Sejak kecil Jihoon selalu mendapatkan yang dia inginkan, tak ada kata tidak untuknya, jika dia menginginkan maka semua akan menjadi miliknya.
Jihoon kecil dengan segala kasih sayang Ayahnya, memanjakan Jihoon hingga anak itu tumbuh menjadi anak lelaki arogant dan sombong.
Jihoon masuk ke dalam deretan anak nakal saat masih di elementary school, menindas dan membully Jihoonlah ahlinya, dia bahkan membuat seorang siswa harus pindah sekolah saat itu.
Saat ini Jihoon sedang menempuh pendidikannya di Produce101 boys High School, sekolah khusus lelaki yang berisikan anak orang kaya dan berpengaruh.
Jihoon bersama ke empat temannya adalah pembuat onar di sana, sekalipun begitu nilai akademik mereka tidak bisa di ragukan, meskipun nakal nilai mereka di atas standar.
Seorang siswa berkacamata bulat dengan tumpukan buku di tangannya berjalan dengan sedikit terburu-buru menuju kelasnya, sebentar lagi jam pelajaran pertama akan di mulai, itu sebabnya dia terburu-buru hingga tak menyadari di depannya ancaman sedang mengintai.
Jihoon tersenyum manis yang artinya otaknya sedang merencanakan kejailan untuk memulai paginya.
Siswa berkacamata bulat tadi melewati komplotan Jihoon yang sedang berada di koridor yang telah sepi, mulut Jihoon yang sedang mengunyah permen karet melebarkan senyumannya.
BRUGH
"HAHAHAHAHAHAHA!" tawa ke lima berandalan itu seketika pecah.
Siswa berkacamata tadi tersungkur hingga bukunya jatuh berhamburan, kacamatanya bahkan ikut terlepas, sedangkan si pelaku yang menjegal kaki siswa itu hanya memasang ekspresi bersalah yang di buat-buat.
Jihoon berdiri di hadapan siswa berkacamata itu.
"Maafkan aku hm. Aku tidak punya empat mata seperti mu, harusnya kau bisa melihat kaki ku ini, karena kecerobohanmu kau jadi jatuh begitu." ujar Jihoon dengan nada bersalah yang di buat-buat lalu ikut tertawa bersama ke empat temannya, mereka langsung melewati siswa yang masih tersungkur tadi, tanpa ada niat membantu sama sekali bahkan Jihoon dengan sengaja menginjak kacamata siswa itu hingga pecah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Di sebuah mansion mewah di kota Seoul, di salah satu ruangan mansion itu terlihat tiga orang lelaki dengan kesibukan mereka masing-masing, satu yang berambut pink sibuk bermain di meja biliard, matanya fokus pada bola putih di atas meja biliard, tubuhnya membungkuk lalu sedikit condong memasang posisi siap untuk menyodok bola putih itu. Dan saat bola putih yang dia sodok menggelinding dengan cepat membentur bola hijau di depannya lalu bola hijau itu menggelinding hingga masuk kedalam lubang di meja biliard mengundang senyum tampan dari lelaki berambut pink itu.
Dan yang kedua terlihat seorang lelaki tinggi berkulit putih sibuk dengan senapan tiruan di tanggannya, matanya di tutupi oleh kacamata 4D transparan berwarna orange dan telinganya di tutupi oleh Headphone berwarna hitam. Pandangannya fokus pada layar TV LED di hadapannya yang sedang menampilkan gambar visual 4D, dengan lincah lelaki itu menembaki satu persatu musuhnya tanpa meleset, senyum tampan terukir di bibirnya saat berhasil meraih skor tinggi.
Sedangkan yang terakhir terlihat santai duduk di sebuah sofa panjang, wajah tampannya yang terkesan datar dan dingin sedang menikmati sebuah novel fantasy di tangannya, sesekali tangannya bergerak hanya untuk memindahkan halaman demi halaman novel.
"Daniel hyung kau punya makanan?" lelaki tinggi itu melepas kacamata 4Dnya lalu mendekati lelaki berambut Pink yang masih asik dengan permainannya.
"Kau bisa memintanya pada pelayan, Guanlin. Pesankan aku lasagna." ujar Daniel lelaki berambut pink tadi mengalihkan sedikit pandangannya pada Guanlin lalu kembali fokus pada permainannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL
FanficTentang sebuah kisah sepasang remaja biasa yang terlibat sebuah kisah yang telah di buat secara apik oleh Tuhan. Bagaimna mereka menjalaninya? 17-06-18 #Rank 1 In Winkdeep 2019/06/01 #Rank 1 In DeepWink 2020/06/03 #Rank 1 in DeepWink 2020/06/27