24.Nama☀

6.2K 502 23
                                    

Vote!

***

Hari ini, tepat empat bulan kandunganku ini. Dan menurut agama, di saat empat bulan ini lah janinku mulai ditulis takdirnya oleh Allah SWT.

Aku mengelus perutku pelan. Dan kemungkinan besar, janinku sudah bisa mendengar apa yang aku bicarakan sekarang.

"Assalamualaikum anak bunda. Empat bulan yaa, nak. Masih ada lima bulan lagi buat kamu lahir ke dunia ini. Kamu tau nak, Ayah kamu sekarang lagi kerja buat Bunda dan juga kamu. Dia itu sayang banget sama kamu. Bunda tunggu di dunia lima bulan lagi yaa anak Bunda" Ujarku pada perutku.

"Assalamualaikum, Bunda" Salam seseorang dari luar.

"Waalaikumsalam, Ayah" Jawabku dari dalam kamar.

Itu pasti kak Iqbaal yang baru saja pulang dari kantornya. Aku beranjak dari kasur, lalu aku berjalan menuju ruang keluarga.

"Ayah" Panggilku pada kak Iqbaal.

"Eh, bun. Kok keluar?" Tanya kak Iqbaal padaku.

Aku duduk di sebelah kak Iqbaal.

"Emang kenapa kalo bunda keluar?" Tanyaku pada kak Iqbaal.

"Yaa gapapa, sih. Tapi kan sekarang udah tambah besar tuh dede bayinya. Harus bener-bener hati-hati dong" Ujarnya.

"Perhatian banget sih" Ledekku sambil mencubit pipi kak Iqbaal.

"Iya dong" Jawabnya sambil memelukku.

"Makan yuk" Ajakku pada kak Iqbaal.

"Ayuk. Pasti dede nya udah laper" Sahut kak Iqbaal sambil mengelus perutku.

Aku dan kak Iqbaal pun berjalan menuju meja makan.

***

Malam sudah menjelang. Aku dan kak Iqbaal baru saja selesai shalat isya'.

"Bun, waktu itu kamu bilang kan kalo ngasih namanya pas udah umur empat bulan. Sekarang kan udah empat bulan. Buat nama yuk" Ujar kak Iqbaal.

"Semangat banget kayaknya kalo suruh buat nama. Emang kenapa sih buru-buru banget?" Tanyaku.

"Harus dong. Biar nanti kitanya ga repot waktu bunda sama ayah nanya ke kita tentang nama anak" Jelasnya.

"Oke. Ayuk ke teras atas. Kita buat disana. Biar nanti ada inspirasi dikit gitu. Kan kita bisa liat langit" Kataku.

"Oke. Ayuk" Jawab kak Iqbaal.

Aku dan kak Iqbaal pun berjalan menuju teras rumah yang berada dilantai tiga. Aku duduk di kursi kayu yang ada disana. Sedangkan kak Iqbaal duduk di depanku.

Bagus banget langitnya.

"Kalo namanya Edgar gimana?" Tanya kak Iqbaal padaku.

"Cowok?" Tanyaku balik.

"Iya" Jawabnya.

"Ladies first dong. Nama cewek duluan yang harus di siapin" Ujarku.

"Yaudah yaudah. Namanya siapa yaa" Pikir kak Iqbaal.

"Kalo buat aku sih, namanya Intan aja. Soalnya kan Intan itu bersinar kaya bintang-bintang yang ada di langit sekarang" Saranku.

"Intan? Jangan ah. Yang lain aja, sayang" Ucapnya.

"Terus apa? Iq(Nam) ga mungkin kan" Kataku.

"Iya juga sih. Yaudah lah Intan aja. Terus nama lengkapnya?" Tanya kak Iqbaal.

My Husband IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang