Vote!
***
Pagi sudah menjelang. Aku sekarang sedang sarapan pagi bersama keluarga besarku ini. Aku duduk ditengah-tengah Fida dan Doni.
"Kalo udah ada tantenya, bunda sama ayah dilupain" Ujar teh ody pada dua anaknya ini.
"Kan tante (Namakamu) jarang kesini, bun. Jadi Fida mau sama tante terus" Kata Fida.
Aku hanya tersenyum pada Fida.
"Udah lanjut aja makannya yaa sayang" Ucapku pada Fida.
"Iya tante" Jawabnya.
"Kamu kayanya udah siap banget buat punya anak, kak. Kapan nih?" Tanya bunda.
"Hehe" Aku hanya cengengesan.
"Buruan kali buat. Kaga usah ditunda-tunda" Kata bang Dito.
"Siapa yang nunda? Kalo sama Allah dikasih, gue mah ga nolak" Ujarku.
"Yaudah, kapan?" Tanya abang.
Aku melihat kearah kak Iqbaal. Kak Iqbaal menatapku juga.
"Kapan aja kalo Allah ngasih" Jawabku.
"Doain aja, bang" Ucap kak Iqbaal.
Aku meneruskan makanku.
***
Kini aku berada di ruang tamu, sedang bermain bersama kedua ponakanku ini.
"Tante, tante pernah ke Bandung nggak?" Tanya Fida.
"Pernah. Kenapa sayang?" Jawab dan tanyaku.
"Fida waktu pernah. Disana seru tante. Fida pengen kesana lagi" Ujar Fida.
"Doni juga Doni juga!" Pekik si kecil Doni.
"Doni sama Fida pengen kesana lagi?" Tanyaku.
"Iya tante" Jawab Fida dan Doni bersamaan.
"Bilang ke bunda sama ayah sana. Nanti kita ke Bandung bareng-bareng" Ucapku.
"Engga ah, tan. Nanti bunda bilang gini 'Kita ke Bandung nya nanti pas lebaran aja sayang. Kalo engga pas akhir tahun nanti. Kita harus tunggu liburan panjang yang pas, karena kalo ke Bandung itu gabisa sebentar' gitu katanya" Ujar Fida dengan menirukan logat teh Ody.
Aku tertawa melihat Fida berbicara seperti itu.
"Om Ibbal mana tante?" Tanya Doni.
"Om siapa?" Tanyaku.
"Om Ibbal" Jawabnya.
"Om Iqbaal, le. Bukan om Ibbal. Ale mah ga bisa-bisa ngomong" Kata Fida.
"Sama aja, teh" Ujar Doni.
Melihat mereka, aku jadi seperti melihat Kak Iqbaal dan Teh Ody. Tingkah mereka sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband IDR
Fanfiction[SELESAI] Sequel FanFic (:Fans:)!! Idolaku adalah suamiku sekarang. Iqbaal dhiafakhri yang dulunya adalah idolaku, yang menurutku jika menjadi istrinya adalah sebuah kemustahilan, ternyata menjadi sebuah kenyataan. Tak ada salahnya jika kita berhara...