Rin dan Len kembali ke kamar mereka masing-masing setelah seharian penuh berdiri di ruangan minister.
‘Cih, merepotkan sekali! Kalau sudah tewas ya tewas saja!’ Batin Rin menggerutu.
Rin segera menutup pintu kamarnya dan mengambil piyamanya yang berada di lemarinya. Ia pun mengganti gaunnya yang tadi dengan piyamanya.
Ah, di mana-mana, piyama adalah pakaian terbaik! Jika boleh, Rin akan terus mengenakan piyamanya. Tetapi sebagai ratu, dia harus memakai gaun yang sering membuatnya tersandung itu! Menyebalkan...
Rin pun menaiki tempat tidurnya dan segera menarik selimutnya. Berharap dia akan segera tertidur dan bermimpi pangeran Kaito si pujaan hatinya...
****
"Len, Leeeeen!!" Rin berteriak, menghampiri Len yang sedang membaca bukunya.
Mereka berdua tengah berada di taman istana, tempat terbaik yang pernah ada!
"Ada apa Rin?" Sahut Len mengalihkan pandangannya dari buku yang dibacanya.
"Aku ingin kuda berwarna putih!"
"Bukankah kau sudah mempunyai kuda?" Tanya Len mengerutkan keningnya heran.
"Iya, tapi kuda itu berwarna hitam! Aku tidak menyukainya! Belikan aku kuda berwarna putih Leeen!!!" ucap Rin mengguncang-guncangkan tubuh Len.
"Baiklah, baiklah." Len mengelus pucuk kepala Rin. Mana bisa ia menolak permintaan Rin.
"Cepat belikaaaan!" Ucap Rin merengek, mengabaikan fakta bahwa Rin adalah seorang ratu.
"Iya Rin iya... aku akan menyuruh seseorang membelikan kuda yang kau mau," ucap Len.
"Tidak mau!" Ucap Rin mengembungkan pipinya.
"Eh?" Len berkedip dua kali, memiringkan kepalaya bingung.
"Aku mau jika aku sendiri yang memilihnya! Len, antarkan aku ke tempat penjualan kuda!" Ucap Rin.
"Kenapa kau tidak langsung bilang saja jika kau ingin membeli kuda itu sendiri," ucap Len datar.
Rin yang dipandang pun hanya menyengir saja.
"Baiklah, ayo kita kesana," ucap Len bangkit dari tempat duduknya.
Ia dan Rin pun keluar dari taman dan segera berangkat ke tempat penjualan kuda.
*****
"Ano, hei!" Panggil Rin kepada si penjual kuda.
"Ada apa, yang mulia?" Penjual itu langsung menghampiri Rin.
"Aku ingin kuda ini!" Ucap Rin menunjuk kuda yang ada di hadapannya.
"Kuda yang ini?" Tanya penjual.
"Ya!" Ucap Rin.
"Baiklah, yang mulia," ucap penjual kuda.
Si penjual pun langsung mengeluarkan kuda itu dan memberikan tali yang mengikat kuda itu ke Len.
"Ah, terima kasih," ucap Len.
Len pun membayar harga kuda itu dan membawa kuda itu ke kereta kuda diikuti oleh Rin yang berjalan dengan anggun.
'Kan, tidak lucu jika dirinya kembali tersendung gaun di tempat yang ramai!
Rin pun menaiki kereta kuda itu setelah dipersilahkan masuk oleh Len.
Kereta kuda itu berjalan setelah Rin dan Len memasuki kereta itu.
****
"Mulai sekarang, kau akan menjadi peliharaanku yang kedua! Kuberi kau nama Josefine," ucap Rin mengelus kepala kuda yang baru saja ia beli.
"Peliharaan kedua?" Tanya Len memiringkan kepalanya bingung.
"Iya! Aku juga mempunyai burung yang kupelihara di dalam kamarku. Masa kau tidak menyadarinya, padahal kau 'kan sering masuk ke dalam kamarku," ucap Rin.
"Maafkan saya, saya terlalu fokus dengan permintaan yang mulia sehingga tidak memperhatikannya," ucap Len menggunakan bahasa formal, mengingat ada beberapa pelayan lain yang berada disini.
Rin meringis pelan, "Permintaanku terlalu banyak ya?"
"Apa? Tidak kok. Itu adalah hak yang mulia untuk meminta. Dan sudah kewajiban saya untuk mewujudkannya," ucap Len tersenyum.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Evil
FanfictionDulu, aku pangeran dan kau putrinya. Sekarang, kau Ratunya dan aku pelayanmu. Dan aku ... bersedia mengorbankan apa pun demi sang ratu. Start = 8 November 2017 End = 19 Mei 2019 Copyright ©2017 by QuinnXena