"Ayah, kenapa ayah membawaku pergi jauh dari Rin!" Len memprotes saat di dalan kereta kuda, matanya berkaca-kaca mengetahui bahwa dia dipisahkan dari Rin.
"Kau tidak bisa bersama dengan Rin lagi, keadaan sekarang sudah berbeda! Ayah dan ibu telah berpisah, kau harus ikut bersama ayah. Ayah akan mendaftarkanmu ke akademi di mana para rakyat dilatih untuk menjadi pelayan istana! Setelah kau lulus, kau akan bisa bertemu Rin lagi," ucapnya.
"Tapi, berada jauh dari Rin..." mata Len menatap keluar jendela kereta kuda, tumpah sudah air matanya.
"Maafkan ayah, gara-gara ini kau harus berpisah dengan saudaramu," ucapnya.
Len pun menunduk sambil menggenggam erat celananya, berharap air matanya tak tumpah lagi. Tapi sekuat apa pun dia menahan, air matanya jauh lebih kuat untuk keluar.
****
Len dan ayahnya sampai di depan pintu gerbang akademi. Mereka memasuki akademi itu dan menyelesaikan pendaftaran.
Di saat yang sama, mereka bertemu dengan seorang minister dari kerajaan mereka, ah bukan, dari kerajaan yang pernah mereka tempati, kerjaan Evilania.
"Oh hei!" Sapa minister itu saat melihat Len dan ayahnya.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya ayah Len.
"Tentu saja aku baik. Apakah ini Len? Dia akan belajar di sini? Kebetulan sekali! Aku akan mengajar di sini selama beberapa tahun kedepan." Minister menatap ke arah Len.
"Benarkah? Kalau begitu bagus. Aku bisa menitipkan Len kepadamu. Len, ini Minister, kau pasti ingat dengannya," jelas ayah Len.
"He-hei, aku Len." Len menyembulkan keluar kepalanya dari belakang tubuh sang ayah.
"Len, aku Minister, kita pernah bertemu beberapa kali, dulu. Aku yang akan melatihmu selama kau berada di akademi ini," ucap minister.
"Ayaaah!!!" Seorang gadis berambut merah berteriak memanggil ayahnya. Saat tahu ayahnya sedang berbicara dengan seseorang, dia pun segera bersembunyi di balik tubuh ayahnya.
"Ah, ini putriku Meiko," ucap minister memperkenalkan putrinya.
Len keluar dari belakang tubuh ayahnya dan menghampiri Meiko yang terlihat gugup.
"Aku Len, ayo berteman!"Len mengajak Meiko bersalaman.
"A-aku, Meiko." Meiko menyambut Len uluran tangan Len.
"Tampaknya mereka akan akrab. Aku titip anakku ya, aku pergi dulu!" ayah Len meninggalkan mereka.
"Nah Len. Mari, aku tunjukan kamarmu...," ucap minister.
"Baik, Minister," ucap Len mengikuti langkah minister diikuti Meiko.
Beberapa tahun kemudian...
"Hei Meiko!" Panggil Len.
"Ada apa?" Meiko menoleh ke arah Len.
"Berapa ukuran dadamu?" Tanya Len, dengan muka serius.
"A-apa?! Bodoh!" Ucap Meiko memukul kepala Len dan segera melindungi dadanya dengan muka yang memerah.
"Bercanda, bercanda kok ... jangan memukulku seperti itu." Len mengelus kepalanya yang kena pukul.
"Bercandamu itu kerterlaluan bodoh!"
"Baiklah-baiklah, maafkan aku," ucap Len.
"Hei Len...," panggil Meiko.
"Hm??" Sahut Len.
"Kudengar kau masuk akademi ini karena ingin bertemu kembali dengan kembaranmu?" Tanya Meiko.
"Ya begitulah," jawab Len apa adanya.
"Memangnya wajah kembaranmu itu seperti apa?" Tanya Meiko.
"Kau mau tahu?" Tanya Len yang diangguki spontan oleh Meiko.
"Seperti ini." Len melepas ikatan di rambutnya dan membiarkan rambutnya tergerai.
"A-apa?!" Meiko terkejut bukan main, "kau mirip sekali dengan...."
"Sang putri, iya kan?" potong Len. Len pun kembali mengikat satu rambutnya ke belakang.
"Iya! Kau mirip sekali dengan sang putri! Apakah sang putri adalah kembaranmu?!" Meiko menatap Len terkejut.
Len pun mengangguk, menatap Meiko yang masih balik menatapnya terkejut.
"Tapi kenapa kau sampai berpisah dengannya? Dan kenapa kau malah berada di akademi ini?" Meiko Mengerutkan dahi bingung.
Len membuang mukanya, tampaknya ia tak ingin masalah itu diungkit kembali. "Ceritanya, panjang."
Meiko yang memang peka atau apa, langsung mengetahui hal itu. Lantah ia langsung mengalihkan pembicaraan.
"Bagaimana pelatihan tadi? Sulit, tidak?" Tanya Meiko.
"Tidak juga, biasa saja," ucap Len.
"Yah ... bagimu sih mudah mudah saja! Kau 'kan, sudah pro " Meiko menunju pelan pundak Len.
Mereka berdua pun tertawa bersama setelah ini.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Evil
FanfictionDulu, aku pangeran dan kau putrinya. Sekarang, kau Ratunya dan aku pelayanmu. Dan aku ... bersedia mengorbankan apa pun demi sang ratu. Start = 8 November 2017 End = 19 Mei 2019 Copyright ©2017 by QuinnXena