Vote!
***
"Saya yang kurang ajar?! Kamu yang kurang ajar! Saya tau kalo kamu ada niat buat ngambil suami saya dari saya!" Teriakku balik.
"Saya memang suka sama pak Iqbaal!" Pekik Vivi padaku dan kak Iqbaal.
Aku dan kak Iqbaal sama-sama terkejut.
"Vivi! Saya kira dugaan istri saya salah terhadap kamu! Saya kira istri saya hanya emosi kepada kamu! Ternyata istri saya benar! Kamu memang ada rasa kepada saya!" Ujar kak Iqbaal pada Vivi dengan nada marah.
"Ya! Istri bapak benar! Saya memang menyukai bapak! Bahkan sebelum bapak mengenal saya! Saya adalah adik kelas bapak di SMA GIS. Saya selalu memperhatikan bapak! Dan saat saya mendengar kabar bahwa bapak membuka lowongan untuk seorang sekertaris pribadi, saya langsung berhenti di pekerjaan saya sebelumnya. Dan saya langsung mendaftar menjadi sekertaris bapak! Dari situ saya mulai memimpikan bapak menjadi milik saya! Dan istri bapak benar, saat saya memeluk bapak, saya tidak sontak. Saya sengaja! Sangat sengaja" Jelas Vivi.
"Tuh kan! Apa aku bilang, kak! Dia itu suka sama kakak! Kakak sih ga pernah percaya! Sekarang liat! Dia dengan sadar bilang bahwa dia memimpikan kamu untuk jadi miliknya! Itu artinya dia ada rencana menghancurkan rumah tangga kita! Dia munafik! Dia jahat! Dia licik!" Teriakku pada kak Iqbaal dengan tujuan menyindiri Vivi.
"Ya! Saya licik! Saya jahat! Saya begitu karena saya sangat tergila-gila dengan seorang Iqbaal Dhiafakhri!"
"Kamu salah dengan begitu! Kalau kamu memang menyukai saya, seharusnya kamu membiarkan saya untuk bahagia dengan pasangan saya! Bisa dibilang kamu adalah penggemar rahasia saya! Itu artinya kamu seharusnya bahagia disaat saya bahagia! Bukannya kamu membuat saya jauh dari kebahagiaan saya!" Teriak kak Iqbaal kepada Vivi.
"Apa seorang penggemar berhak mengatur kehidupan idolanya? Apa penggemar berhak mencampuri urusan pribadi idolanya?! Enggak! Seorang penggemar tetaplah penggemar! Kamu berhak cemburu! Berhak marah kepada saya! Tapi cara penyampaian kamu salah! Seharusnya kamu belajar bahagia disaat idolamu bahagia! Bukan malah kamu membuat idolamu sedih! Saya juga pernah berada di posisimu! Berada di posisi, dimana saya bukanlah siapa-siapa idola saya! Idola saya tidak tau siapa saya! Tapi saya berusaha untuk bahagia disaat idola saya bahagia! Apa idola kita tau kalo kita lagi marah, cemburu, dan lain sebagainya ke dia?! Enggak! Kita cuma fans yang bahkan idola kita gatau gimana wajah kita! Tugas seorang fans adalah mendukung, bukan mencampuri urusan pribadi idolanya!" Jelasku pada Vivi.
Dari sini amarahku mulai berkurang kepada Vivi. Dia adalah seorang fans dari kak Iqbaal. Dan harusnya aku menghargainya. Tapi cara dia salah dengan ingin mendapatkan suami orang.
"Kalo kamu memang mau dekat dengan saya, seharusnya kamu bilang ke saya. Dekat bukan berarti memiliki. Kamu bisa dekat dengan saya, sebagai teman. Seharusnya kamu mensyukuri posisi kamu sebagai sekertaris saya, bukankah kamu sudah bisa sangat dekat dengan saya? Seharusnya kamu tidak menyalah gunakan jabatan kamu" Ujar kak Iqbaal.
"Tapi dengan menjadi sekertaris, tidak membuat saya puas! Saya ingin lebih dari itu. Lebih dari seorang sekretaris. Apa saya salah dengan berharap lebih?" Ucap Vivi.
Amarahku mulai naik kembali.
"Salah! Salah besar! Dengan kamu berharap ingin memiliki suami saya, itu artinya kamu ada niat untuk menghancurkan rumah tangga saya! Kamu wanita, kan?! Kamu punya perasaan, kan?! Seharusnya kamu tau, gimana rasanya ketika orang yang kamu cinta mau diambil oleh orang lain. SoniQ lain banyak, bukan kamu aja. Tapi mereka semua hanya sebatas mencintai suami saya dan mereka mendukung pernikahan kami! Harusnya kamu belajar dari mereka semua!" Ujarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband IDR
Fanfiction[SELESAI] Sequel FanFic (:Fans:)!! Idolaku adalah suamiku sekarang. Iqbaal dhiafakhri yang dulunya adalah idolaku, yang menurutku jika menjadi istrinya adalah sebuah kemustahilan, ternyata menjadi sebuah kenyataan. Tak ada salahnya jika kita berhara...