15. Adik Kelas.

601 42 16
                                    

Senin.

Adalah hari di mana setelah hari minggu.

Adalah hari yang selalu disalahkan oleh banyak siswa karena mengganggu jadwal bangun siangnya.

Bisa dilihat dari pagar masuk SMA Dirgantara, beberapa anak yang masih jalan sambil menguap dan mengucek-ucek matanya. Salah satu di antara mereka adalah Freya.

Gadis itu berjalan sembari menarik kedua pipinya ke bawah, berjaga agar matanya tidak menutup tiba-tiba. Kan bahaya kalau tidur sambil jalan.

Serius, Freya ngantuk sekali pagi ini. Ini semua karena ia menonton drama Korea yang sudah didownload oleh Farrel sampai jam 1 malam. Bahkan, gadis itu sempat tertidur di dalam mobilnya dan berharap bahwa jalanan macet, agar ia bisa tidur lebih lama.

"Freya."

Suara bass dari arah samping menghentikan langkah Freya, ia menengok dan melihat sang pemanggil yang duduk di bangku panjang. Freya menduduknya bokongnya di samping lelaki itu.

"Napa lo?"

"Ngantuk," jawabnya.

Lelaki di sampingnya tersenyum, mata sipitnya menatap Freya dengan aura bahagia.

Nah, yang ini beda lagi. Kalau ada cemewew di sekolah, pasti hari libur dijadikan hari yang sepi karena tidak bisa bertemu, sedangkan hari-hari biasa sekolah dijadikan hari yang paling di sukai. Bahkan, ada yang setuju jika diadakannya full day school, salah satu alasannya, ya, bisa ketemu cemewew lebih lama.

Ea..

Dan salah satu di antara orang itu adalah Fernando.

"Kasian banget sih," ujarnya, "nungguin chat dari gue ya, sampe tidur kemaleman? Sorry, hape gue lagi diservice."

Freya menengok ke arah Fernand, tatapannya berubah jijik. Sedangkan cowok itu hanya cengengesan tak berdosa.

"Amit-amit deh," ujar Freya

"Re."

Freya menanggapinya dengan gumaman.

"Kemarin, gue liat lo pulang bareng cowok selain Farrel."

Freya mengerutkan alisnya, "kapan?"

"Dua kali dalam seminggu ini."

"Oh, Rafael?"

"Mana gue tau," ujar Fernand cuek.

Freya mendelik, "yaudah sih, gak usah nyolot gitu ngomongnya."

"Lo mau tau gak?"

"Apa?"

"Gue cemburu pas liat lo pulang bareng dia."

"Gue aja yang udah lama suka sama lo gak pernah bisa pulang bareng lo." Lanjut Fernand dalam hati.

Freya berdecak sebal mendengar ucapan Fernand yang menurutnya sudah ngelantur, "apa banget sih lo?"

"Lo cantik banget sih."

"Udah tau, gak usah dijelasin lagi."

Fernand terkekeh.

"Kalo jadi pacar gue, pasti lebih cantik lagi."

Freya membulatkan matanya yang mengantuk, menatap Fernand yang lagi-lagi nyengir padanya.

"ADUH, SAKIT ANJIR!" teriak Fernand saat lengannya dicubit keras oleh kuku panjang milik Freya.

"Gak usah baper gitu kali, gue cuma bercanda."

"Bodo."

Lalu, Freya pergi meninggalkan Fernand yang tersenyum miris menatap punggungnya.

Farrel dan Freya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang