."

"Gapapa. Oma ke dapur dulu ya, ambil minuman."

Dan Freya hanya bisa menganggukkan kepalanya.

**

"Gimana caranya biar bisa ngerti tulisannya Bu Risma?"

Tiba-tiba pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Rafael. Tangannya masih sibuk menulis dengan tatapan mata yang belum beralih dari buku Freya dan bukunya.

"Ha?"

Sebenarnya, Freya gak mau jawab. Lagian, Rafael gak jelas nanya sama siapa. Tapi, karena di sini cuma ada mereka berdua, jadi, yaudah deh.

Farrel dan Freya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang