12.Ish!

6.3K 525 30
                                    

Vote!

***

"Yaudah, masuk dulu vi" Ajak kak iqbaal pada perempuan ini.

Vivi pun masuk kedalam rumah dan duduk di sofa. Aku melihat kearah kak iqbaal, kak iqbaal menatapku dan menganggukkan kepalanya.

Aku dan kak iqbaal menghampiri vivi.

"Mau minum apa?" Tanyaku pada vivi.

"Gausah repot-repot" Jawabnya.

Ish! Lama-lama nyebelin nih si orang!

"Kamu ngapain kesini?" Tanya kak iqbaal.

"Saya mau bicarain soal proyek baru pak" Ujarnya.

"Saya lagi gamau bicarain proyek sekarang" Kata kak iqbaal.

"Tapi bapak harus ke kantor pak. Kalo misalnya proyek ini di dapat sama kita, maka kita akan mendapat keuntungan yang besar" Ucapnya.

"Vivi, hari ini saya baru resmi berpindah kerumah baru saya ini bersama istri saya. Dan saya ingin menikmatinya" Tegas kak iqbaal.

"Tapi pak sa--"

"Saya tidak mau. Saya. Akan. Mulai. Bekerja. Besok!" Tegas kak iqbaal sekali lagi dengan menekan setiap katanya.

Vivi menatap kearahku dengan tatapan sinis. Aku membalas tatapannya sambil tersenyum.

"Baiklah, pak. Saya. Akan. Pergi" Ucap Vivi dengan menekan setiap katanya.

Songong banget sih! Berani banget ke atasan kaya gitu_-

"Silahkan" Kata kak iqbaal sambil tangannya menunjukkan kearah pintu rumah.

Lalu sekertaris itu bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan rumah kami.

Saat Vivi sudah benar-benar pergi, aku menutup pintu rumah. Lalu aku menghampiri kak iqbaal.

"Itu sekertaris baru kamu?" Tanyaku pada kak iqbaal.

"Iya. Maklumin aja. Kita sabar aja nanganin dia" Jawabnya.

"Kamu ga risih? Kalo dia kerja sama kamu, apalagi jadi sekertaris kamu, itu artinya dia bakal ketemu kamu setiap hari" Ujarku.

"Terus kenapa kalo dia tiap hari sama aku? Kamu cemburu???" Tanya kak iqbaal dengan nada meledek sambil menyenggol badanku dengan badannya.

"Enggak" Ketusku.

Aku pun masuk kedalam kamar. Meninggalkan kak iqbaal sendiri di ruang tamu.

***

Aku dan kak iqbaal sedang berada di halaman belakang rumah kami. Kami sedang duduk di kursi. Disini sangat sejuk dan tenang.

Tapi jujur, perasaan ku tak setenang keadaan ini. Aku masih terus memikirkan si sekertaris baru kak iqbaal itu. Aku bisa melihat dari matanya, jika dia menyukai kak iqbaal. Apa dia akan merebut kak iqbaal dariku?:'

"Kamu kok diem aja?" Tanya kak iqbaal padaku.

Aku tersadar dari lamunanku.

"Hah? E-engga e-engga gapapa kok" Jawabku dengan terbata-bata.

My Husband IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang